Marah tanda sayang

501 43 7
                                    



Selamat membaca

*********

"Arigatou Mitsuki, telah menghiburku," ucap Sarada sambil menjauhkan kepalanya dari bahu Mitsuki. Namun, tangan Mitsuki menahannya lembut.

"Biarkan saja seperti ini dulu. Lagipula, aku tahu kamu pasti masih sedih dan perlu tempat bersandar dari Boruto yang tidak peka itu,". jawab Mitsuki dengan senyuman tenang, meskipun ada kesedihan di hatinya.

Sarada mengernyitkan dahi, meskipun dia menurut dengan perkataan Mitsuki, rasa cemas tetap menghantuinya. Wajahnya menunjukkan kekhawatiran yang jelas. "Tapi aku tidak mau ada yang melihat, apalagi sampai salah paham," katanya, suara sedikit bergetar.

"Kau benar, tapi ku..." Perkataan Mitsuki terpotong saat suara keras memanggil nama Sarada.



*****

Disisi lain  Boruto yang akhirnya menemukan tempat Sarada berada, jantungnya berdegup kencang. Namun, ekspresinya berubah drastis ketika melihat pemandangan di depannya. Sarada bersandar di bahu Mitsuki, sementara tangan Mitsuki mengusap lembut kepala gadis itu. Tangan Boruto mengepal, rahangnya mengeras, dan sorot matanya menunjukkan ketidaksukaan yang mendalam.

"Kenapa mereka bisa begitu dekat?" pikirnya dalam hati, rasa cemburu dan marah mulai menguasai dirinya. Ia ingin berteriak memanggil Sarada, tetapi suaranya terhenti di tenggorokan.

Cukup lama boruto berdiri tak bergerak dari tempat kedatangannya.  Akhirnya, ia memilih melangkah maju dengan langkah tegas, berusaha menampilkan keberanian meski hatinya bergejolak.

"Sarada!" panggilnya dengan nada keras dari yang ia inginkan.

Sarada terkejut mendengar suara Boruto dan segera mengangkat kepalanya dari bahu Mitsuki. Raut wajahnya tampak cemas, dan matanya membesar saat melihat kemarahan Boruto.

"Boruto? Kenapa kau di sini?" tanya Sarada, suaranya bergetar meskipun ia berusaha terlihat tenang.

Boruto berdiri tegak, wajahnya merah padam karena emosi yang membara. Mata Safirnya yang biasanya cerah dan indah di pandang kini menyala seperti api, sungguh menakutkan bagi yang melihatnya. Namun tidak untuk Mitsuki dia tetap berdiri di samping Sarada dengan santainya, meskipun dia merasakan ketegangan di udara.

"Boruto, apa yang kau lihat bukan seperti yang kamu pikirkan!" Sarada berusaha menjelaskan, tetapi nada suaranya terdengar gugup dan takut. Bingung harus berbuat apa.

Boruto melangkah maju, matanya menatap tajam ke arah sarada, Mitsuki bergelir.

"Apa yang kalian lakukan di sini? Bukankah Sarada tadi kau bilang ada yang ingin di kerjakan, tapi kenapa malah berduaan dengan Mitsuki ?. Dan kamu juga Mitsuki apa apan tadi itu, sampai mengusap kepalanya lagi" tanyanya dengan suara yang meluap luap marah meminta jawaban, kepalan tangannya mengepal erat menahan emosi

Sarada merasa takut melihat Boruto yang kini tampak seperti mau membunuh musuh saja. Rasa takut itu membuatnya mundur, berdiri di belakang Mitsuki. Sarada juga terdiam, tidak bisa menjawab pertanyaan Boruto, bingung dan rasa takutnya membuatnya tak bisa bersuara dan bingung apa yang harus dikatakan.

Berbanding terbalik dengan Mitsuki yang tetap tenang, wajahnya tidak menunjukkan tanda-tanda ketakutan.
"Kami hanya berbicara. Aku melihat Sarada sedih, dan aku mencoba membantunya, memberikan sandaran," jelasnya dengan suara datar namun tegas. Dia menatap Boruto dengan tatapan tak kalah menakutkan. "Dan kau, Boruto, kenapa datang-datang langsung marah? Apakah kau cemburu?". Dia tahu bahwa situasi ini bisa menjadi lebih rumit lagi

Borusara: Melangkah Ke Depan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang