24.Berharap

2.3K 297 54
                                    

안녕하세요 친구!
Happy Reading!

⑅⁠꒰⁠✧⁠◝⁠•⁠ᴗ⁠•◜⁠✧꒱⑅

Setelah menghabiskan waktu untuk menangis dan juga tidur dirumah Tania, akhirnya Caca memutuskan untuk pulang. Karna hari sudah malam dan ia takut jika Maveen sudah sampai dirumah.

"Ma, adek mau pulang." ucap Caca pada Tania.

"Beneran, nggak mau nginep disini aja? Mama anterin kamu ya?" tawar Tania memijit pelan tangan Caca.

"Nggak papa, adek sendiri aja." tolak Caca lembut.

"Oh iya Caca lupa bilang sama Mama, Caca sama kak Maveen udah pindah rumah. Nggak satu rumah sama om Juardha lagi, nanti Mama Caca kasih alamatnya ya." ungkap Caca memberitahu

"Wah, nanti kapan-kapan Mama main kesana ya?" ujar Tania antusias.

"Iya boleh banget, nanti Mama sama Abang main kerumah kak Maveen." ucap Caca.

"Taksi Caca udah dateng, Caca pulang dulu ma." sambung Caca. Bangkit dan mengemasi tasnya, dirinya sudah berganti baju miliknya yang masih tersisa banyak di lemari. Seragamnya ia tinggal disini, untuk apa juga ia sudah tidak bersekolah lagi.

Tania mengantarkan Caca sampai depan mobil taksi online, mengecup pipi sang anak gemas. Dan Caca menyalimi tangan Tania.

"Kamu hati-hati ya, kalo ada apa-apa langsung telfon Mama. Oke?"

"Siap kapten! Dadah Mama!" Caca melambaikan tangannya lalu masuk kedalam mobil.

Tania sempat khawatir pada Caca, tadi Caca begitu sedih tapi tiba-tiba saja sudah tidak apa-apa dan gembira. Ia senang karena Caca tidak berlarut-larut dalam kesedihan, tapi ini terasa aneh.

Entah kenapa ia sampai berpikiran sampai seperti itu, memang suasana hati ibu hamil itu cepat berubah drastis tapi tetap saja membuatnya cemas. Ia hanya takut mental Caca sedikit terganggu, mungkin nanti ia akan menyuruh Caca untuk memeriksakan dirinya.

⑅⁠꒰⁠✧⁠◝⁠•⁠ᴗ⁠•◜⁠✧꒱⑅⁠

Dikediaman keluarga Nakala, mereka sedang melakukan makan malam. Yuda heran karena tidak melihat keberadaan Rora, biasanya Rora yang paling pertama di meja makan.

"Rora mana, Buna?" tanya Yuda pada sang istri yang sedang menyiapkan makanan.

"Dikamar, dia nggak mau keluar kamar sama sekali. Bahkan kamarnya dia kunci, Buna khawatir."

"Nana, Rora ada masalah?" tanya Yuda lagi, pada Nana.

"Ayah sama Buna harus janji dulu, nggak boleh marah dulu, nggak boleh ke rumah om Juardha." pinta Nana mengangkat jari kelingkingnya.

"Kenapa? Ada masalah sama Maveen, masalah apa?" tanya Winda tak sabar.

"Janji dulu ish, kalo nggak yaudah." dengus Nana.

"Iya iya Ayah sama Buna janji, ada apa?"

"Rora sama kak Maveen udah putus, kak Maveen dia.." Nana menjeda perkataannya karena mendapatkan tatapan serius dari kedua orangtuanya.

"Dia udah hamilin cewek, dan yang dihamilin sama kak Maveen itu Caca. Temen satu kelas Nana sama Rora."

"Yang sering main kesini?" tanya Winda, hatinya ikut merasakan apa yang putrinya itu rasakan.

LOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang