35.Balik

3.8K 188 4
                                    

안녕하세요 친구!
Happy Reading!

⑅⁠꒰⁠✧⁠◝⁠•⁠ᴗ⁠•◜⁠✧꒱⑅

"Anya sayang, mama boleh tanya sesuatu nggak?" tanya Caca pada Anya yang ada di pangkuannya.

Saat ini mereka sedang berada diatas ranjang, dikamar milik Caca dengan Anya dipangkuan Caca yang selonjoran. Disamping mereka ada El yang sudah tertidur lebih dulu.

"Boleh, mama mau nanya apa?" Anya menjauhkan wajahnya dari dada Caca, lalu menatap wajah ibunya itu.

"Kalo mama pergi kerja, terus kegiatan Anya sama kakak ngapain aja dirumah? Sehabis pulang sekolah kalian sama Daddy ngelakuin apa aja, atau pergi kemana gitu?" tanya Caca lagi.

"Banyak banget ma, adek sama kakak main bareng Daddy, makan sama Daddy, bersih-bersih juga." ucap Anya.

"Terus kalo hari kamis biasanya Daddy kerumah sakit." tambah Anya.

"Em, Anya tau nggak Daddy kerumah sakit itu kenapa? Daddy sakit atau punya kenalan disana, Anya tau nggak dokternya bilang apa?" cecar Caca.

"Anya nggak tau, Anya sama kakak biasanya ditemenin pak satpam diluar ruangannya terus Daddy masuk deh. Tapi waktu itu pak satpamnya kan dipanggil sama orang, terus kakak sama adek masuk keruangan itu."

"Ada Daddy?"

"Ada, Daddy lagi duduk tapi nyender gitu. Tangan Daddy juga ada kabelnya, terus sampingnya ada kayak tv kecil gitu ma. Komputer kecil kayak handphone, tapi nggak ada gambarnya." ucap Anya polos, tapi bisa dimengerti oleh Caca.

"Wajahnya Daddy kayak kesakitan gitu, tapi Daddy bilang nggak papa." lanjut Anya.

"Habis itu Daddy nggak pernah ngajak kita ke rumah sakit lagi, Anya sama kakak main dirumah Buna Nana nanti Daddy pergi." beritahu Anya.

Caca terdiam sejenak, mengingat beberapa kali dirinya mendapat Maveen yang sedang meminum obatnya. Tapi Caca tidak tau obat apa itu, nanti ia akan mencari tau Maveen sakit apa.

"Makasih ya sayang."

Anya menguap dipangkuan Caca, menyandarkan kepalanya di dada sang ibu. "Udah ngantuk? Mama puk-puk ya, selamat tidur anak-anaknya Mama." Caca mengecup kepala Anya dan tangannya mengelus rambut El.

⑅⁠꒰⁠✧⁠◝⁠•⁠ᴗ⁠•◜⁠✧꒱⑅⁠

"Jujur sama aku, kamu sakit kan?" desak Caca bertanya pada Maveen yang sedang memainkan smartphonenya.

"Aku sehat-sehat aja." bantah Maveen.

"Bohong. Leukemia kan? Stadium tiga." Maveen berdeham mendengar ucapan Caca.

"Kenapa kamu masih kerja keras dan nggak bilang sama aku?" tanya Caca menuntut.

Caca menemukan sebuah kertas resmi dari rumah sakit, yang berisi hasil pemeriksaan Maveen. Caca tidak menyangka Maveen mengidap kanker darah, Caca menjadi takut bahkan sangat takut.

"Aku kerja itu cari uang buat kamu, buat anak-anak. Kalau umur aku nggak panjang lagi, seenggaknya aku ninggalin semua harta aku buat kamu dan anak-anak." ucap Maveen santai.

"Semua aset aku udah aku ganti pake nama kamu, termasuk rumah dan yang lainnya juga." imbuh Maveen menatap Caca.

"Wah kamu kayaknya emang udah nggak waras." dengus Caca.

"Aku tinggal lanjutin hidup seperti biasa, dan tunggu waktunya aja." kata Maveen beranjak meninggalkan Caca yang tertegun.

"Kak Maveen!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang