Chapter 24

10.2K 803 29
                                    

Cahaya mentari masuk menyeruak melalui pintu kaca yang sengaja dibuka. Memberikan kehangatan pada tubuh yang saat ini masih terbaring di atas ranjang.

Kelopak bunga mawar mewah bermekaran memenuhi setiap sisi ranjang, berbaur warnanya dengan kulit putih pucat di sana.

Jemari lentik itu memegang satu tangkai mawar berduri. Kelopaknya yang harum ia arahkan pada lehernya sendiri, lalu turun menelusuri dada, pun kini hinggap pada perut rata yang terbuka tak berkain. Bergerak memutar menggelitik di atas sana.

Tatapanya kosong menatap langit-langit kamar yang polos. Memerah lingkar mata disertai air yang mengenang kala kelopaknya bergerak untuk berkedip maka akan luruh air dalam pertahananya.

Bibirnya yang pucat melengkung membuat garis senyuman, memperlihatkan deretan gigi putihnya di dalam.

"Nora, biar kukatakan tentang kematian bayi pertamamu."

Dadanya sesak namun terdapat rasa geli di dalam. Rasa sakit menyebar diiringi dengan suara tawanya yang nyaring, amat nyaring hingga berubah menjadi tangis penderitaan.

Tubuh rampingnya meringkuk di atas ranjang di atas hamparan kelopak mawar. Bagaikan embun setiap kelopak mawar dihujani oleh air mata yang terus meluruh.

                              *****

"Buenos días señora."
(Selamat pagi, Nyonya)

"Buenos días."

Nora tersenyum ramah pada setiap pelayan pun pengawal yang menyapanya. Melenggang keluar mansion pun masuk ke dalam mobil dengan seorang supir yang siap mengantarkanya ke mana pun.

Cantik rambut berwarna brown yang biasanya lurus ia buat menggelombang kini, riasan wajah yang selalu natural dibuat sedikit lebih berani menambah kesan dewasa pada dirinya. Tubuh rampingnya tak berbalut dress lagi, melainkan celana suit pants putih dipadu kemeja hitam yang ia gulung hingga siku, terbuka dua kancing di bagian atas sengaja memperlihatkan belahan dadanya.

Kesan cantik serta aura elegan semakin menguar pada diri Nora yang tampil amat mendominasi.

"¿Adónde quiere ir, Señora?"
(Ke mana Anda ingin pergi, Nyonya)

"La Rose Majestueuse."

"Bueno."
(Baik)

Pria paruh baya berpakaian jas serta sarung tangan hitam itu mulai melajukan kendaraan yang ia bawa. Membawa senora nya pergi menuju tempat yang dituju.

La Rose Majestueuse merupakan casino besar yang ditinggalkan Rayan pada daftar warisanya, pun kini telah dialihkan hak atas nama Nora— putri tunggal dari sang pemilik sebelumnya.

Tidak hanya Casino, terdapat juga club malam serta tempat hiburan malam lainya yang pria itu kelola. Tapi La Rose merupakan tempat pertama yang membuat Nora tertarik untuk mengunjunginya.

"Está aquí, Señora."
(Sudah sampai, Nyonya)

Pintu mobil di bukakan, melangkah keluar kaki jenjang terbalut high heels setinggi sepuluh inch membawa serta tubuh wanita cantik itu.

Melenggang cantik Nora menuju pintu masuk Casino, memperlihatkan kartu keanggotaan pada pengaja di sana lantas baru ia dipersilahkan untuk masuk.

"La Señora."

Seorang pria berwajah tampan nan tegas, pun berbadan tegap menyambutnya dengan tangan terbuka serta senyuman di wajah.

"Bienvenida, he estado esperando tu llegada durante mucho tiempo."
(Aku sudah menunggu kehadiranmu sejak lama)

"Marco?" tanya Nora memastikan.

La Señora Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang