Sepulang liburan, Jaemin langsung ditodong sang ibu datang ke acara makan malam di rumah mereka. Beruntung, keluarga kecil itu sampai siang tadi, jadi dia masih punya waktu istirahat sebentar di rumah calon mertua.
Sampai malam ini dalam perjalanan menuju rumahnya, Jaemin berencana untuk bicarakan semua. Waktunya tepat menurut Jaemin, sebab Karina dan orang tuanya juga akan datang. Dia juga sudah bicara dengan sahabat kecilnya itu untuk selesaikan perjodohan mereka malam ini. Tak bisa lagi ditunda, sebelum semua makin jauh untuk diselesaikan. Dan juga, walaupun tidak gamblang diucapkan, ada tuntutan tersirat dari kalimat ayah Haechan malam itu, untuk secepatnya ia tuntaskan segala masalahnya agar hubungannya dengan Haechan dapat kejelasan.
Jaemin tahu pasti, ada maksud dan tujuan diadakannya acara makan malam ini. Tapi untuk satu kali ini saja, dia harus dan terpaksa kacaukan rencana para orang tua yang entah apa.
Senandung dalam mobil terdengar, Jaemin menikmati perjalan menuju rumah. Tinggal dua kali belok kanan, maka dia sampai komplek perumahannya.
Dan karena malam ini pasti tidak akan semulus malam pertemuannya dengan keluarga Haechan, mengingat dia tak hanya akan hadapi keluarganya, maka Jaemin sudah bilang si manis lebih awal kalau kemungkinan besar malam ini mereka tak bisa berjumpa.
Hingga sedan hitam itu masuk pekarangan rumah, Jaemin parkir mobilnya di mana saja selama tidak menghalangi kendaraan lain. Matanya langsung tangkap mobil orang tua Karina begitu ia keluar kendaraan. Bisa dipastikan, mereka tinggal menunggu kedatangannya.
Tungkainya diayun masuk ke rumah, melihat-lihat rumah yang sudah 2 minggu ini tidak dilihatnya. Begitu terus, sampai kakinya berhenti di depan kursi begitu tiba di ruang makan. Benar saja, semua sudah duduk rapi di kursi masing-masing.
"Jaemin, duduk sayang." itu suara Yoona, sambut sang anak dengan senyum lebar di wajah. Kedatangan Jaemin tak pelak dari perhatian semua orang di sana, ia juga dapat sapaan dari mereka yang lain.
Sebelum kedatangan Jaemin, para orang tua sesekali melempar canda, sementara Karina hanya akan bicara ketika ditanya. Jujur saja, dia juga gugup sekarang.
"Ekhm. Maaf aku telat, tadi ketiduran." senyum canggung ditampilkan, Jaemin bagi senyum maafnya pada semua yang duduk di depan meja makan.
Yoona menggeleng pelan, "Enggak, kok. Pas banget kamu datengnya."
Lalu tak ada kendala lain lagi hingga mereka mulai makan. Hanya ada denting pertemuan sendok dan piring yang terdengar, juga sesekali basa-basi pertanyaan kesibukan masing-masing.
Setidaknya begitu, sampai suara ibu Karina terdengar semua rungu yang terjaga di ruang makan itu, "Kita udah mutusin tanggal pertunangan kalian." dimana kita yang dimaksud adalah dia dan suaminya, juga orang tua Jaemin. Ah, tidak, sebenarnya orang tua Jaemin hanya setuju-setuju saja, semua ide yang ada datang dari ibu Karina.
Respon pertama? Iya, suara sedak air yang diminum Karina, pun Jaemin berhenti kunyah makanan di mulutnya, dan ditelannya paksa sebelum ambil air putih di samping piringnya.
"Aduh, pelan-pelan dong sayang minumnya." khawatir sang ibu pada anak perempuannya yang duduk di seberang meja.
Lalu, deheman Karina lakukan untuk redakan rasa tak enak di tenggorokan, sekaligus, "Mama bisa nggak kalau apa-apa dibicarain dulu sama aku?!" bentaknya tanpa aba-aba. Yakin kalau semua ini adalah hasil pikiran ibunya. Dari dulu memang begitu, sang ibu yang lebih dulu memaksanya dengan Jaemin untuk punya hubungan ini, ibunya pula yang umumkan pada media kalau mereka sedang menjalin kasih. Padahal, yang Karina belum tahu, ibunya juga sudah lakukan sesuatu.
"Kai, tenang dulu." Jaemin usap pelan pundak Karina, tenangkan si cantik yang mulai tak bisa kendalikan amarah, juga kecewa.
Menurut, Karina hela dan hembus napas perlahan, redakan emosi marah yang mulai muncul ke permukaan. "Aku dan Jaemin gak akan ngelakuin pertunangan itu, dan kita udah sepakat buat cerita semua yang kalian nggak tau selama ini." tegasnya tanpa mau dibantah. Kalau tuturannya lembut, yang ada mereka—dia dan Jaemin, jadi semakin tak bisa bicara karena sang ibu pasti akan cari celah potong kalimatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semicolon [NAHYUCK] ✔️
Hayran Kurguketika titik harusnya jadi tanda berhenti, tapi samar tanda koma di bawahnya jadi alasan keberlanjutan kisah dua manusia. bxb bl