empat

7K 423 3
                                    


Gelapnya malam telah tergantikan oleh terangnya pagi. Nampak pula seorang pemuda yang masih nyaman dalam tidurnya. Hingga dering alarm mengganggu dan membangunkannya dari tidur nyenyak nya.

Yap pemuda itu tak lain adalah Dion yang kini tengah duduk ditepian kasur. Katanya sih lagi ngumpulin nyawa. nyawa dikumpulin? entahlah.

Selesai dengan kegiatannya tadi, Dion memutuskan untuk pergi mandi karena jam yang sudah menunjukkan pukul 06:10. Sedangkan bel masuk di sekolahnya berbunyi pukul 07:00.

"Tenyata gue kurus juga yah, kayak ga ada dagingnya sama sekali" ucap Dion saat melihat pantulan dirinya dari cermin di depannya.

"Besok harus mulai nambah makan sama olahraga nih keknya" sambung Dion sembari terus berkacak pinggang di depan cermin yang memperlihatkan bentuk tubuhnya.

15 menit cukup untuk Dion mandi dan bersiap setelahnya ia pun turun melalui tangga untuk sarapan.

Kamar Dion itu sama kaya anggota keluarga lainnya yaitu di lantai 2. Mansion Atmadja punya 3 lantai. Untuk lantai 1 itu ada ruang keluarga, ruang makan, dapur, dan beberapa kamar maid serta bodyguard. Untuk maid ataupun bodyguard sisanya akan menempati gedung yang dikhususkan untuk tempat tinggal para maid dan bodyguard.

Sementara lantai 3 itu katanya sih ada ruang kerja Daddy, ruang musik, sama ruang bermain. Ga tau juga sih soalnya Dion juga belum pernah ke lantai 3. Kenapa belum? ya karena gak dibolehin sama abang-abangnya apalagi sama Daddy nya. Bisa abis kalo ketauan diem-diem pergi ke lantai 3.

.

.

.

.

.

Sesampainya di pijakan tangga terakhir Dion mendengar suara tawa bahagia dari arah ruang makan. Dan benar saja di meja makan telah terisi beberapa orang yang sedang menikmati sarapannya sembari melempar canda tawa satu sama lain.

'Nyutt'

"sakit tapi ga berdarah" batin Dion saat melihat keharmonisan keluarga yang ada dihadapannya.

Iri? wah ya jelas dong tapi tenang aja soalnya itu dulu.. sekarang sih udah lumayan enjoy.

Dion berjalan melewati mereka semua menuju dapur. Tawa yang tadinya terdengar sangat keras kini berhenti saat semua mata melihat kehadiran Dion.

Tatapan sinis, tatapan tajam serta tatapan kemenangan? dilayangkan pada Dion namun tidak dihiraukan oleh si empunya.

Mereka yang melihat Dion hanya berjalan melewati mereka pun merasa ada yang aneh. Seperti ada yang kurang?.

Yap yang kurang adalah sapaan rutin dari Dion ke anggota keluarganya dengan nada riang. Meski tidak pernah dibalas oleh mereka tapi Dion tetap terus melakukannya hingga mereka yang awalnya terganggu dan risih pun kemudian menjadi biasa saja... atau mungkin terbiasa? =_=

Setelah tersadar mereka segera menepis jauh pikiran mereka yang mereka anggap tidak masuk akal. Bagaimana mungkin mereka merasa seperti kehilangan pada sesuatu yang menurut mereka tidak penting.

Namun mereka juga penasaran dengan alasan mengapa ia tidak menyapa mereka seperti biasanya. Apakah ia menyerah? atau mungkin ini hanya triknya untuk menarik perhatian mereka?. Entahlah mereka tidak tahu dan tidak peduli.

Berbeda dengan mereka yang merasa ada yang salah dengan putra atau adik mereka si empunya nama malah terlihat santai saja berjalan menuju dapur untuk meminta sarapan.

Dion memilih untuk tidak makan bersama mereka lagi seperti yang ia lakukan kemarin-kemarin. Bukannya tidak mau tapi ia hanya tidak ingin melihat pemandangan menyakitkan didepan matanya.

Ia sudah tidak sanggup. Lagi pula seperti yang tergambar dalam mimpinya, ending hidupnya adalah mati ditangan Daddy dan abangnya. Dion tentu tidak mau itu beneran terjadi, jadi Dion sudah memutuskan untuk tidak mengusik ataupun mengganggu mereka lagi.

"Bi Kinaann~" panggil Dion setelah sampai di dapur. Dion menyenderkan dirinya didepan tembok pembatas.

Tak lama kemudian seorang wanita paruh baya dengan wajah yang cantik pun datang menghampiri Dion dengan senyum yang terpatri di wajahnya.

"Ada apa tuan muda Dion?" tanya Bi Kinan bingung. Kenapa tuan mudanya ada di dapur bukannya sarapan bersama anggota keluarga Atmadja yang lainnya pikirnya.

"Kok Bi Kinan manggil Dion pake tuan muda segala?" ucap Dion dengan nada tak suka.

"Loh itu kan sudah seharusnya tuan muda" jawab Bi Kinan tambah bingung. Sudah aturannya memanggil majikan disini dengan tuan. Lalu kenapa tuan muda kecilnya ini malah seperti tidak suka dipanggil tuan?.

"Kalo kayak gitu Dion jadi ngerasa jauh banget sama bibi... padahal bibi yang udah rawat Dion dari kecil" ucap Dion dengan nada kecewa dan suaranya semakin mengecil diakhir.

Namun karena indra pendengaran Bi Kinan lumayan tajam, Bi Kinan jadi mendengar jelas seluruh perkataan tuan muda kecil kesayangannya itu dari awal hingga akhir. Dengan itu Bi Kinan hanya bisa tersenyum lembut.

"Memangnya tuan muda maunya dipanggil apa sama bibi?" tanya Bi Kinan yang direspon senyuman manis oleh Dion.

"Bi Kinan panggil Dion pake nama kecilnya Dion aja ya.. Soalnya Dion kangen dipanggil itu sama bibi" jawab Dion lalu menatap Bi Kinan dengan mata yang menyiratkan bahwa dia sedang sangat berharap.

Bi Kinan langsung tahu panggilan apa yang dimaksud Dion, namun Bi Kinan sedikit ragu untuk memanggil tuan mudanya dengan panggilan itu. Kurang sopan menurutnya tapi mau bagaimana lagi ini keinginan tuan muda kesayangannya.. Jadi mana mungkin ia bisa menolak.

"Tuan muda rere?" tanya Bi Kinan untuk memastikan meskipun dirinya tahu bahwa itu memang panggilan yang Dion maksud. Panggilan yang dirinya buat untuk Dion saat kecil yang ia ambil dari nama tengahnya Dion. yaitu Rekhano, jadi Rere.

"Kok pake tuan muda juga?! jangan pake tuan muda dong Bi" rengek Dion tak suka. Dion sekarang benar-benar merasa tak nyaman saat Bi Kinan memanggilnya tuan muda. Seakan ada tembok besar yang membatasi keduanya untuk berinteraksi.

Bi Kinan yang mendengar rengekan tuan muda kesayangan pun terkekeh gemas. Sejak beberapa tahun lalu saat Dion memutuskan untuk mulai menarik perhatian keluarga itu, Dia jadi banyak murung dan jarang atau bahkan tak pernah lagi merengek padanya. Jujur Bi Kinan senang mendengar kembali rengekan Rere nya itu.

~

bila ada salah kata (typo) mohon ditandai yaa!! jangan lupa pencet tanda bintang dipojok kiri bawah biar Dion seneng UwU

DION [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang