🌻🌻
안녕하세요!
Happy Reading!
*******
Haneesha Adarsha atau yang kerap disapa Caca, seorang gadis kecil berumur 6 tahun. Caca merupakan putri kedua dari Jonathan Soetomo dan Tania Shakira, kakaknya bernama Haidar Arrendra atau biasa dikenal dengan Darren yang berumur 3 tahun diatasnya yaitu 9 tahun.
Walaupun Caca dan Darren terlahir di keluarga yang bergelimang harta, tetapi mereka tidak merasakan kasih sayang dari sang Ayah. Pernikahan ibunya dan ayahnya adalah sebuah keterpaksaan, karena sebuah kecelakaan. Ayahnya pernah menikah dengan seorang wanita sebelumnya yang bernama Rindi, dan tidak sengaja menghamili seorang gadis yaitu ibu mereka.
Beberapa bulan kemudian Jonathan bertanggung jawab pada Tania atas kesalahannya. Tidak berselang lama, Rindi meninggal karena kecelakaan mobil yang ditumpanginya bersama Tania. Semua orang menganggap bahwa penyebab meninggalnya Rindi adalah Tania, karena Tania ingin menjadi satu-satunya. Karena hal tersebut, orang-orang membenci Tania dan anak-anaknya.
******
Malam ini Tania, Darren dan Caca sedang bersiap untuk tidur. Malam ini Caca ingin tidur bertiga bersama kakak dan mamanya."Ohiya ma, nanti besok lusa disekolah Abang sama Caca mau ada acara. Mama bisa datang ngga?" ujar Darren.
"Acara dalam rangka apa bang?" tanya Tania pada anak sulungnya itu.
"Hari ayah," ucap Darren pelan. Wajah Darren berubah menjadi murung saat mengucapkan itu.
Tania yang mengerti pun lalu mengelus pelan rambutnya putranya lembut. "Mama pasti datang kok, nanti mama bakal minta izin sama tante Diana biar bisa datang tepat waktu. Abang sama adek gaboleh sedih gitu dong mukanya."
Memang selama menikah dengan Jonathan, Tania bekerja disalah satu restoran milik temannya sebagai juru masak. Jonathan memang memberikan segala keperluan untuk anak-anaknya, tapi tidak untuk keperluan Tania. Jadi ia harus bekerja untuk keperluannya sendiri.
"Daddy ga sayang sama kita, ya kan ma?" tanya Caca.
"Adek kok bilangnya gitu sih. Dengerin mama ya, semua ayah itu pasti sayang banget sama anak-anaknya dan itu berlaku juga sama Daddy. Daddy itu sayang banget sama abang sama adek, adek jangan ngomong gitu lagi ya?" jelas Tania, tangannya menangkup pipi bulat putrinya itu lalu mengecup pelan hidung Caca.
"Tapi Daddy gapernah datang kalo disekolahan ada acara, kerjaan sepenting itu emangnya?" Darren merebahkan dirinya di ranjang lalu menatap langit-langit kamar.
"Abang, Daddy kerja kan buat abang sama adek juga. Biar Abang sama adek bisa sekolah, bisa makan enak, bisa tinggal dirumah yang nyaman. Kalo Daddy ga kerja nanti abang sama adek makannya gimana?" Tania menatap sedih anak-anaknya, mereka sudah mulai mengerti tentang ayahnya.
"Udah ya, kita tidur aja yuk. Besok kan sekolah, mau mama nyanyiin apa cerita dongeng?" Tania merebahkan tubuhnya di ranjang disebelah kanan, Caca ditengah dan Darren disebelah kiri.
"Dongeng aja ma, cerita Cinderella!" seru Caca yang diangguki oleh Tania, sementara Darren hanya menuruti saja.
Setelah memastikan semua anaknya tertidur dengan lelap, Tania mengecup lembut kening keduanya bergantian lalu menyusul mereka ke alam mimpi.
Tak lama Tania terbangun dan melihat jam yang masih menunjukkan pukul satu pagi, ia pergi ke dapur yang terletak di lantai satu untuk mengambil air minum.
Ia meletakkan gelasnya dimeja pantry lalu duduk disalah satu kursi pantry. Menopang dagunya sembari menunggu suaminya pulang kerumah, sepertinya Jonathan tidur di apartemennya lagi.
Memikirkan pernikahan mereka yang sudah berjalan selama kurang lebih 10 tahun, tetapi masih tidak bisa menyayangi satu sama lain layaknya keluarga bahagia pada umumnya. Ralat, hanya Jonathan yang tidak bisa menyayangi dan mencintai dirinya dan kedua anak mereka. Hanya dirinya yang selalu berusaha untuk selalu mengerti keadaan Jonathan, tapi tidak pernah dianggap.
Memang Jonathan memberikan fasilitas yang layak dan tidak membiarkan anaknya merasakan kekurangan apapun. Tetapi ia lupa memberi kasih sayang dan perhatiannya sebagai seorang ayah pada anak-anaknya, dan juga sebagai seorang suami. Tania ingin anak-anaknya merasakan kesenangan saja saat masa anak-anak, tapi nyatanya mereka ikut memikirkan sang ayah.
Jonathan yang masih tidak bisa menerima dirinya, belum bisa melupakan mendiang mantan istri. Tidak mempunyai saudara dan keluarga, teman-teman yang ikut tidak menyukainya dan keluarga suaminya yang juga tidak menyukainya dan anak-anaknya.
Terkadang Tania juga sangat merasa bersalah kepada anaknya, karenanya mereka menjadi korban. Apalagi keluarga Jonathan yang menunjukan ketidaksukaan mereka secara terang-terangan. Ia takut mental anaknya ikut terganggu dan menghambat perkembangan mereka, Tania benci dirinya sendiri.
"Gue ngga nyangka lo bakal kaya gini Tan, lo lakuin apapun termasuk pake tubuh lo buat jadiin Jo jadi milik lo? Lo harus inget kalo Jo udah nikah sama Rindi Tan!"
"Gue tau lo udah suka sama Jo udah dari SMA tapi ga sampe kaya gini juga Tan, Rindi itu temen kita!"
"Anjing gue ngga nyangka ternyata selama ini temen gue itu jalang!"
"Tania, gue kecewa banget sama lo."
Ucapan teman-temannya 10 tahun lalu, masih terdengar jelas ditelinganya. Mereka tidak tau kejadian yang sebenarnya, tapi mereka selalu menyudutkannya.
Dan sampai sekarang hubungannya dengan mereka semakin renggang dan menjadi asing. Ia sempat ingin memperbaiki hubungannya dengan mereka, tetapi mereka mengacuhkannya.Hanya Diana yang mau memperbaiki hubungan pertemanan mereka. Yang saat ini memperkerjakan Tania direstoran miliknya.
Menutup wajahnya dengan telapak tangan dan mulai terisak dalam sunyinya malam. Dan Tania tidak sengaja tertidur dimeja pantry.
******
--09 Mei 2024
Thanks for reading my story💗
See you in the next chapter
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST
Teen FictionTentang seorang perempuan yang berusaha melakukan yang terbaik untuk janin yang ada didalam rahimnya. !!Genderswitch Kalau ada kesamaan nama tokoh, tempat, atau kemiripan alur cerita mohon dimaafkan ya!💗 Masih banyak kesalahan di penulisan cerita i...