"Bagaimana, apa dia mau?" tanya sang gadis Uchiha.
Mereka saat ini kembali berkumpul di pinggir desa Konoha, sekitar jam 4 sore.
Orang yang ditanya pun menundukkan kepalanya, dia bingung bagaimana cara mengatakannya.
"Sepertinya memang sudah tidak bisa lagi," lirihnya.
"Kenapa?," panggil Sarada.
"Tim 7 sudah hancur, sudah tidak bisa dibangun lagi," gumamnya.
"Kenapa kau berkata begitu? Dia bilang apa padamu? Tanya Sarada wajahnya semakin serius.
Mitsuki pun tidak langsung menjelaskannya, dia sempat diam, lalu menghembuskan nafasnya secara kasar.
Mitsuki menceritakan bagaimana siang tadi ia menemui Boruto dan membicarakan ingin membangun kembali Tim 7, tetapi Boruto seperti tidak benar-benar ingin atau setuju tim dibangun lagi.
"Boruto berkata dia tidak ingin lagi masuk ke Tim 7 dan menjadi anggota di dalamnya".
Setelah menceritakan itu, Mitsuki mengusap wajahnya secara kasar dengan telapak tangannya. Tangan yang satunya lagi mengepal erat.
Sarada yang mendengarnya pun kemudian berbicara.
"Boruto telah melalui masa sulit saat itu. Aku mengerti bahwa Boruto benar-benar menanggung semua perbuatannya Kawaki." Bebannya waktu itu memang berat".
"Sepertinya luka di hatinya juga memang belum sembuh."
"Aku juga merasa bersalah karena dulu terpengaruh dan ingin malah membunuhnya." Sahut Mitsuki
"Boruto saat itu dia sendiri. " Aku bahkan tidak membantunya". Mengapa aku malah membantu Kawaki dan menganggapnya sebagai Boruto Matahariku? Kata Mitsuki dia rasanya ingin meluapkan rasa marahnya dengan meninju sesuatu yang berada didekatnya. Tapi saat itu tidak ada sesuatu yang dapat menjadi sasaran emosinya. Mitsuki pun hanya dapat mengepalkan tangannya. "Aku benar-benar menyesal."
"Sudah jangan menyesali itu lagi, percuma juga". Itu sudah berlalu" kata Sarada berusaha menenangkannya walaupun hanya dengan kata-kata saja.
Lalu pandangan mereka pun lurus kedepan. Keheningan terjadi. Mereka berdua sama-sama diam. Memikirkan sesuatu bagaimana caranya agar tim 7 bisa berkumpul lagi.
Sarada lalu menengadahkan kepalanya ketika mendengar bunyi suara burung yang lewat terbang diatas mereka. Sarada melihat langit yang mulai berubah menjadi kejinggaan.
Tanpa mengalihkan pandangannya. "Aku akan pulang" nanti aku juga akan bicara dengannya". Setelah itu, ia berlaku pergi.
*****
Di jalan pulang
Di sepanjang jalan pulang Sarada sambil memikirkan, kakinya memang sedang berjalan menuju rumahnya.
Namun, pikirannya melayang mencari cara untuk membujuk Boruto agar mau bergabung lagi dengan tim 7"Aku harus bisa membujuk Boruto," gumamnya dalam hati setelah terpikir sebuah ide cemerlang.
Sarada mempercepat langkahnya yang semula santai menjadi sedikit terburu-buru. Jarak langkahnya pun dilebarkan agar ia bisa segera sampai di rumah. Dia bergegas pulang karena ada sesuatu yang ingin diambilnya.
Sesampainya di rumah, Sarada langsung memasuki rumah dengan terburu-buru. "Sarada sudah pulang," sapanya kepada mamanya yang sedang duduk di sofa.
Mamanya yang melihat putrinya pulang membalasnya dengan senyuman. Namun, senyuman itu perlahan berubah menjadi rasa khawatir saat melihat Sarada sudah berjalan mendekati pintu keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Borusara: Melangkah Ke Depan
RandomMenceritakan boruto dan temannya setelah berhasil menyelamatkan dan mengembalikan dunia Shinobi seperti semula. Dan bagaimana kehidupan boruto dan yang lainnya setelah zenno berakhir. Maaf jika cerita tidak jelas dan tidak nyambung soalnya masih pem...