Relax, Haechan.

2.3K 221 22
                                    

The Garden of Morning Calm jadi pilihan setelah banyak dari mereka sepakat pilih taman itu saat meeting beberapa hari lalu.

Alas kain tipis dibentang, taruh beberapa benda yang dibutuhkan sebagai hiasan.

Tripod, kamera, reflektor, juga barang penting untuk kebutuhan foto sudah berdiri apik, siap ambil gambar si manis dan si tampan yang sekarang masih duduk santai.

Haechan sempatkan waktu nikmati pemandangan di hadapannya, sambil tunggu rambutnya selesai dibentuk jadi keriting bergelombang.

Pun Jaemin juga sama, duduk sambil tunggu styling rambutnya selesai. Bedanya, mata Jaemin terpejam. Istirahat sebentar karena semalam ia habiskan waktu di acara keluarga dari pihak ibu yang menguras banyak energinya.

"Nah, udah." secara bersamaan, kedua penata rambut selesai tata surai Jaemin juga Haechan.

Kedua model itu lantas berdiri, berjalan menuju alas yang sudah dibentang tadi.

"Haechan nanti kamu baring menyamping, mukanya dipangku pake tangan, terus tangannya diatas paha Jaemin, ya!"

Sang model mengangguk paham. Biarkan Jaemin duduk lebih dulu, sebelum akhirnya dia susul untuk luruskan kaki ke sebelah kiri, dan berbaring diatas paha Jaemin sesuai ucapan juru kamera.

"Nah, bener gitu. Ekspresinya tahan bentar, 1 2 3-"

Cekrek/

Pose foto dimulai dari wajah keduanya saling hadap di depan kamera, sampai saling tatap hingga napas keduanya hampir terdengar.

Baru kali ini Haechan tatap Jaemin dengan benar, karena di photoshoot sebelumnya, wajah mereka tidak sedekat ini.

Alis tebal dan rapi, juga bulu mata lentik milik Jaemin sedikit buatnya iri. Ternyata pria ini tampan sekali.

Mungkin itu juga yang jadi alasan dirinya kenapa dulu mau tidur dengan Jaemin.

Dirinya yang mabuk rupanya sadar akan keindahan paras Jaemin. Pikir Haechan tiba-tiba.

"Oke, sekarang ganti posisi!" suara sang photographer buatnya kaget, Haechan segera bangun dan beralih pada posisi yang lain.

Pose foto diganti lagi, kali ini keduanya berdiri dengan Jaemin berada di samping kiri Haechan. Posisinya menghadap penuh ke arah si manis, sementara Haechan menghadap ke depan kamera dengan tangan kanan pegang tas jenis Baguette.

Tangan Jaemin rengkuh pinggang yang lebih kecil, wajahnya maju beberapa senti di samping telinga Haechan sampai deru nafasnya bisa terdengar jelas.

Haechan berdiri kaku dibuatnya. Sedangkan Jaemin terlalu santai untuk pose seperti ini.

"Haechan ekspresinya!" ini pertama kalinya dia kena tegur photographer sebab tidak dapat fokuskan diri.

Haechan pilih hela napas sebentar, lalu atur ekspresinya.

"Nice!" sang juru potret fokus menatap layar kamera, sembari tangannya tekan tombol shutter.

"Jaemin lihat kesini! .... Iya begitu, bagus." tombol shutter kembali ditekan, mereka ganti beberapa pose setelahnya.

"Oke, cukup dulu kayaknya. Kita periksa beberapa foto tadi, tapi sebentar ya, saya udah gak tahan mau buang air." cepat-cepat beliau lari, langsung berikan kamera pada rekan yang berada di dekatnya.

Hah! Haechan lega, Jaemin tertawa samar.

Puas lihat si manis kaku sebab aksinya, yang untungnya didukung semesta.

Lalu Jaemin putar balik badannya, berjalan ke arah meja kecil untuk cari benda kertas yang diproduksi lebih lembut.

Segera diambilnya benda itu, lalu ia kembali ke tempat dimana Haechan duduk. Ia sodorkan tisu yang tadi diambilnya. "Nih, tisu. Kamu keringetan."

Semicolon [NAHYUCK] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang