Sinar mentari sore menyeruak masuk ke dalam ruangan melalui pintu kaca yang terbuka. Semilir angin meniup gorden putih hingga berkibar berterbangan.
Burung berkicau dengan merdunya, sinar mentari menyorot hangat pada kulit pucat itu. Balkoni kamar terhubung langsung dengan rimbun pepohonan hutan, terdengar juga desiran ombak dari luar sana.
Di dalam ruangan pada peraduan yang besar pun nyaman Nora berbaring diam serta menatap langit-langit kamar yang asing. Tubuhnya hanya mengenakan dress putih polos berbahan tipis tanpa lengan, serta ia berbaring tanpa selimut menutupi tubuhnya.
Mata sayu itu bergerak menelisik pada setiap sudut ruangan, pun ia akui jika ruangan itu bukan miliknya.
Ia beranjak dari baringnya, turun dari ranjang lalu gontai menuju balkoni. Pemandangan indah langsung memanjakan pandanganya, hamparan laut serta pantai berpasir putih tepat berada di depan sana.
Kaki jenjangnya kembali melangkah untuk pergi keluar kamar setelah ia ambil satu selendang putih tipis untuk menutupi bahunya. Mencari pelayan pun ia temukan satu di dapur.
"Donde está esto?"
(Di mana ini?"La gran mansión del señor Vargas en Fuerteventura, Señora."
(Mansion besar milik tuan Vargas di Fuerteventura, Nyonya)Nora berjalan kecil mengitari seisi mansion. Sampai dirinya pada pintu keluar yang langsung dihadapkan dengan pemandangan laut yang indah. Ketika dirinya hendak keluar, seorang pelayan terlebih dulu menghampiri dan memberikan sepucuk surat untuknya.
"Feliz cumpleaños, Nora."
(Selamat ulang tahun, Nora)_Isaac Mallen Vargas
Nora pernah mengatakan jika ia menginginkan pergi ke laut untuk hadiah ulang tahunya, maka hari ini tepat pada hari ulang tahunya Isaac membawanya ke sini.
Meskipun mulai hari ini setiap pada tanggal kelahiranya, ia juga akan mengingat tanggal kematian Laventa yang telah hancur malam tadi.
Wanita itu berjalan kecil pada bibir pantai tanpa alas kaki. Dress putihnya yang tipis tertiup angin ketika ia berjalan, mencetak jelas postur tubuhnya yang ramping.
Topi besar yang ia kenakan seketika terbang tertiup angin, membuat dirinya kembali berbalik arah dan berlari kecil untuk menggapai topi itu.
Langkah Nora terhenti saat seseorang menangkap topi itu serta menyodorkannya.
"Senorita, ini milikmu."
Bocah lelaki itu tersenyum padanya, baik hati memberikan topi tersebut kepada sang pemilik. Lalu tak lama, seorang wanita dewasa berpakaian pelayan menghampiri mereka.
"Maafkan putraku, Senora, dia tidak mengenalmu dan bertindak tidak sopan," ucap wanita tersebut, membungkuk segan.
Nora mencondongkan tubuhnya lantas mengambil topi tersebut. Mengelus lembut pipi bocah kecil di hadapanya.
"Gracias."
"Sí, Senora." Pandai bocah tersebut mengubah panggilanya pada Nora setelah mendengar ibunya memanggil berbeda pada Nora dari panggilanya sebelumnya.
"Siapa namamu?" tanya Nora disertai senyum hangat.
"Miguel Donzel."
KAMU SEDANG MEMBACA
La Señora
RomanceObsesi yang mengatasnamakan cinta. Merenggut, menarik, memaksanya untuk berjalan di dalam kegelapan. Nour Valle Lenero merelakan kehidupanya dikendalikan oleh sosok suami yang misterius. Isaac Mallen Vargas-pria kejam berhati dingin yang mampu membu...