Chapter 25

10.5K 725 21
                                    

"Alguien es traidor en tu residencia."
(Seseorang berkhianat di dalam kediamanmu)

Jemari besarnya menggelitik di atas kepala Nora. Menyisir setiap surai coklat itu pelan nan lembut. Tidak ada jawaban sama sekali dari Isaac, tetap tenang pria itu pun tak bersuara.

"Tidurlah Nora, ini sudah larut," katanya. Sama sekai tak membahas apa yang baru saja Nora ucapkan.

"Senor?"

Nora membalikan posisi tubuhnya agar dapat menatap wajah pria itu. Tetap tenang tanpa ekspresi sedikitpun. Benar-benar tak mudah dibaca.

"?"

Hanya bibir tebal nan seksinya yang bergerak mengeluarkan satu kata. Sementara tatapanya tetap lurus ke depan, alis tebalnya cukup kokoh, tidak menunjukan keterkejutan atau yang lainya.

"Pengkhianat, Senor."

Isaac kembali menarik tubuh Nora ke dalam dekapan, kembali mengelus surainya yang indah pun lembut. Ia kecup penuh sayang. Kemudian arah bibirnya bergerak menuju telinga Nora dan berbisik di sana,

"Biarkan saja."

Memejam Nora saat Isaac mengecup serta menjilat cupingnya. Ia biarkan matanya tertutup pun tak terbuka lagi. Mencoba untuk tidak menyadarkan diri, mencoba pergi ke alam mimpi.

Nora tidak menyangka dirinya akan mendapati reaksi Isaac seperti ini. Tenang amat tenang pria itu, terlampau tenang menyeramkan. Sama sekali tidak terguncang, tidak terkejut, pun tidak marah sedikitpun.

"Tidur yang nyenyak, istriku. Aku sangat mencintaimu," ucapnya.

*****

Berdiri Isaac di depan balkon kamar. Sendiri, menatap gelapnya pepohonan rimbun hutan di hadapan.

Pria itu menghabiskan satu cerutu di selah jemarinya. Memasukan bekasnya ke dalam gelas berisikan air. Tatapan datar nan tajam itu jatuh ke bawah, menilik para penjaga yang sesekali mengitari mansion memastikan keamanan.

Gontai ia melangkahkan kakinya masuk kembali ke dalam kamar. Perlahan menaiki ranjang di mana wanita cantiknya sedang terlelap.

Ia menjumput surai Nora perlahan, membiarkan leher jenjangnya tampil sempurna tanpa halangan sedikitpun lalu, ia menaburkan serbuk putih pada garis leher jenjang Nora yang tertidur miring, kemudian ia hisapi, hisap dengan hidung serbuk putih kokain tersebut.

Habis. Selain narkoba yang ia hirup, bau tubuh Nora juga membuatnya amat tenang. Wajahnya yang tegas pun mata memerah sayu. Ia nikmati ketenangan yang mulai meredakan pikiranya.

Beranjak kembali dari ranjang setelah menyelimuti tubuh Nora sempurna. Lebar langkahnya ia buat keluar dari ruangan. Membawa serta anak buah untuk turut pergi bersamanya.

Lima buah mobil besar hitam telah terparkir sedia di depan halaman mansion menunggu kedatangan sang empu. Masing-masing berisikan enam orang pengawal yang siap sedia mengawal kepergian senor nya.

Isaac masuk ke dalam mobil pertama. Dikendarai oleh sang supir lantas lima mobil itu melaju keluar dari kandang. Melesat membelah jalanan malam.

Hingar bingar club malam. Bergulungnya para manusia bebas di dalam. Pria dan wanita saling bergaul satu sama lain. Para penari striptis lihai melenggokan tubuhnya amat menggoda.

Seorang wanita penggoda merayu meletakan lenganya pada dada bidang Isaac yang baru saja duduk pada sofa di dalam sebuah privateroom. Bergabung pria itu bersama para pria paruh baya lainya di sana yang sibuk dengan wanita di pangkuan, menghisap kokain yang disodorkan di atas kaca rata bersama gulungan euro di atasnya.

La Señora Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang