Chapter 4

17.9K 868 4
                                    

"Apa yang kau inginkan untuk hadiah ulang tahunmu, Nora?"

Nora berdiri di depan meja di dalam ruangan pribadi Isaac. Bersama pria itu yang duduk seraya membelakanginya. Menghisap cerutunya berulang kali, sebab bisa Nora lihat asap putih yang mengepul dari balik tubuh besarnya.

Ia mengalihkan pandanganya dari Isaac, memandang ke arah lain pun dirinya terdiam.

Apa yang Nora inginkan sebagai hadiah ulang tahunya, ia sendiri tidak tahu. Harta, kekayaan serta nama besar dan suami yang disegani, dirinya telah memiliki semua hal sempurnan itu. Meskipun, dengan suami yang tak pernah ia lihat sosoknya sekalipun.

Bagaimana jika permintaan sebagai hadiah ulang tahun ialah melihat wajah Isaac secara langsung? Permintaan gila yang tentunya tak akan berani Nora pinta sebab, yang akan ia dapatkan ialah cekikan dari pria itu.

Nora masih ingat kejadian tragis yang menimpa dirinya saat awal-awal pernikahannya bersama Isaac. Saat itu, selalu dengan brutal Isaac menjamah tubuhnya tanpa memperlihatkan sosoknya sedikit saja. Lantas, Nora yang naif menolak untuk melayani pria itu. Mengatakan jika dirinya akan menurut jika ia bisa melihat wajah Isaac yang sebenarnya. Namun, alih-alih mendapatkan apa yang dirinya inginkan, Nora malah berakhir di ranjang rumah sakit akibat cekikan Isaac yang mencederai tulang lehernya.

"Sebuah kalung berlian yang baru dikeluarkan oleh Makenna," jawab Nora. Telah ia siapkan jawaban seperti ini karena tahu Isaac akan memintanya.

"Lagi?" Isaac memberinya pertanyaan, lagi.

"Aku ingin berlibur ke pantai."

"Kau akan pergi minggu depan, Nora," balas Isaac.

"Gracias, Senor."

"De nada, esposa mía."
(Sama-sama, Istriku)

Nora mengangkat wajahnya memandang sosok Isaac. Menatap pada pantulan cermin yang menampilkan wajah tak jelas Isaac di sana. Menatap intens pun dalam sosok suaminya yang tengah menghisap cerutu, mengakitbatkan pantulan wajah Isaac di cermin hilang terhalang oleh asapnya yang tebal.

"Senor ...."

Seorang pengawal masuk ke dalam ruangan bersama seorang Wanita cantik yang berdiri di ambang pintu, mengenakan topi besar yang hampir menutupi sebagian wajahnya.

"Sarai telah tiba, Senor." Pengawal menyampaikan.

"Bawa dia masuk, lalu antarkan Senora keluar," titah Isaac.

"Sí. Senor."

"Por favor, Señora."
(Silahkan, Nyonya)

Nora menatap Isaac dengan intens sebelum dirinya berbalik pergi. Menilik wanita yang berdiri di ambang pintu yang langsung menunduk memberi hormat padanya kala Nora berjalan melewati dirinya.

"Senora," salam Sarai bernada rendah.

Pintu ruangan pribadi itu ditutup bersamaan dengan terhentinya langkah Nora. Terdiam Nora memandangi pintu besar yang seolah sedang tertawa mengejek sebab sang suami membawa terang-terangan wanita lain ke dalam ruang pribadinya.

"Siapa wanita itu?" tanya Nora pada pengawal.

"Sarai, pelayan pribadi senor, Señora."

"Pelayan pribadi?" Nora bergumam.

Sosoknya yang cantik dan seksi, berada di dalam ruangan pribadi bersama seorang pria lalu menamai dirinya sebagai pelayan pribadi. Apa yang wanita itu layani?

Nora berbalik pergi. Menghentakan kakinya yang terbalut higheels tinggi hingga menimbulkan bunyi yang nyaring. Melangkah cepat menuruni tangga menuju lantai utama.

La Señora Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang