33.Akhir

3.7K 269 33
                                    

안녕하세요 친구!
Happy Reading!

⑅⁠꒰⁠✧⁠◝⁠•⁠ᴗ⁠•◜⁠✧꒱⑅⁠

Dua tahun berlalu, kehidupan Caca semakin membaik. Sekarang Caca tidak tinggal bersama Tania lagi, ia tinggal bersama keluarga kecilnya. Darren juga sudah menikah dengan Xena dua tahun lalu, Darren juga sudah memiliki rumah sendiri. Darren dan Caca sudah menawarkan orang tua mereka untuk tinggal disalah satu rumah mereka, tapi orang tua Caca dan Darren tidak mau. Dan memilih untuk tetap tinggal dirumah lama.

"Mama cepetan!" seru El tidak sabar, padahal kakinya masih tidak beralaskan apapun.

"Sabar dong kak, sepatunya pake dulu itu!" seru Caca berusaha sabar.

"Mama kunciran Lele lepas." adu Lele memegang karet rambutnya yang terlepas.

"Sini Mama benerin rambutnya, kok bisa lepas sih." Anya duduk dipangkuan Caca yang sedang menyisir rambut Anya, menguncir ulang rambut hitam pekat milik putrinya.

"Kaos kakinya mana ma?!" teriak El dari lantai bawah.

"Mama pengen tantrum aja rasanya." hembus Caca sedih. Tangannya masih aktif menguncir rambut lebat Anya.

"Udah pake sepatu nih, cepetan El nggak sabar ke makam mau ketemu Daddy." Kepala El menyembul diantara pintu kamar yang sedikit terbuka.

"Kak kenapa pake kaos kaki Lele sih, pake punya kakak sendiri dong!" kesal Lele saat melihat kaos kaki kesayangannya dipakai oleh sang kakak.

Caca tersenyum paksa, kesabarannya hampir habis menghadapi dua anak ini. Menarik dan menghembuskan nafasnya dengan tersenyum, berharap kesabarannya bertambah tebal.

"Lele pake yang lain aja ya nak, udah pake sepatu itu kakaknya. Nanti malah kelamaan, katanya mau ketemu Daddy." tutur Caca membantu Anya berdiri dari pangkuannya, telinganya sudah mulai panas mendengar seruan kedua anaknya.

"Yaudah." jawab Anya yang membuat Caca tersenyum senang, anak perempuannya ini memang paling penurut.

⑅⁠꒰⁠✧⁠◝⁠•⁠ᴗ⁠•◜⁠✧꒱⑅

"Hai dad. Maaf ya aku baru kesini, soalnya anak-anak lagi banyak kegiatan disekolah."

Caca duduk disamping sebuah makam, lalu mengusap batu nisan keramik yang tertulis nama si pemilik makam. Meletakkan keranjang bunga tabur yang berisi kelopak bunga untuk berziarah, dan sebuah buket bunga aster disisinya.

"Kalo Daddy masih ada, pasti seneng banget liat anak-anak ceria terus aktif juga." Caca dan anak-anak mulai mencabuti rumput dan tanaman liar yang ada disekitar makam.

"Sayang." panggil seseorang dari belakang, membuat ketiga orang itu melihat kearah asal suara itu.

"Daddy lama banget!" gerutu Anya yang diangguki pula oleh El.

"Maaf ya sayang sayangnya Daddy, tadi jalannya macet banget jadi telat kesini. Tapi Daddy udah beli bunga yang cantik buat Opa, buat Mama juga." ucap laki-laki itu memberikan sebuah buket bunga matahari pada Caca.

"Maveen ini di pemakaman loh, bisa-bisanya." kesal Caca memukul lengan Maveen dengan buket bunga itu.

"Aku lebih tua sayang, panggil yang bener." Maveen mencuri sebuah kecupan di pipi Caca, Caca hanya menghiraukannya.

LOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang