******
Selamat membaca
Dua bulan terasa seperti sekejap mata. Waktu berlalu begitu cepat, hari demi hari, Minggu demi Minggu hingga bulan demi bulan. Telah di lalui. Namun tidak dengan mereka yang menjalani dan merasakannya setiap hari.
Desa yang dulunya hancur porak poranda, kini mulai bangkit.
Setiap hari warga desa semuanya bekerja keras menggunakan sisa sisa kekuatan mereka untuk membangun desa kembali. Semuanya menyisihkan tenaga dan pikiran di kerahkan hanya demi mengembalikan desa tercintanya seperti semula.
Perubahan sudah cukup terlihat di desa yang baru dua bulan di dibangun di bandingkan saat seperti setelah perang, kini sudah terlihat lebih baik dari sebelumnya. Rumah rumah mulai terbangun dan terlihat berbaris rapi, rumah sakit yang berdiri Kokoh dengan fasilitas yang lebih lengkap, dan kantor hokage yang baru saja selesai di bangun. Meski begitu, sejarah monumen patung hokage masih dalam tahap pengerjaan, karena semua orang lebih memfokuskan ke hal yang lebih diutamakan untuk kesejahteraan warga.
Di ruang Hokage yang baru saja selesai dibangun, Konohamaru Sarutobi, Hokage Kedelapan, memimpin rapat penting bersama para Kage dari desa-desa lain. Naruto Uzumaki, Sasuke Uchiha, dan para petinggi Konoha turut hadir dalam pertemuan ini.
Keputusan mengangkat Konohamaru sebagai Hokage diambil seminggu setelah perang usai, menggantikan Shikamaru Nara yang sebelumnya menjabat sebagai Hokage sementara selama Naruto tidak ada. Dengan Shikamaru sebagai penasihat tetap.
Setelah rapat selesai, semua mata tertuju pada Naruto yang terlihat murung. Sasuke, yang duduk di sebelahnya, menyadari perubahan suasana hati sahabatnya. Naruto memang ikut rapat, namun pikirannya terus tertuju pada Boruto. Selama rapat, ia mendengar kabar mengejutkan tentang putranya yang pernah menjadi target buruan seluruh dunia dan dibenci banyak orang. Hati Naruto hancur mendengarnya. Coba pikirkan saja ayah mana yang tega melihat anaknya menderita.
Pikiran berkecamuk di kepalanya, bagaimana mungkin seorang anak seusia Boruto harus menanggung beban sebesar itu? Namun, berkat usaha dan kegigihannya, Boruto berhasil membersihkan nama dan mengharumkan keluarganya dan kini ia diakui sebagai pahlawan. Meski begitu, luka batin yang dialami Boruto tentu tidak mudah untuk sembuh.
Naruto menghela napas panjang, ia juga pernah berada di posisi seperti anaknya di takuti dan benci. "Aku tidak bisa membayangkan apa yang dirasakan Boruto saat itu,"' gumamnya lirih.
"Aku merasa gagal sebagai seorang ayah". Sasuke menyentuh bahu Naruto menepuknya pelan
"Jangan menyalahkan dirimu sendiri, Naruto. Kau sudah melakukan yang terbaik," ucap Sasuke sambil menatap Naruto dengan penuh empati melihat sahabatnya begitu terpukul. "Boruto adalah anak yang kuat. Buktinya dia bisa melewati semuanya"
Keduanya terdiam sejenak, begitu juga yang berada di ruangan tersebut.
"Dia masih belum pulang kah" tanya Gaara, cukup ragu, takut menyinggung perasaan Naruto.
Naruto mengangguk lemah, "Aku bahkan tidak tahu bagaimana kabarnya sekarang". Gumamnya sedih
"Begitukah"
"Kami juga sudah menyuruh orang untuk mencarinya, tapi tetap tidak ketemu" konohamaru menambahkan.
"Boruto bagaimana kamu sekarang. Bahkan Hinata dan aku sendiri pun tidak tau rupanya mu sekarang, apakah kau lebih tinggi dariku" ucap batin Naruto sedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Borusara: Melangkah Ke Depan
RandomMenceritakan boruto dan temannya setelah berhasil menyelamatkan dan mengembalikan dunia Shinobi seperti semula. Dan bagaimana kehidupan boruto dan yang lainnya setelah zenno berakhir. Maaf jika cerita tidak jelas dan tidak nyambung soalnya masih pem...