dua puluh sembilan

3.2K 176 11
                                    


Terlihat seorang laki-laki tengah berkomunikasi melalui benda persegi pipih ditangannya. Raut wajahnya datar saat mendengar informasi dari seberang, beberapa detik kemudian ia menyeringai.

".........................................."

"Oke, lanjutkan kembali tugasmu"

'Tutt'

"dia sudah gila rupanya" batin laki-laki itu dengan tatapan datarnya.

.

.

.

.

Dua bulan sudah terlewati dan dari beberapa hari yang lalu Dion terus disibukkan dengan kertas-kertas ujian yang memusingkan. Ditambah drama dari Sera yang membuatnya ingin sekali mencekik gadis itu.

"Bang Dion marah sama Sera? tapi Sera kan gak sengaja"

"hiks hiks Bang Dion kenapa jahat sama Sera hiks"

"Daddy hiks bang Tristan hiks hiks bukan Sera hiks Sera gak sengaja"

"Gue bakal bikin lo dibenci lagi sama semua orang kayak dulu gimana pun caranya"

"Dion lo bener-bener pembawa sial"

"Jangan kira gue takut sama LO!"

"hiks Daddy hiks kenapa cuekin hiks Sera"

"abang hiks abang juga kenapa hiks cuekin Sera hiks Sera salah hiks salah apa"

dll

Muak. Satu kata yang benar-benar menggambarkan perasaan Dion saat ini. Memang keputusannya untuk tidak mengusir Sera... tapi sekarang semua yang Sera perbuat padanya sungguh menyebalkan.

"Dion~" panggil Sehan saat melihat Dion tengah berjalan di lorong sendirian. Ujian sudah berakhir 15 menit yang lalu dan Bian juga sudah dijemput oleh Rafa. Jadilah tinggal Dion sendiri.

.
*Untuk Sehan kenapa masih ada disekolah tanyakan saja padanya
.

"Bang Hani? ada apa bang?" tanya Dion ketika Sehan sudah berjalan disebelahnya.

"Minggu depan mau ikut ketemu Ayah sama Bunda gak?" tanya Sehan membuat binar muncul di kedua mata Dion.

"Wah mau dong bang! Dion juga udah kangen banget sama mereka" jawab Dion dengan semangat.

"Oke minggu depan kita terbang ke mansion Ayah Gerald" ujar Sehan dengan semangat membuat Dion tersenyum senang.

.

.

.

.

.

.

Dion telah sampai di mansion Atmadja dan langsung masuk setelah memarkirkan motornya. Dion berjalan cepat berniat untuk langsung istirahat ke kamarnya karena hari ini adalah hari terakhir ujiannya.

Namun perjalanan tak berjalan dengan mulus karena ada seonggok makhluk yang menghadang dirinya. Makhluk yang memakai seragam yang sama dengan dirinya, Sera.

"Stop" ucap Sera menghadang Dion membuat Dion terpaksa menghentikan langkahnya untuk melihat apa yang akan dilalukan makhluk dihadapannya ini.

"Apa?" tanya Dion dingin sambil melayangkan tatapan datar pada Sera. Perlu kalian tau bahwa Dion tidak pernah takut sekalipun pada orang di depannya ini.

Sera menyeringai lalu melipat kedua tangannya di depan dada dan menatap Dion dengan tatapan seakan meremehkan.

"Lo kira dengan mereka abai sama gue, lo bakal menang? MIMPI" bentak Sera sambil menunjuk-nunjuk Dion. Dion yang diperlakukan seperti itu hanya diam memperhatikan.

DION [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang