안녕하세요 친구!!
Happy Reading!Double up ni
⑅꒰✧◝•ᴗ•◜✧꒱⑅
Maveen duduk di ranjang kamarnya dengan Athayya disampingnya yang sedang mengobati lukanya. Juga Juardha yang duduk disofa kamar Maveen, seraya mengontrol emosinya. Bening dan Semesta sudah pergi ke kamar mereka masing-masing.
Mengusap darah yang terus keluar dari sudut bibirnya, dan sesekali meringis saat Athayya tidak sengaja menekan lukanya.
"Besok kita datang kerumah Caca, kamu harus tanggung jawab atas perbuatan kamu." dingin Juardha, Maveendra hanya diam saja.
"Udahlah Dad, Maveen kan udah jujur. Dia nggak salah, ini cuma accident." ucap Athayya membela Maveen.
Juardha juga sempat tidak percaya, saat Maveen bercerita Caca bekerja sebagai office girl di hotel itu.
"Salah atau nggak salah, perbuatan dia itu jangan dibenarkan. Dia tetap harus tanggung jawab. Maveen Daddy gapernah ngajarin kamu, untuk jadi orang yang nggak bertanggung jawab."
"Kenapa Daddy se peduli itu sama dia?" tanya Maveen, sebenarnya ia cukup terkejut karena Juardha tau siapa Haneesha.
"Sudah saya bilang Haneesha itu sudah saya anggap sebagai anak saya. Orang tua mana yang rela anaknya dirusak atau merusak?" ucap Juardha tajam.
"Kalau kamu tidak mau bertanggung jawab juga tidak apa-apa, silahkan keluar dari rumah ini dan tinggalkan semua aset yang sudah saya berikan. Satu lagi, saya hapus nama kamu dari hak waris perusahaan."
"Semua keputusan ada ditangan kamu sendiri, Maveendra." Juardha bangkit dan berjalan keluar kamar, meninggalkan Athayya dan Maveen yang terdiam.
"Udah gapapa jangan dipikirin, sekarang kamu istirahat ya." Athayya menepuk pelan punggung putranya.
"Bubu ke kamar Bening dulu ya, kak. Takutnya masih nangis, biarin Daddy kamu nenangin diri dulu."
Setelah pintu tertutup, Maveen merebahkan tubuhnya di ranjang. Menatap langit langit kamarnya, dan memejamkan matanya menahan rasa sakit ditubuhnya.
"Haneesha sialan."
⑅꒰✧◝•ᴗ•◜✧꒱⑅
Pagi harinya Maveen tidak terlihat ikut sarapan bersama dimeja makan, Jevan merasa sarapan kali ini terlihat berbeda. Ia belum mengetahui tentang semalam, memang Juardha menekankan jika sedang dimeja makan tidak boleh bersuara dan fokus makan. Tetapi kali ini tidak seperti biasanya, juga Bening yang hanya mengaduk-aduk makanannya.
"Jevan selesai, Jevan ke kamar dulu ya." pamit Jevan.
Jevan tidak ke kamarnya melainkan kamar kakaknya, membuka pintu tanpa mengetuknya. Ia melihat Maveen yang masih memejamkan mata dibawah selimutnya, bergerak tak nyaman.
"Kak muka Lo kenapa anjir, digebukin sama siapa?" tanya Jevan saat melihat wajah sang kakak penuh dengan memar.
"Sama bokap Lo."
"SUMPAH?!" kaget Jevan.
"Pantesan, dibawah sepi banget." lanjut Jevan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST
Teen FictionTentang seorang perempuan yang berusaha melakukan yang terbaik untuk janin yang ada didalam rahimnya. !!Genderswitch Kalau ada kesamaan nama tokoh, tempat, atau kemiripan alur cerita mohon dimaafkan ya!💗 Masih banyak kesalahan di penulisan cerita i...