tiga

6.9K 376 3
                                    


Ini adalah hari terakhir Dion di masa hukumannya. Karena bosan Dion segera memikirkan strategi yang harus ia lakukan agar tidak berakhir mati ditangan Daddy dan abangnya seperti yang tadi ia impikan.

Langkah pertama dan yang paling pasti adalah Ia harus berhenti berusaha menarik perhatian Daddy dan Kedua abangnya. Karena mungkin saja alasan Mereka berani membunuh Dion adalah karena risih dengan Dion yang terus memaksa meraka untuk memberikan perhatian padanya.

Langkah kedua adalah menghindar sejauh-jauhnya dari si Sera. Kalo misalnya Sera yang mendekat berarti Dion harus bisa ngendaliin emosi dan bisa bersikap lebih dewasa.

Langkah terakhir adalah pergi dari lingkup keluarga Atmadja sejauh mungkin bahkan jika bisa maka ia harus menghapus nama belakangnya.

Tapi untuk langkah terakhir adalah mustahil untuk saat ini. Karena Keluarga Atmadja merupakan keluarga paling berpengaruh ketiga di dalam negeri setelah Keluarga Narendra dan Keluarga Geovana.

Jadi pasti akan sulit untuk kabur dari sini. Dion juga belum punya cukup uang kalo mau kabur sekarang. Dimana-mana itu butuh uang, Dion gak mau kalo sampe udah berhasil kabur eh malah jadi gelandangan.

Alasan utama Dion gak akan kabur alasan abang sulungnya, Sean. Sedari dulu sampe sekarang cuma bang Sean yang peduli sama Dion. Jadi Dion sayang banget sama abangnya yang satu itu.

"huft.. tadi kalo ga salah gue mati pas hari ulang tahun gue yang ke-17 kan?" gumam Dion sembari berjalan menuju balkon dan memandangi langit yang penuh dengan bintang yang berhamburan serta bulan yang menerangi gelapnya malam.

"haha padahal kalo kata orang mah sweet seventeen itu indah tapi di gue malah jadi hari terakhir" ucap Dion tersenyum kecut.

Angin malam menerpa wajah Dion seakan menyapanya dan memberitahu Dion bahwa di dunia ini dirinya tidak sendiri.

"Oke lah mulai besok gue ga akan nutupin bakat gue lagi karena betul. kata bang Sean bakat itu dikembangin bukan malah ditutupin" ucap Dion mulai memikirkan apa yang akan ia lakukan mulai besok.

Yang nanya kenapa Dion harus nutupin bakatnya, karena biar si Sera keliatan lebih berbakat dan menonjol daripada dirinya. Toh kalo dia sampe lebih menonjol dibanding Sera, Dion bakal dimarahin sama Daddy nya.

Kenapa Daddy nya marah? yang gak tau tanya aja sama Daddy nya itu.

"Dulu gue ngga suka kalo Daddy marah sama gue. Tapi sekarang bodo amat mau marah mau ngga juga gue ga peduli" Dion memang paling benci jika dimarahi apalagi dibentak karena kesalahan yang ga dia lakuin.

"Ayo Dion semangat!! jangan ngarepin kasih sayang sama perhatian mereka lagi karena itu ga mungkin buat lo" ucap Dion menyemangati dirinya sendiri dengan fakta yang nyatanya cukup menyakitkan untuknya.

Dion terus menatap langit malam yang indah hingga puad kemudian kembali masuk ke kamarnya dan memilih untuk segera tidur karena waktu yang menunjukkan sudah tengah malam lewat.

____________:|

Di Negara lain tepatnya di sebuah ruang makan di mansion bergaya eropa ada beberapa orang yang sedang sibuk dengan kegiatan makannya.

"Kamu jadi pindah sekolah boy?" tanya seorang laki-laki yang sudah  berumur 44 tahun namun wajahnya masih seperti seorang yang berumur 20 atau 30 tahunan. Ia bernama Gerald Jexa Atmadja abangnya Edgar alias putra sulung dari pasangan Fedrick Atmadja & Gealina Trisa Atmadja.

"Jadi dong yah, kan berkas-berkasnya udah diurus" jawab pemuda yang mempunyai wajah tampan namun manis. Sehanio Felix Atmadja putra bungsu Gerald.

"Disana nanti kamu tinggal dimana sayang?" tanya seorang wanita yang duduk berhadapan dengan si pemuda. Ia adalah Renata Willy Atmadja istri Gerald sekaligus Bunda dari Sehan.

"Paling juga numpang Bun di mansion nya Om Edgar" celetuk pemuda lainnya yang duduk disamping Sehan. Arseno Chriss Atmadja si sulung di keluarga kecilnya ini.

"Ih abang mending diem deh, abang iri kan sama Sehan yang bisa pergi ketempatnya Dion sementara abang harus kencan terus sama kertas-kertas putih itu" ucap Sehan dengan nada mengejek.

"abang iri sama kamu? gak dulu deh. Nanti kan pas kamu sampe sana abang bisa culik Dion dan bawa dia kesini" balas Arsen dengan nada santainya yang dibalas tatapan tajam oleh Sehan.

"abang ga boleh gitu! kan kita udah janji ga bakal maksa Dion buat tinggal bareng kita. iyakan Ayah? Bunda?" ucap Sehan lalu menoleh ke arah Gerald dan Rena secara bergantian.

"betul kata sehan Arsen. Kamu jangan berani-beraninya bawa paksa Dion kesini. Ayah bakal marah kalo kamu nekat" ucap Gerald menatap lekat putra sulungnya.

"Bunda juga gak suka kalo kamu bawa paksa Dion kesini! biar Dion sendiri yang nentuin dimana dia mau tinggal" Rena juga menatap tajam kearah Arsen yang hanya dibalas cengiran.

"ya ampun Arsen cuma bercanda loh, kok jadi pada serius gini" ucap Arsen yang bingung dengan tanggapan semua anggota keluarganya ini.

Arsen juga tahu kalau seluruh keluarganya sangat menyayangi si bungsu dari keluarga Omnya itu. Dia juga sama sih, sayang juga sama Dion.

Mereka juga tahu dengan perlakuan Edgar pada Dion. Dulu mereka juga pernah menawarkan Dion untuk tinggal bersama mereka saja namun Dion menolak karena katanya masih mau berjuang buat dapetin kasih sayang dari Daddy sama kedua abangnya. Mereka pun hanya mengiyakan keputusan Dion.

Mereka juga cuma bisa pasrah dan nunggu Dion nyerah lalu mau tinggal sama mereka dengan keinginannya sendiri.

~

bila ada salah kata (typo) mohon ditandai yaa!! jangan lupa pencet tanda bintang dipojok kiri bawah biar Dion seneng UwU

DION [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang