tiga puluh

3.5K 179 15
                                    


"Yeah masuk!!" teriak Tristan saat berhasil mencetak poin.

Kini Dion, Tristan, Sean, Sehan, Arsen, dan Aldi tengah bermain bola basket di halaman mansion milik Gerald. Ya! seminggu sudah berlalu dan kini keluarga Atmadja tengah berkumpul bersama-sama.

Selain Dion dkk yang sedang bermain basket, ada Edgar dan Gerald yang memantau mereka dari kursi di halaman depan. Mereka duduk dengan Edgar yang membaca koran dan Gerald yang asik mengamati permainan anak-anaknya.

"Tidak menyangka pemandangan seperti ini akan terjadi" ucap Gerald sambil menyesap kopi buatan sang istri.

Edgar yang mendengarnya pun mengalihkan perhatian dari kertas ditangannya ke orang-orang yang tengah bermain basket.

"Syukurlah Dion mau memaafkan kalian. Jika tidak maka kau akan menyesal seumur hidupmu Edgar" ujar Gerald terkekeh pelan mengingat sikap bodoh sang adik.

"Aku tau dulu aku sangat bodoh jadi diam lah" ucap Edgar dengan wajah yang ditekuk membuat Gerald tertawa puas.

"Masih untung Dion tidak memilih untuk pergi dan meninggalkanmu sebelum kau meminta maaf padanya" ucap Gerald membuat Edgar hanya bisa mengangguk menyetujuinya.

"SEMUANYA AYO MAKAN SIANG DULU" teriak Rena dari dalam mansion membuat Dion dkk serta Edgar dan Gerald segera menghentikan kegiatannya dan pergi menghampiri Rena di dalam mansion.

"Dion makan yang banyak ya" ucap Rena sambil mengambilkan banyak lauk pauk untuk Dion. Dan Dion hanya pasrah menerima pemberian sang Bunda.

"Bunda~ itu gimana Dion ngabisin nya" ujar Sehan yang jengah melihat kelakuan Bundanya yang sangat memanjakan Dion.

"Iya bun kalo Dion kekenyangan gimana? nanti sakit perutnya" tambah Arsen membuat Rena meliriknya dan memasang wajah masam.

Bukan! Bukan iri. Hanya saja Arsen dan Sehan merasa kasihan pada Dion yang harus menghabiskan makanan sepiring penuh bahkan terlihat sedikit menggunung karena banyaknya lauk diatasnya.

"Udah gapapa biar Dion kenyang, nanti kalo gak habis juga gapapa" balas Rena yang hanya diiyakan pasrah oleh orang-orang di sana.

Dion yang melihat wajah pasrah Sehan dan Arsen pun terkekeh pelan membuat semua atensi beralih padanya. Namun Dion abaikan dan memilih untuk mulai memakan makanan saat mendengar Gerald sudah memberi izin.
.

.

.

.

.

Kini Keluarga Atmadja tengah menghabiskan waktu sore mereka dengan memandangi indahnya sunset di samping mansion.

Mereka mengadakan piknik dadakan pada sore itu. Semuanya menyambut dengan antusias meski dengan persiapan yang seadanya.

Dion, Sehan, dan Tristan sekarang sedang menikmati indahnya matahari tenggelam dengan sandwich buatan Rena ditangan mereka.

Edgar dan Gerald lebih memilih bermain catur dengan Arsen, Sean dan Aldi yang memperhatikan di samping mereka.

Mereka semua duduk lesehan di karpet yang tadi sudah disiapkan oleh pada pelayan.

Bunda Rena kembali dari dapur dengan nampan ditangan. Nampan itu berisi gelas yang sudah terisi kopi, teh, dan susu.

Pertama Rena mendekat kearah suaminya yang sedang serius bermain catur. Di situ ia memberikan kopi untuk Gerald, Edgar, Arsen, dan Sean sementara teh untuk Aldi.

Selanjutnya ia berjalan menuju Dion, Sehan, dan Tristan yang sedang asik mengobrol. Rena memberikan teh untuk Sehan kemudian susu untuk Dion dan Tristan.

DION [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang