cw: lil bit mature
***
Tiga hari tanpa absen mereka berada di satu atap yang sama, tidur di kamar yang sama, berpelukan diatas ranjang yang sama sampai pagi datang.
Biasanya, dalam satu minggu mereka hanya punya paling banyak 2 kali yang dipilih secara acak--tergantung waktu luang yang mereka punya-- untuk saling berbagi peluk dalam gelapnya malam di dalam kamar dengan lampu tidur yang remang-remang. Kecuali siang sampai sore, mereka punya lebih banyak kesempatan selama photoshoot tidak dilakukan di luar kota.
Sama halnya malam ini, pasangan belum resmi itu terhitung akan genapi malam jadi yang ke-4.
Di apartemen milik Jaemin, mereka habiskan waktu berdua. Oh iya, malam kemarin keduanya akhirnya dinner di restoran favorit Jaemin yang bahkan di sewanya satu gedung restoran agar mereka bisa makan dengan nyaman, tanpa risau akan ada seseorang yang melihat. Jadi, kalau sampai berita makan malam kemarin menyebar di media, tidak ada yang bisa dituntut selain pegawai yang bekerja di sana.
Sementara keputusan malam ini mereka akan makan malam di apartemen Jaemin. Beberapa menit lalu pria itu selesai beri bumbu diatas daging yang akan dipanggang, sedang Haechan sibuk buat saus untuk pasta.
Lalu Jaemin bergerak nyalakan mata kompor di sebelah Haechan, kemudian taruh wajan pemanggang di atasnya. Matanya menoleh sebentar untuk lihat saus yang masih di aduk Haechan dengan spatula di tangan, lalu beralih tatap sosok yang sekarang berdiri disampingnya. Senyum simpul menguar tanpa bisa ia tahan, selalu begitu jika tentang si manis kesayangan.
"Kenapa liatin aku begitu?" sebab tatapan Jaemin menurutnya sedikit mengganggu. Ditatap dengan senyum tanpa alasan oleh Jaemin masih tidak baik untuk Haechan, karena bisa timbulkan efek debar di dada.
Gelengan Jaemin berikan, ia lantas bergerak untuk ambil daging mentah tadi dari atas meja. "Aku lagi bayangin nanti kita kalo udah nikah, bakalan jadi sering begini." mungkin, nanti jadinya akan seperti ini ketika mereka berada dalam satu hubungan yang biasa orang beri nama rumah tangga. Nanti, mereka akan bagi pekerjaan rumah seperti yang sedang mereka lakukan sekarang.
"-dan kalau kita punya anak nanti, kamu bakalan gendong anak kita sambil liatin aku masak kayak gini." daging mentah ditaruh di atas wajan, timbulkan suara khas daging dengan minyak panas saat bertemu di atas wajan pemanggang.
"Kamu pengen punya anak?" Haechan tuang pasta ke dalam teflon untuk bertemu saus di dalamnya. Ia bertanya tanpa beri tolehan.
"Ya, iya? Kenapa? Kamu nggak mau? .... Aku gakpapa kalo kamu ngerasa keberatan buat punya anak. Nggak masalah." semua Jaemin kembalikan pada si manis. Paham betul kalau mengandung, melahirkan, dan merawat anak bukan suatu hal mudah sekalipun dia pasti akan turut merawat anak mereka. Tapi tetap saja, Haechan dapat lebih banyak peran.
Gelengan Jaemin terima, "Aku oke sih, aku tadi nanya buat pastiin kalo kamu beneran mau punya anak." jelas Haechan kemudian.
"Aku mau. I wanna have little me and you, little us." senyum merekah, bahkan membayangkannya saja Jaemin sudah bahagia. Pun Haechan juga tersenyum samar yang masih bisa Jaemin tangkap. Akan ada Haechan dan Jaemin kecil diantara mereka, jadi pelengkap cinta yang mereka punya.
Mereka akan punya keluarga bahagia, seperti yang keduanya harapkan.
Semoga, akhirnya memang benar bahagia.
Teflon diangkat, Haechan berjalan menuju meja dimana mangkuk untuk wadah pasta berada di sana. Lalu dia berjalan ke wastafel untuk taruh alat-alat dapur yang selesai mereka gunakan, kemudian ambil alat makan untuknya dan Jaemin di kabinet atas konter dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semicolon [NAHYUCK] ✔️
Fanfictionketika titik harusnya jadi tanda berhenti, tapi samar tanda koma di bawahnya jadi alasan keberlanjutan kisah dua manusia. bxb bl