"Sarada" panggil chocho.
Sarada menoleh kepada orang yang memanggilnya
"Ada apa" tanya sarada
"Apa benar kemarin kau dilamar oleh seorang pemuda" tanya chocho sambil tidak sabar menunggu jawabannya
"Hn". Jawab Sarada malas
"Kau terima atau tidak" chocho balik bertanya.
"Tidak"
"Kenapa di tolak" suara chocho meninggi.
"Dia itu tampan, anak tunggal dan setahuku dia itu anak orang terkaya dari desa kirigakuri" ucap chocho sambil menggoyangkan tubuh sarada
"Kau pasti akan menyesal" ucap chocho lagi.
"Apasih chocho" sarada berusaha melepaskan cengkraman dari chocho
"Lagi pula aku tidak gila harta" kata sarada.
"Dan yang pasti aku tidak cinta dia" sarada menekanan pada setiap kata.
"Kau ini ya" chocho menyentuh keningnya, bingung dengan sahabatnya ini.
"Nh ya sarada ibarat tu pemuda itu melamar gadis lain pasti langsung di terima termasuk itu aku" ucap chocho dan berharap ucapan bisa terjadi
"Semoga aja dia itu melamarku" pikir chocho.
"Tapi tidak untuk aku" ucap sarada acuh.
Sarada berucap seolah olah tidak ada yang luar biasa dari pemuda itu dan tidak tertarik sama sekali apalagi peduli.
Putri dari choji dan karui itu pun melihat sarada yang benar tidak tertarik dengan pemuda yang datang melamar pun sempat mengira sahabat ini tidak normal padahal pemuda itu banyak di sukai para gadis di desanya termasuk di Konoha.
"Kau normal kan" choco memastikan dengan menyentuh kening sarada.
"Tidak demam" gumamnya.
"Wahhh kebangetan kau chocho" seru sarada menunjuk chocho.
Sarada tidak terima dan kesal karena sahabatnya chocho menganggap dia tidak normal.
"Sebenarnya aku hanya bingung mendengar kau menolaknya" kata chocho
"Sudah jangan dibahas lagi" Sarada muak membahas dan ingin pergi
"Aku tidak menyukainya" kata sarada
"Aku tidak akan membicarakannya lagi" ucap chocho cepat sambil menahan Sarada pergi.
"Gomen" ucap chocho memohon dengan kedua tangannya
"Hn" jawab sarada dingin dengan wajah datarnya
"Sarada jangan seperti itu ya, aku jadi merasa bersalah" ucap chocho yang masih wajah datar sarada
"Soalnya kau menyebalkan hari ini" kata sarada.
"Tapi kita tetap sahabat kan" chocho memastikan takut sarada benar benar membencinya.
"Asalkan kau tidak mengatakan itu lagi" kata sarada sambil tersenyum tipis
Chocho yang melihat sahabatnya tersenyum pun merasa lega
"Nh kan kalo gitu enak dilihatnya, aku senang melihatnya, manis " ucap Chocho
Jadi kalo aku tidak senyum itu jelek" Sarada bertanya
"Iya" sahut chocho tidak menyadari ucapanya.
Sarada pun yang mendengar sahabatnya mengiyakan pertanyaannya langsung tidak setuju. Masa kalo dia tidak senyum bisa terlihat jelek. Pikirnya. Padahal Kan itu sudah sifatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Borusara: Melangkah Ke Depan
AléatoireMenceritakan boruto dan temannya setelah berhasil menyelamatkan dan mengembalikan dunia Shinobi seperti semula. Dan bagaimana kehidupan boruto dan yang lainnya setelah zenno berakhir. Maaf jika cerita tidak jelas dan tidak nyambung soalnya masih pem...