Nora keluar dari kamarnya dan mendapati Sarai yang juga baru keluar dari ruangan Isaac diujung sana. Salah satu ruangan pribadi pria itu yang tak sembarangan boleh dimasuki termasuk Nora.
"Senora."
Sarai melangkah ke arahnya, menunduk segan menyapa senora-nya. Perhatian Nora yang tak lekat dari Sarai serta letak ruangan di mana wanita itu baru saja keluar.
"Apa senor telah kembali?" tanya Nora. Pasalnya, pria itu berkata akan pergi selama dua hari, dan ini baru semalam dia pergi.
"Belum, Senora, senor belum kembali."
Lalu kenapa kau keluar dari ruanganya?
Kalimat yang ingin Nora ucapkan namun tak lolos di bibirnya. Ia lebih memilih pergi berlalu menuruni tangga bersama Sarai yang terus mengikutinya dari belakang.
"Sarai?"
"Sí, Senora?"
"Duduklah dan makan bersamaku," pinta Nora. Alih-alih terus berdiri di belakang Nora, lebih baik wanita itu makan bersamanya.
"Senora, saya berdiri saja di sini."
"Kenapa?"
Nora yang telah duduk di meja makan berbalik untuk melihat Sarai yang berdiri di belakangnya. Wanita cantik dengan tubuh molek terbalut dress mewah darah serta memiliki belahan hingga pahanya, terlihat holster melingkar di sana disertai senjaga api pun sebilah belati.
Sarai tampak mengagumkan di pandangan Nora.
"Saya harus menjaga Anda," jawab Sarai. Membuat Nora terdiam dan tidak ingin mengajukan pertanyaan lagi.
Sama seperti para pengawal lainya yang mana atensi mereka harus tajam mengarah pada sesuatu yang mereka jaga, begitu pula dengan Sarai. Senora-nya adalah sesuatu berharga yang harus ia jaga pun lindungi segenap jiwa.
Setelah selesai memakan menu makan malam, Nora hendak menuju taman mansion untuk berjalan kecil dan menghirup udara segar. Sarai selalu di belakang mengikutinya, bahkan ketika Nora membasuh tangan pada wastafel tangan, wanita itu selalu berjarak dua meter di belakangnya.
Rasanya begitu canggung diawasi demikian dekatnya. Biasanya, pengawal yang mengawasi Nora selalu jauh dan memiliki jarak hampir sepuluh meter. Tapi Sarai?
"Berjalanlah disampingku, Sarai. Ada beberapa pertanyaan yang ingin aku tanyakan kepadamu," pinta Nora akhirnya. Lantas Sarai langsung menuruti apa permintaan senora-nya.
"Kau sudah lama bekerja di sini, Sarai?" tanya Nora. Kakinya masih terus melangkah beriringan dengan Sarai ang mengimbangi langkahnya pelan.
"Sí, Senora."
"Berapa lama?"
Sarai terdiam sejenak, matanya bergerak memikirkan sesuatu. "Aku dilahirkan di mansion ini. Dulu, kedua orangtuaku merupakan pelayan pribadi mendiang senor Vargas, lalu aku menggantikan mereka untuk melayani senor hingga saat ini."
Nora menganggukan pelan kepalanya. Jadi, hubungan Isaac dan Sarai memang telah terjalin lama, bahkan dari kedua orangtua mereka. Pantas saja Sarai dipercayai memijakan kakinya di seluruh tempat termasuk ruangan pribadi pria itu.
"Jadi, kau sangat mengesal senor, Sarai?" Di samping, Sarai mengangguk untuk mengiyakan pertanyaan Nora. "Apa aku boleh bertanya sesuatu tentangnya padamu?"
"Aku akan menjawab sebisaku, Senora."
"Senor ... apakah menurutmu dia seseorang yang bisa mencintai dalam hidupnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
La Señora
RomanceObsesi yang mengatasnamakan cinta. Merenggut, menarik, memaksanya untuk berjalan di dalam kegelapan. Nour Valle Lenero merelakan kehidupanya dikendalikan oleh sosok suami yang misterius. Isaac Mallen Vargas-pria kejam berhati dingin yang mampu membu...