Chapter 14

11.8K 794 15
                                    

Semenjak kepulangan Nora dari Fuerteventura, Isaac semakin sering menemuinya. Setiap malam keduanya membicarakan hal-hal yang tentu membuat jantung Nora bergetar, setiap malam lampu kamarnya harus dimatikan padahal Nora sangat takut pada kegelapan, pun setiap malam Isaac berada di sampingnya tertidur memeluk Nora, membuat Nora merasakan didekap erat oleh kegelapan.

Malam ini adalah malam penantian panjang Isaac selama ia menunggu dalam satu minggu penuh tak menyentuh istrinya. Malam yang dinantikan pria itu, namun mimp buruk bagi Nora.

Bergerak sensual tubuh besar nan kekar itu di atasnya, pada kegelapan pun hanya terdengar deru napasnya yang terangah pun berat.

Memejam erat Nora, mencengkran kuat bahu kekar Isaac yang mengetat sebab sebagai sanggahan tubuhnya. Ia menggigit bibir bagian bawahnya hingga terasa sakit ketika pria itu melajukan ritme permainan.

"Aaarrgh!"

Penyatuan mereka terlepas, langsung jatuh tubuh besar Isaac membaringkan diri di samping tubuh ramping Nora yang kemudian ia dekap erat. Sama-sama menyetabilkan kembali napas mereka yang telah terkuras habis.

Pukul tiga dini hari sekarang, dan permainan itu berlangsung selama dua jam, berbagai gaya pun posisi, membuat keduanya hampir hilang akal sehat.

"Abigail akan datang untuk memeriksaku, Senor," ucap Nora yang ditujukan pada pria itu agar segera pergi.

"Dia tidak kuperintahkan untuk datang malam ini."

"Kenapa?" Nora bertanya, masih dalam dekapan suaminya yang mulai tenang napas pria itu.

"Karena kau baik-baik saja."

Dia memang melakukannya dengan lembut, jadi tidak ada luka pada tubuh Nora. Tapi bagaimana dengan degup jantung Nora yang lemah namun dipaksa tetap berpacu dua kali lipat, dirinya pun hampir kehilangan napas seolah merasakan sekarat setiap kali Isaac menyetubuhinya.

"Katakan saja jika ada yang sakit, aku akan mengobatimu."

"Tidak ada yang sakit, Senor."

Tapi sesuatu mengalir di bawah sana dan rasanya lengket. Nora ingin turun dari ranjang dan pergi ke kamar mandi membersihkanya. Namun ia tak berani bergerak sedikitpun di dalam dekapan pria itu.

Isaac bangun lalu membawa tubuh Nora ke dalam gendonganya. Seolah tahu apa yang wanita itu pikirkan, ia masuk ke dalam kamar mandi yang tentunya gelap tanpa pencahayaan. Mendudukan Nora di atas meja wastafel lalu menyalakan air, memenuhi air di telapak tanganya kemudian ia basuh tepat di ujung selangkangan Nora, menyentuh lembut belahan hangat yang memerah bengkak seraya mengalirkan air dingin di sana berulang kali.

Menjengit tegang tubuh Nora, refleks ia eratkan kakinya yang melingkar pada pinggul Isaac yang masih polos juga tubuh pria itu tanpa pakaian. Ia menggigit bibir bawahnya ketika lembut Isaac membelai bagian paling sensitif darinya.

"Kau sudah bersih sekarang," bisik Isaac parau.

Mereka berdua berada di bawah guyuran hangat air shower. Membasahkan diri mandi pada dini hari untuk membersihkan peluh pada tubuh.

Nora tak dibiarkan membersihkan tubuhnya sendiri. Setiap inci menggunakan sabun, Isaac yang menggosok serta membilasnya hingga bersih.

Setelah siap, Isaac belitkan handuk pada tubuh Nora pun pada pinggulnya. Kembali ia bawa Nora ke dalam gendongan, gontai kembali menuju ranjang.

"Aku bisa jalan sendiri, Senor, Anda bisa menurunkanku."

"Aku tahu tidak baik-baik saja di bawah sana, jadi biarkan aku menggendongmu."

La Señora Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang