Sebuah kedai teh China baru di buka. Pembukaan resmi dihadiri pun dilakukan langsung oleh sang pemilik—Nour Valle Lenero—atau yang lebih akrab disapa dengan nama Nora. Dihadiri oleh tamu-tamu penting pun orang terdekat dari Nora. Serta pelanggan-pelanggan baru yang hendak pertama mencoba.
Pada ruang VVIP yang disediakan. Nora duduk bersama dengan para wanita yang merupakan anggota komunitas kelas atas yang juga turut hadir dalam pembukaan kedai barunya. Duduk santai seraya menyesap teh hangat yang disajikan.
"Restoranmu sangat cantik, Nora. Kau pasti mendapatkan dukungan penuh dari suamimu," ujar Laventa, seorang istri dari pejabat ternama. Tatapanya meneliti setiap ujung ruangan, tersenyum kemudian menatap Nora dengan angkuh. Sapu tangan yang tak pernah lepas sejak masuk ke dalam kedai baru milik Nora semakin memperlihatkan keangkuhanya.
Nora tersenyum halus disertai tatapanya yang tenang seperti samudra. "Terimakasih, Senora."
Laventa berdecak. Wanita yang tidak suka melihat pencapaian orang lain tentu tidak akan pernah merasa senang
Tatapan Nora yang teduh serta raut wajah yang tenang membuatnya semakin susah untuk digoyahkan. Dengan pertanyaan-pertanyaan menyindir orang yang selalu menyangkut-pautkan Isaac dalam segala pencapaian Nora yang jelas-jelas ia lakukan sendiri tanpa campur tangan sedikitpun dari pria itu.
'Kau terbiasa tanpa diriku, Nora.'
Bahkan, kalimat yang Isaac lontarkan tadi malam masih terngiang di dalam kepalanya.
Kemudian, Nora berdiri dengan sopan lalu ia menuangkan kembali teh ke dalam cangkir kecil pada setiap gelas di atas meja. Setelahnya, ia kembali duduk di kursinya dengan anggun.
"Di mana suamimu, Nora? Apa kali ini dirinya tidak hadir lagi?" Wanita muda bernama Sevora bertanya.
"Aku tidak memintanya untuk datang, sebab itu akan menganggu pekerjaanya," jawab Nora dengan tenang.
Lantas, semua orang terdiam setelah mendengar jawaban Nora. Sibuk dengan hal mereka masing-masing, mengacuhkan jawaban dari tuan rumah kedai teh tersebut. Bertingkah seolah mereka tak pernah mendengar jawaban yang selalu sama Nora berikan ketika ditanya kehadiran suaminya.
Isaac Mallen Vargas. Pria yang selalu berada di dalam kegelapan. Tak tersentuh pun tak terlihat. Terkenal akan bisnisnya yang besar mencakup hampir sebagian besar wilayah Eropa. Nama besarnya selalu turut andil dalam bisnis besar yang berkembang di negaranya. Bekerja di balik layar pun tak pernah sekalipun seseorang melihat sosoknya yang agung.
Semua orang dibuat penasaran dengan sosok pria yang memiliki Eropa di dalam genggamanya. Tak sedikit kabar yang beredar jika Isaac merupakan pria tampan bertubuh besar dengan raut wajah yang garang. Pun, banyak juga orang yang beranggapan sebaliknya, jika Isaac merupakan pria tua berwajah menyeramkan. Sebab alasan seperti itu Isaac tidak mau memperlihatkan wajahnya.
Keheningan di dalam ruang VVIP itu lenyap saat Dorty—ibu mertua Laventa— mengeluarkan sebuah papperbag yang ia bawa lalu memberikanya kepada Nora.
"Selamat atas kedai barumu, Nora. Memiliki bisnis diusia muda sangat membanggakan alih-alih berdiam diri di dalam rumah dan terus mengandalkan suamimu," tutur Dorty.
Nora menerima pemberian hadiah dari Dorty yang merupakan syal mewah berwarna merah dari sebuah brand merk terkenal.
"Gracias, Senora. Aku sangat menghargai pemberianmu." Nora mengangguk dengan sopan.
Selain Nora dan Dorty, atensi semua orang yang berada di sana tertuju pada Laventa. Jelas pun lugas kalimat yang dikatakan Dorty ialah tertuju kepada menantunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
La Señora
RomanceObsesi yang mengatasnamakan cinta. Merenggut, menarik, memaksanya untuk berjalan di dalam kegelapan. Nour Valle Lenero merelakan kehidupanya dikendalikan oleh sosok suami yang misterius. Isaac Mallen Vargas-pria kejam berhati dingin yang mampu membu...