Petuah dari Jaemin 2 minggu lalu benar-benar melekat di kepala. Haechan kembali ingat semua kalimat Jaemin dan baca beberapa komentar negatf netizen. Dan sekali lagi, Haechan berpikir kalau Jaemin ada benarnya. Dia tidak seharusnya masukan dalam hati ucapan orang yang bahkan tidak mengenalnya. Toh mereka tidak pernah tahu apa-apa.
Dan itulah yang jadi alasan dirinya disini. Duduk di samping Jaemin, ikut meeting untuk brand baru yang akan digarap. Dirinya langsung terima ajakan kerjasama dari sebuah brand skincare tanpa pikir panjang.
"Jadi kita nanti ambil shootnya di pantai. Nanti Jaemin sama Haechan ceritanya kayak pasangan, ya." ujar seorang planner staff kepada mereka berdua yang juga didengarkan oleh beberapa orang disana.
Produk skincare yang akan jadi model utama disini adalah sebuah sunscreen. Dan pemilihan pantai sebagai tempat syuting karena tempat itu identik dengan mereka yang bersantai dibawah sinar matahari, disana orang-orang juga berpakaian cukup terbuka, sehingga tubuh mereka butuh sun protection untuk dipakai kalau tidak mau terkena sunburn.
"Nanti berarti ada adegan jalan dipantai terus pegangan tangan gitu, ya? anjaayyy aku gak sabar mau liat!" ujar salah seorang staff antusias, buat mereka yang lain tertawa sambil geleng kepala. Maklum saja, orang yang berujar tadi baru masuk beberapa hari ini sebagai mahasiswa magang. Dan ini adalah projek pertamanya turun lapangan.
Iya, projek kali ini bukan hanya sekedar photoshoot biasa, tapi juga pembuatan konten iklan yang akan tayang di televisi lokal.
"Buat lokasinya, ada yang punya ide?"
"Pantai yang tempat syuting Goblin pak!" si anak magang kembali bersuara, kali ini dia utarakan pendapat yang langsung disambut antusias oleh rekan kerja lain. Jelas tidak ingin lewatkan kesempatan bekerja sambil liburan yang ditawarkan di depan mata. Tempat syuting Goblin yang dimaksud cukup menarik perhatian, dan mereka ingin kesana walau sekali saja. Setidaknya, perjalanan kali ini tidak pakai biaya pribadi karena mereka tidak hanya liburan semata.
"Jadi kamu udah nggak pusing mikirin hate comment orang-orang?" tanya Jaemin, meeting pekerjaan selesai 10 menit lalu. Mereka duduk di kursi kayu yang letaknya di taman dekat tempat mereka rapat kerja tadi.
"Hmm. Saya gak perlu mikirin mereka yang gak suka sama saya. Toh memang nggak pernah ada tujuan apa-apa selain kerja." tutur Haechan tanpa balas menatap Jaemin. Si manis sibuk aduk es krim di dalam cup yang tadi sempat dibelinya. Ajakan Jaemin duduk di tempat ini diterima Haechan sekalian tunggu Renjun ke minimarket untuk beli minuman dingin. Tapi sampai beberapa menit terlewatkan, sang manajer masih belum tampilkan diri, mungkin ada hal mendesak hingga dia butuh waktu lebih lama disana.
"Good," Jaemin angkat tangan untuk usap pucuk kepala Haechan, buat si manis reflek tengadahkan wajah penuh kebingungan.
"--ucapan saya minggu lalu ternyata ada hasilnya. Kamu cukup pikirin orang-orang yang sayang sama kamu aja." lanjut Jaemin, ia tatap Haechan tepat di mata, buat si manis sedikit salah tingkah sampai alihkan pandangan. Jaemin terkekeh sebentar, lalu tarik tangannya dari atas kepala Haechan.
"Tapi disana kita bakalan nginep sehari loh, kamu gakpapa? Soalnya kalo dari apa yang saya lihat, kamu selalu pulang sebelum petang, bahkan di party Timothy kamu juga gak dateng." Jaemin hanya ingin memastikan, kalau Haechan tidak keberatan ataupun terpaksa akan kesepakatan yang tadi dibuat. Sebab, tadi dia perhatikan, kalau hanya mereka berdua yang tidak mengangkat tangan setuju atau tidak untuk pergi ke daerah Yeongjin. Jaemin jelas hanya ikut bagaimana baiknya. Tapi Haechan? Lelaki itu terlihat keberatan.
Sekilas Jaemin sedikit kepikiran, apakah dirinya yang jadi penyebab Haechan seolah menghindar berada di luar saat malam hari? Apa karena insiden itu yang jadi alasannya? Apa itu traumanya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Semicolon [NAHYUCK] ✔️
Fanfictionketika titik harusnya jadi tanda berhenti, tapi samar tanda koma di bawahnya jadi alasan keberlanjutan kisah dua manusia. bxb bl