Setelah jarak yang selalu Jaemin kutuk atas keberadaannya, dia akhirnya bisa kembali lihat Haechan dalam jarak pandangnya. Kali ini Jaemin benar-benar balas dendam dengan terus tempeli Haechan kemanapun si manis itu pergi; ambil makanan yang mereka pesan online dari kurir di depan, ke dapur ambil alat makan sebab mereka putuskan untuk makan sambil nonton tv, atau ke kamar mandi yang Jaemin akan tunggu di depan pintu, begitu terus sampai Haechan rasa jengah dengan tingkah Jaemin kali ini.
"Kamu kenapa sih, dari tadi ngikutin aku mulu?" tanya Haechan sedikit kesal, taruh gelas di atas meja lalu kembali duduk di sofa. Yang tentunya diikuti Jaemin sejak si manis itu pergi ke dapur untuk mengisi gelas air minum.
"Hehe."
Sumpah ya, Haechan baru lihat Jaemin yang seperti ini. Seingatnya, dia tidak pakai susuk atau sejenisnya sampai buat seseorang jadi seperti yang dia lihat pada Jaemin sekarang.
"Kamu tau gak, sih, aku rasanya mau gila kamu tinggalin 3 hari." Jaemin ini berlebihan sekali untuk cari perhatian si manis seraya ciumi pundak Haechan yang duduk di sampingnya.
"Perasaan kemaren-kemaren kamu gak gini, deh."
"Yang sekarang beda. Apa aku kena sihir karena kita sering ciuman, ya?" lirikan malas Haechan terlihat, sekarang pria itu beralih kecup singkat pipi Haechan, yang walaupun namanya kecup singkat, tapi dilakukannya berkali-kali.
"Dulu juga pernah lebih dari ciuman tapi kamu gak kena sihir, tuh." sindir Haechan mengacu pada insiden 3 tahun lalu, yang seketika menarik fokus Jaemin agar serius tanggapi ucapan si manis barusan.
"Dulu kamu yang bilang buat lupain semuanya, ya." Jaemin beri tatap penuh pada Haechan yang sibuk menonton salah satu acara tv. Kalau Jaemin punya kekuatan layaknya Renesmee di film Twilight yang bisa perlihatkan memori di masa lalu pada orang lain, maka akan Jaemin lakukan itu pada Haechan agar si manis bisa lihat bagaimana dirinya sepanjang 3 tahun itu. Tentang dia yang mencoba turuti permintaan Haechan seolah tidak pernah terjadi apa-apa antara mereka, yang ternyata sama sekali tidak berguna. Karena kenyataannya, Jaemin tidak pernah bisa melupa.
"Bener, aku yang minta. Lagian apa yang bisa diharapin sama one night stand yang kita lakuin dulu? Belum lagi aku taunya kamu pacaran sama Karina." tutur Haechan begitu santai, padahal lawan bicaranya sedang merasa bersalah sekarang. Tidak bisa ditampik, kalau masa itu keduanya punya pikiran yang sama. Perihal apa yang diharapkan dari sebuah cinta satu malam, dimana mereka melakukannya dalam keadaan tidak sadar. Yang tanpa Haechan ketahui, kalau sebenarnya Jaemin ingat semuanya.
"I'm sorry. .... Tapi Haechan, liat aku dulu sini." tangan Jaemin beralih menuju pundak Haechan, untuk dia bawa agar si manis menghadap penuh ke arahnya. Dia butuh Haechan beri perhatian penuh padanya, dia butuh Haechan bisa tangkap semua maksud ucapannya.
"Are you okay? I mean, kamu beneran oke? Jujur aja sampe sekarang aku kepikiran kamu trauma." disana terpancar tatap khawatir, yang bisa dengan mudah dibaca si manis. Pertanyaan yang sama saat pertama kali Jaemin antar pulang Haechan. Pertanyaan yang menurutnya, dulu Haechan tidak serius menjawab.
Lalu, Haechan balas dengan senyum paling manis yang bisa dia perlihatkan, kemudian ia lumat sebentar bibir Jaemin sebelum berucap, "Aku oke. Kalo nggak oke, mana mau aku cium kamu barusan." tanganya beralih menuju rahang Jaemin, ia usap lembut sambil mengangguk agar Jaemin mau percaya. Kalau dia baik-baik saja.
Lantas Haechan dapat kecupan di keningnya, cukup lama, sampai dia bisa rasakan hangat disana. "Tau gak, rasanya aku udah gak bisa kemana-mana. I love you so fucking much, Haechan." Jaemin bawa si manis bersandar di pundaknya, sedangkan tangannya beralih peluk Haechan di pinggang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semicolon [NAHYUCK] ✔️
Fanfictionketika titik harusnya jadi tanda berhenti, tapi samar tanda koma di bawahnya jadi alasan keberlanjutan kisah dua manusia. bxb bl