tiga puluh dua

4.9K 226 65
                                    

"Mau kemana Yon?" tanya Bian yang baru saja turun dari tangga dengan muka bantalnya sambil memeluk bantal guling milik Dion.

Tadi malam Bian memang tidur berdua bersama Dion di kamar Dion tapi beberapa saat yang lalu entah bagaimana bisa Bian terbangun karena pintu kamar Dion yang tertutup dan mengeluarkan suara.

Lalu sekarang Bian dibuat bingung dengan Dion yang sudah berpakaian rapi serba hitam sementara yang lainnya masih tertidur. Tentu saja tertidur, mereka saja berpesta hingga pagi dan baru tertidur sekitar jam 6. Dan kini jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi.

*Padahal biasanya ni anak paling susah dibangunin -.-

"Mau ke makan Mommy sama Dian" jawab Dion jujur setelah menetralkan keterkejutannya.

"Wah gue ikut juga dong" pinta yang mendapat gelengan dari Dion.

"Untuk sekarang gue mau sendiri dulu boleh bang?" pinta Dion yang juga dengan sengaja memanggil Bian dengan sebutan 'abang'

"Hm~ yaudah sana per-??? eh tunggu tadi lo manggil gue apa" tanya balik Bian sambil melebarkan matanya menatap Dion yang tersenyum tak percaya.

"GUE PERGI DULU BANG BIAN" teriak Dion sembari berlari keluar dari mansion meninggalkan Bian yang masih terdiam membatu.

"Dion manggil gue abang, Dion manggil gue abang, Dion manggil gue abang, Dion manggil gue abang, Dion manggil gue abang" batin Bian tersenyum lebar sambil terus memikirkan Dion yang memanggilnya abang.

'Pukk'

Tepukan di bahu menyadarkan lamunan Bian, dan pelakunya adalah Sehan. Sehan bingung melihat Bian yang berdiri diam dengan senyum lebar yang lama-lama jadi mengerikan.

"Kenapa Yan?" tanya Sehan membuat Bian menolehkan kepalanya kearah Sehan.

"Dion manggil gue abang, Bang" ujar Bian masih dengan senyum lebar yang terpatri di wajahnya. Sehan yang mendengarnya pun hanya bisa terkekeh pelan.

"Terus mana Dion nya?" tanya lagi Sehan sambil mengusap sayang kepala Bian.

"Oh tadi Dion katanya mau ke makam Mommy Lina sama Dian, tadinya Bian mau ikut tapi gak boleh sama Dion. Katanya Dion butuh waktu sendiri dulu" jelas Bian panjang lebar yang kemudian di balas 'oh' ria oleh Sehan.

"Kenapa perasaanku gak enak yah" tanya Sehan dalam batinnya.

.

.

.

.

.

.

.

.

Kini Dion telah sampai di makam sang Mommy dan saudari kembarnya. Dion menatap lekat dua batu nisan dihadapan hingga tanpa sadar air matanya mengalir keluar.

Mengusap pelan kedua batu nisan di depannya membuat Dion tak kuasa lagi menahan tangisnya. Dion terus menangis sambil memeluk kedua nisan itu secara bergantian.

"Maaf Mommy... maafin Dion yang baru datang kesini hiks... Maafin Dion yang gak pernah jenguk Dian dari dulu hiks" ucap Dion dengan isak tangis pelan yang keluar dari bibirnya.

Seakan ikut merasakan kesedihan di hati Dion, kini langit yang tadinya berwarna biru mulai tertutup oleh awan hitam yang pekat. Tak lama kemudian hujan mulai turun mulai dari rintik-rintik hingga deras.

Meskipun hujan turun dengan deras hingga membasahi tubuhnya Dion tetap terus memeluk nisan sang Mommy seakan disitu adalah tempat ternyaman untuk ia meluapkan emosinya.

DION [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang