Pagi tadi Jaemin pulang lebih awal dari rumah Haechan yaitu pukul 7. Dia punya jadwal potret jam 9, meninggalkan Haechan dan Woojin yang baru akan ke rumah orang tua si manis jam 8 nanti.
Sementara si manis baru mulai pemotretan siang ini. Dirinya masih berdiri di depan cermin perhatikan wajahnya kalau-kalau polesan make-up di wajahnya ada yang kurang.
"Udah oke." monolognya, kemudian balik badan menuju studio foto. Seperti biasa, beberapa staf sudah disana persiapkan berbagai kebutuhan foto, tapi keningnya menukik samar begitu lihat Jaemin menatapnya dengan senyuman.
"Ini orang ngapain kesini." lirih suaranya hanya bisa didengar dirinya sendiri.
"Nah, modelnya udah dateng nih." kerlingan matanya secepat kilat di langit, hanya bisa dilihat Haechan yang memang sedari tadi menatapnya heran.
"Halo Jaemin. Kenapa disini?" formal sapanya, langsung menuju inti yang menjadi tanya dalam kepala.
"Halo, Haechan. Hari ini saya nyambi jadi fotografer kamu sama Noah." tangannya Jaemin angkat ke udara bersama dengan kamera dalam genggamnya.
Haechan tahu kalau Jaemin memang jago foto. Pria itu bahkan habiskan waktunya di Paris dengan jadi photographer jalanan hanya untuk senang-senang. Tapi kalau untuk jadwal tambahan pria itu hari ini, Haechan tidak ingat kalau Jaemin menyebutkan dirinya punya pekerjaan jadi pengganti photographer untuk pemotretan si manis siang ini.
Jaemin sempatkan melihat waktu di jam tangannya, mereka bisa mulai pemotretan sekarang. Sebentar wajahnya menatap Noah lalu beri anggukan-tanda untuk segera ambil bagian, dan dibalas dengan anggukan yang sama.
Noah Park, blasteran Korea-Amerika yang akan menjadi partner foto Haechan untuk edisi majalah akhir bulan depan.
Keduanya mulai ambil bagian belakangi layar putih tulang, Noah duduk di kursi yang sudah disediakan. Sementara Jaemin juga sudah ambil tempat di depan para model, juga mencari angle foto agar bisa dapatkan hasil yang bagus. Pun Haechan juga mulai ambil bagian, ia duduk di pangkuan Noah.
Seketika kamera disingkirkan dari wajah, Jaemin beralih tatap pada dua model yang juga menatapnya heran. Mungkin ada yang kurang, tapi Jaemin masih diam.
"Jaemin, kamu gakpapa?"
"Nggakpapa? Yang bener aja! Dia duduk dipangku gitu terus nanya aku gakpapa?!" batin Jaemin ribut, tapi sadar situasi tidak memungkinkan.
"A-ah? Saya nggakpapa. Cuma kayaknya kita perlu terobosan baru." tidak bisa dibiarkan begitu saja, Jaemin perlu berpikir cepat guna mengganti tontonan di depan sana dimana Haechan masih terus duduk di pangkuan Noah.
"Haechan berdiri coba, kamu berdiri di samping Noah. .... Nah gitu, tangannya ditopang ke pundak Noah. Yes, bener. Bagus."
"Tahan bentar..." lalu kilat cahaya kamera beberapa kali terlihat, Jaemin fokus ambil foto sambil dua model di depannya ganti beberapa gaya.
"Nice."
Pose diganti lagi, kali ini dua model itu berdiri. Dan saat Noah rengkuh pinggang Haechan dan menatapnya terlalu dekat,
"Kalian berdua jangan hadap-hadapan. .... Saling punggung-punggungan coba, Noah pundaknya nempel dikit ke punggung Haechan. .... Iya gitu, nah tahan. Satu, dua, ti-ga."
Setelahnya, Haechan menatap Jaemin jengah. Tahu kalau terobosan baru yang disebut Jaemin hanya omong kosong tiada maksud juga makna selain cara pria itu agar sebisa mungkin menghindari kontak fisik terlalu intim-menurut Jaemin- yang dilakukan olehnya dan Noah. Sebuah larangan tersirat yang dengan mudah dapat Haechan tangkap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semicolon [NAHYUCK] ✔️
Fanficketika titik harusnya jadi tanda berhenti, tapi samar tanda koma di bawahnya jadi alasan keberlanjutan kisah dua manusia. bxb bl