empat belas

5.2K 317 5
                                    


Sean mengekori Dion sambil terus membujuk Dion agar mengizinkannya ikut pergi juga. Dia tentu saja tidak terima, yang baru pulang kerja kan dia tapi yang jalan sama Dion malah Sehan.

"Lagian tu bocah ngapain juga pulang ke sini" batin Sean kesal karena Sehan yang ia anggap mencuri waktunya bermain dengan Dion.

Hingga sampai di samping mobil Sehan, Sean masih saja terus membujuk Dion sampai anak itu jengah dengan kelakuannya.

"Dion bilang ga, ya ga abang" ucap Dion lelah. Ayolah ia bukannya tidak mau pergi bersama abang sulungnya, tapi hari ini ia benar-benar ingin menjadi hari spesial antara Sehan dan dirinya.

"Yah tapikan-" belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Sehan memotong ucapannya membuatnya semakin kesal apalagi kata-katanya yang seakan mengejek dirinya.

"Udahlah bang, ini acara Sehan sama Dion doang. Abang tug Gak. Di. Ajak." ucap Sehan dari dalam mobil dengan kaca yang terbuka menampilkan wajah tampannya itu.

"Yok Dion masuk" ucap Sehan segera saat melihat Sean membuka mulutnya hendak kembali berucap.

"Dion pamit ya bang, besok Dion janji deh pergi main sama abang" ucap Dion berbalik menghadap Sean.

"Janji ya" ucap Sean sambil menyodorkan jari kelingkingnya kearah Dion.

"Iya janji" balas Dion lalu menautkan jari kelingkingnya ke jari kelingking abang kesayangannya ini.

Setelahnya Dion masuk ke dalam mobil Sehan. Sebelum menutup kaca dan melajukan mobilnya Sehan masih sempat untuk mengejek Sean dengan menjulurkan lidahnya.

Sean yang melihatnya pun hanya menatap kesal mobil adik sepupunya yang terus menjauh. Namun ia juga senang karena besok ia bisa menghabiskan waktunya bersama adik kecilnya itu berdua. Hanya berdua! betapa senangnya hati Sean saat ini.

Melihat mobil Sehan yang sudah sangat jauh hingga hampir tak terlihat membuat Sean memutuskan untuk kembali ke Mansion dan beristirahat. Dia harus mengumpulkan tenaga untuk hari esok. Sean sungguh tidak sabar.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Pemandangan indah didepannya kini membuat Dion terdiam kagum. Tempat favorit yang sudah sangat lama tak ia kunjungi sekarang benar-benar terlihat sangat cantik.

Angin sepoi-sepoi yang menyapu wajahnya, ombak yang mengalun dengan indahnya, pasir yang terasa nyaman saat ia injak, dan langit sore berwarna biru, pink, dan jingga yang menyatu membentuk gradasi yang mengagumkan.

Dion menutup matanya menikmati setiap hembusan angin yang seakan menerjang memeluknya. Mendengar deburan ombak yang terdengar sangat menenangkan di telinganya.

Sehan hanya memandang Dion dengan tatapan penuh kelembutan. Walaupun dia tidak tau alasan pasti kenapa Dion tiba-tiba mengajaknya ke pantai tapi melihat Dion dengan wajah yang lega dan sangat tenang membuatnya tidak menyesal mengiyakan ajakan sepupunya kesayangannya itu.

Sehan menyukai pantai. Sehan juga tau jika Dion juga sama sepertinya. sama-sama menyukai pantai. Bagi mereka pantai adalah tempat persinggahan terbaik untuk menenangkan diri sementara waktu.

Menenangkan diri dari segala masalah yang ada, menenangkan diri agar dapat mengendalikan emosi yang selalu tidak terkontrol, dan menghibur diri dari semuanya.

DION [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang