Chapter 6

16K 834 15
                                    

Satu minggu penuh Nora terserang demam. Lemah kondisi tubuhnya mengakibatkan wanita itu tak bisa berangkat bekerja. Ditambah Isaac yang selalu menemani Nora setiap malam malah semakin memperburuk kondisi kesehatanya.

Abigail tak berkutik kala Isaac memanggilnya untuk menjelaskan kondisi Nora saat ini. Pasalnya, dari hari pertama demam hingga saat ini kondisi kesehatan Nora sama sekali tak membaik. Bimbang dokter paruh baya ini hendak menjelaskan jika alasan utama wanita itu sakit ialah karena Isaac terus berada di sekitarnya.

"Kondisinya masih belum membaik?" tanya saac. Duduk pada kursi kebesaran di dalam ruang pribadinya. Pria itu menghisap cerutu.

"Sí, Senor."

"Padahal dia meminum obat secara teratur," cetus Isaac. Sebab dirinyalah yang selalu memberikan Nora obat setiap malam. Melalui mulut ke mulut.

Berlalu Isaac keluar dari ruanganya meninggalkan Abigail. Hanya mampu menghela napas pria paruh baya itu sebab ia tahu ke mana senornya akan pergi.

Ruang pribadi gelap kini sebab lampu mansion yang dimatikan seluruhnya.

Gontai Isaac pada lorong yang gelap. Menghentak menggema suara dari sepatu kulit yang membalut kakinya. Berdiri di depan pintu sebuah ruangan, ia hisap cerutu pada selah bibirnya kemudian masuk setelah membuang asap tebal di udara.

Di dalam ruangan yang gelap, terbaring lemah Nora di atas ranjang pun mencoba membuka matanya. Samar melihat bayang-bayang Isaac membuat jantungnya yang lemah terpaksa bekerja keras dua kali lipat.

"Senor ...."

"Bangun, Nora, lalu hisaplah." Isaac memberi titah.

Hisaplah ....

Isaac menyodorkan cerutu untuk Nora hisap. Mekipun tak pandai Nora melakukanya, namun isaac tak menerima sebuah penolakan.

"Hisaplah asap yang ada di dalam mulutmu hingga turun melalui kerongkongan."

Lantas Nora lakukan apa yang Isaac perintahkan. Aroma dari asap cerutu itu menusuk pada indera penciumanya, amat kuat tapi menenangkan. Itu membuat candu. Hendak Nora hisap kembali namun Isaac menariknya, mendorong dada Nora hingga terbaring lagi pada ranjang.

"Sepertinya obat-obatan sudah tak mempan bagi tubuhmu, Nora."

Itu karena Anda yang memberikanya  setiap malam, Senor Isaac Vargas.

*******

"Senor Isaac Vargas."

Rayan Lenero tertawa bahagia menyambut menantu sekaligus pemasok bijih besi utama pada bisnisnya dengan hangat. Merentangkan kedua tangan pria paruh baya itu lantas memeluk tubuh besar Isaac ringan.

Isaac datang dengan gagah penampilanya. Masih tak menampakan wajah asli yang ditutup sengaja oleh topi, masker wajah, serta kaca mata hitam yang bertengger pada hidung mancungnya.

Berada di dalam private golf dua pria itu. Membicarakan mengenai bisnis lalu berakhir pada masalah putri Rayan Lenero.

"Aku dengar Nora mengalami demam selama satu minggu." Rayan lebih dulu menyinggung.

Duduk menyender Isaac pada sofa tunggal. Membuka cukup lebar dua kakinya kala ia terduduk. Menunduk wajahnya tertutup sebagian topi. Sekedar asap tebal dari cerutu yang pria itu hisap yang bisa dilihat oleh Rayan Lenero.

Pandangan Rayan tajam mengarah pada menantunya. Bergerak pandanganya mencoba menelisik bagian tertentu dari wajah Isaac yang bisa ia lihat.

"Putrimu bergerak liar, Rayan." Isaac berkata. Kelam dan dingin nada suara pria itu terdengar di telinga dari balik masker hitam yang yang ia kenakan.

La Señora Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang