He is back

2.5K 240 17
                                    

Haechan putuskan untuk makan siang di sebuah ruangan yang di sediakan staff khusus untuknya. Sementara dalam ruangan yang sama, Renjun sang manajer, sibuk periksa email melalui ipad yang masuk setiap hari.

Hanya ada suara sendok dan garpu yang bersentuhan dengan tempat bekal masing-masing, keduanya sibuk dengan urusan pribadi.

Haechan sibuk berbalas pesan entah dengan siapa. Tangannya dengan cepat ketik berbagai kata yang ingin dia sampaikan pada orang di seberang sana, sambil sesekali dia suapi makanan ke dalam mulutnya.

"Timothy Hill ngajak kerjasama lagi nih." Renjun ambil potongan buah di dalam lunch box yang dibawanya dari rumah.

Sedari tadi menunduk, akhirnya Haechan angkat wajahnya sebagai respon awal atas ucapan Renjun. "Gue masih punya kontrak sama brand apa lagi?"

"Enggak ada, terakhir sama brand ini. Dan tadi itu photoshoot terakhir. Cuma abis ini ada meeting semacam farewell gitu."

Haechan mengangguk paham sambil kembali suapi makanan ke dalam mulutnya. Ia berpikir sebentar sebelum akhirnya kembali mengangguk setuju. "Yaudah, ambil aja tawarannya."

Pikirnya, bekerjasama dengan Timothy Hill bisa buat pekerjaannya jadi lebih mudah. Dia tidak perlu kembali bicarakan soal term and condition yang selalu diajukannya jika ingin pihaknya terima tawaran kerjasama dari pemilik brand.

Pria berusia hampir setengah abad itu sudah tahu dan setuju atas persyaratan cukup strict yang diajukan Haechan, dan terlihat dia tidak masalah dengan itu semua. Buktinya Haechan kembali diajak jadi model untuk brand yang dia punya.

"Tapi ini nanti lo gak sendiri. Ada pasangannya. Cowok juga kata asistennya."

"—cuma belum bisa dipastiin siapanya, soalnya mereka juga lagi nunggu konfirmasi sama yang bakal jadi partner lo ini."

"Ooh, yaudah gakpapa tetep ambil aja." Haechan tidak keberatan mau dengan siapapun orangnya. Dia tidak punya urusan apalagi masalah dengan model lain yang harus membuatnya menghindari orang itu.

"Jadi besok gue free?" sesi makannya selesai, Haechan tutup kembali lunch box kosong di depannya.

"Iya,"

"Oke. Besok gue mau ke Jeju."

"Hmm, atur aja. Soal persetujuan kerjasama biar gue yang urus semua supaya nanti lo datangnya pas udah langsung photoshoot aja." ucap Renjun final. Manajer satu ini memang patut dipertahankan.

Haechan memang tidak punya jadwal padat di pekerjaannya. Sejak awal dia lakukan pekerjaan itu hanya untuk mengisi kekosongan. Haechan suka modeling; berjalan di atas catwalk, menjadi perhatian banyak orang dengan penuh pujian, pamerkan pakaian berbagai model yang akan selalu terlihat indah di tubuhnya.

Haechan suka pekerjaannya, tapi bukan untuk dijadikan sesuatu yang sangat penting sehingga dia harus habiskan banyak waktu atas itu semua. Dia juga seorang yang profesional, namun dia tidak akan mau sibukkan diri 24 jam penuh hanya untuk tampil di depan kamera.

Haechan itu, penuh keteraturan. Tidak mau pekerjaan mendikte apa yang ingin dan tidak ingin dia lakukan.

.

.

.

Satu minggu setelah semua persetujuan selesai, mereka mulai photoshoot hari ini.

Seorang make-up artist berikan polesan pada wajah manis milik Haechan sebelum akhirnya tungkainya di ayun menuju studio shoot. Dapati beberapa staff dan Timothy Hill dalam ruangan.

Semicolon [NAHYUCK] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang