Chapter 29

8.7K 723 65
                                    

Malam ini ....

Tubuh indahnya terbalut long dress hitam yang memiliki belahan hingga atas paha. Tanpa lengan, memperlihatkan bahu indah putih nan mulus. Memakai kalung mutiara yang melingkar pada leher jenjangnya lalu, dua tanganya terpasang sarung tangan berwarna senada dengan long dress yang ia kenakan.

Hermoso ....

Esposa mafiosa del señor Isaac Mallen vargas ....

Kaki jenjangnya masih harus mengenakan high heels cukup tinggi. Terpasang holster pada paha lengkap dengan Glock berisikan peluru penuh. Penampilan yang sungguh sempurna.

"Kau sangat cantik, Nora."

Isaac berdiri di belakang tubuh istrinya yang sedang bercermin. Mengelus perut menonjol Nora pelan lalu turun menuju pinggang. Mengecup mengendus ceruk leher istrinya dalam-dalam, merasakan wangi candu dari tubuh wanitanya.

"Sekarang waktunya."

Pandangan Nora melirik Isaac dari depan cermin. Sang senor yang juga menatapnya memicing tajam. Keduanya saling satu sama lain sebelum akhirnya bibir seksi Isaac bergerak mengucap kata,

"."

Sebelum membiarkan istrinya pergi, Isaac terlebih dulu mengambil Glock dari paha Nora. Memastikan kembali jika isi senjata itu terisi penuh. Sempurna. Semuanya tidak ada yang tertinggal satu pun.

"Kau tidak akan gagal, Nora," tuturnya seraya membalikan bahu Nora agar berhadapan dengannya.

"Sí, Senor. Akan kupastikan aku berhasil malam ini."

"Por supuesto, mi esposa."
(Tentu saja, Isriku)

Satu lengan besar Isaac terulur untuk menyentuh dagu Nora, membawanya mendongak lalu ia lumat lembut bibir istrinya yang sudah terpoles lipstik merah merona.

"Aku mencintaimu, Nora Vargas."

"Aku juga mencintai Anda, Senor ...."

Keduanya saling menatap menyatukan kening masing-masing. Menderu napas keduanya hingga akhirnya Nora yang pertama menarik diri, melangkah untuk pergi berlalu dari hadapan suaminya.

Kaki jenjangnyamenghentak lantai amat nyaring. Menggema pada lorong bawah tanah yang gelap di mana dua manusia tengah menunggu kehadirannya di ujung lorong sana.

"Senora ...."

"Lepaskan aku, Senora ...."

"Tolong lepaskan aku juga!"

"Senora!"

"Senora ... lepaskan aku!"

Manusia-manusia di dalam sel tahanan bawah tanah begitu berisik. Kalimat permohonan mereka mengiring setiap langkah kaki senora nya yang terlihat sama sekali tidak peduli.

Bukan urusan Nora tentunya untuk mengikut andilkan manusia yang tak ia kenal dalam pembebasan malam ini. Nora sama sekali tak ingin peduli dengan mereka bagaimana pun suara mereka yang menyedihkan memekakkan telinga, pun satu detik kemudian menjadi suara yang penuh dengan ancaman.

Langkahnya terhenti tepat di depan sel Rayan. Pandangannya yang tajam menilik sosok pria tua bangka di dalam sel yang lebih terlihat seperti anjing dibandingkan manusia. Anjing yang terlihat senang karena akan dibebaskan.

Nora berbalik dan itu membuat wajah ceria Rayan musnah seketika. Pria tua itu segera maju pada selnya, memperhatikan sang putri dengan tatapan sengit sebab yang Nora bebaskan pertama adalah pria Donzel di depan.

La Señora Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang