Membangun desa kembali

1.6K 56 1
                                    


*****

Selamat membaca


Setelah perang usai, Desa Konoha tampak seperti kota mati. Bangunan-bangunan hancur berkeping-keping, pohon-pohon tumbang berserakan, dan patung para Hokage yang dulu gagah kini hanya tinggal puing-puing. Namun, di tengah kehancuran itu, secercah harapan mulai tumbuh.

Berkat kerja sama boruto, Sarada dan teman-temannya, musuh berhasil dikalahkan. Kawaki yang sempat tersesat dalam kegelapan pun akhirnya sadar akan kesalahannya. Zenno sumber dari kemampuan eida pun yang membuat ingatan orang-orang kacau berhasil dihentikan. Semua kembali seperti semula.

Naruto Uzumaki dan istrinya yang sebelumnya terjebak dimensi kawaki pun bisa kembali ke desa Setelah kawaki mengeluarkan dari dimensinya.

Saat pertama kali melihat konoha, wajahnya memucat,. Mata birunya melihat sekeliling dengan tatapan kosong, seakan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. “Ini... Konoha... kah?” gumamnya lirih, suaranya parau.


Sedangkan Sasuke juga berhasil dibebaskan dari tersegel jadi pohon dan sebagian orang yang juga terjebak. Entah bagaimana caranya boruto bisa menyelamatkan saya pun juga bingung hehehe..

"Kenapa jadi seperti ini!" ucap Naruto suaranya terdengar parau saat kembali memandang sekelilingnya. Desa yang dulu Ia cintai kini berubah menjadi Medan perang dan tak berbentuk lagi. Wajahnya menyendu.

"Tousan, kaa-chan" teriak Hima yang berlari memeluk kedua orangtuanya.

Air mata membasahi wajahnya, namun senyum lebar terukur indah di bibirnya. Ia memeluk kedua orangtuanya erat, tak mau melepaskan lagi. " Aku sangat merindukan kalian!" Ucapnya di sela tangisnya.

Hinata sang ibu pun juga tak kuasa menahannya air matanya yang hangat mengalir begitu deras di pipinya. Ia memeluk himawari erat. Menatap putri kecilnya yang kini sudah tumbuh besar. Hatinya terasa hangat sekaligus pedih. Sepatah kata pun tidak sanggup diucapkannya untuk putrinya. Hinata tidak dapat membayangkan bagaimana saja yang sudah dilalui oleh anaknya.

Naruto berusaha tersenyum, namun hatinya terasa berat. Ia mengusap rambut Himawari. “Hima, jangan menangis”. Kami juga sangat merindukanmu”. Mata naruto sudah berkaca-kaca.

*******

Disisi lain

Keluarga uchiha juga sedang menangis bahagia setelah boruto mengirim sasuke dengan hiraishinnya ke Konoha. Sakura memeluk suaminya sasuke erat, air matanya membasahi bahu suaminya.

Sasuke-kun....’’ ucapnya lirih, suaranya bergetar karena haru.

Sarada yang berdiri disamping mereka, ikut menangis tersedu-sedu. Tangsinya pecah begitu saja, tak terbendung lagi.

"Papa...aku...” ucapnya disela tangisannya, suaranya terdengar parau.

Sasuke mendekat, sakura yang paham pun langsung menarik sarada untuk ikut memeluk sasuke tanpa melepaskan pelukan pada suaminya.

"Sudah, jangan menangis, sarada,” ujar sasuke terdengar lembut d telinga sarada. Tangan kanannya yang sebelumnya memeluk sakura, istrinya. Kini berpindah mengusap kepala putrinya berharap dapat menenangkannya. "Aku Tidak suka melihatmu sedih”.

Borusara: Melangkah Ke Depan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang