Mexico City
"Buenos días, Nora."
(Selamat pagi, Nora)Berdiri wanita cantik ini di depan cermin rias di dalam kamarnya. Menatap wajah tampan yang baru saja mengucapkan selmaat pagi padanya dari balik cermin, sembari tersenyum tipis dan menggeleng samar.
"Selamat pagi, sayangku," timpal Nora. Ia berbalik untuk menggapai ranjang, memberikan ciuman selamat pagi untuk lelaki tampan kesayangannya.
"Tolong buatkan aku sarapan pagi masakan terbaikmu, aku mencintaimu. Aku akan mandi," katanya seraya membalas ciuman Nora di pipi.
Beringsut dia turun dari ranjang, melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Meninggalkan Nora sendiri di dalam kamar yang tak lama ia juga beranjak keluar dari kamar.
Rumah sederhana yang hanya terdapat dua kamar, dua kamar mandi, satu dapur serta satu ruang tamu. Kecil namun nyaman dan hangat. Jauh berbeda jika dibandingkan dengan tinggal di kediaman besar namun kesepian.
Nora pergi ke dapur untuk membuat sarapan favorit kekasih hatinya berupa Tostada.
Meskipun dengan pakaiannya yang rapi dan siap untuk pergi bekerja, Nora tidak segan untuk berkutat di dalam dapur untuk membuat sarapan. Tidak lama setelah itu, kekasih tampannya keluar dari kamar sudah lengkap dengan pakaian rapinya.
"Aku mencintaimu, wanitaku," katanya genit, dan Nora terkekeh mendengarnya.
"Sudah cepat makan sarapanmu dan habiskan, atau kau akan terlambat pergi ke sekolah."
"Sí, Mama."
Duduk bersama ibu dan anak itu pada meja makan. Memakan sarapan mereka dengan sesekali bercanda riang dan mengobrol ringan.
"Pulanglah bersama Miguel. Mama harus pergi beberapa hari untuk pekerjaan."
Bocah kecil berusia lima tahun itu menghela kecewa. Memang selalu seperti itu ekspresinya jika Nora tidak bisa menjemput atau mengantarnya ke sekolah.
Namun, tak lama kemudian ekspresinya kembali berubah, dengan penuh perhatiannya ia tersenyum dan mengangguk kepada mama nya.
"Sí, Mama."
Setelah menjawab, dia kembali memakan sarapan favoritnya. Meminum susu yang disediakan hingga tandas tak tersisa. Pintar sekali.
Tidak lama setelah itu, bunyi hon terdengar nyaring dari luar gerbang kediaman mereka. Segera bocah kecil itu menggendong tasnya dan siap untuk pergi ke sekolah.
"Paman Dolze sudah menjemputku, bye Mama."
"Biarkan paman Dolze masuk untuk makan bersama," kata Nora pada putranya yang buru-buru pergi.
"Tidak. Tidak akan kubiarkan pria botak itu mendekati Mama," ketusnya tanpa berbalik.
Tingkah lucu bocah kecil itu selalu berhasil membuat Nora terkekeh geli. Apalagi raut wajah cemburu tidak suka jika ada pria yang mencoba mendekati mamanya.
"Bye, Sayang." Nora melambai dari ambang pintu, dan bocah kecil tampan itu melambai setelah berbalik dengan senyuman.
Di depan gerbang di mana mobil hitam besar itu terparkir, sudah ada Damon Dolze yang setia setiap saat mengantar jemput putra Nora jika saja Nora tak sempat melakukannya.
Pria plontos itu baru saja selesai bercermin pada kaca mobilnya saat tiba-tiba pintu mobil belakang telah terbuka dan masuk seorang kurcaci tampan ke dalam.
"Hei, kenapa sangat cepat? Kau tidak menghabiskan sarapanmu?" tanyanya sedikit memprotes.
"Dan kenapa kau duduk di belakang? Duduklah di sini," imbuh Damon seraya menepuk jok d sebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
La Señora
RomanceObsesi yang mengatasnamakan cinta. Merenggut, menarik, memaksanya untuk berjalan di dalam kegelapan. Nour Valle Lenero merelakan kehidupanya dikendalikan oleh sosok suami yang misterius. Isaac Mallen Vargas-pria kejam berhati dingin yang mampu membu...