Memulai Petualangan

24 18 0
                                    

Pagi ini, tepatnya subuh alarm ponselku berbunyi sangat kencang. Aku ambil ponselku dan mematikannya. Pagi ini aku pun bangun tidur dengan perasaan gembira. Karena pagi ini, aku, Satria dan Nisrina akan ke pelabuhan Sunda Kelapa. Memulai petualangan. Aku bergegas pergi mandi.
Selesai mandi, aku memakai  baju kaos berwarna merah muda bergambar panda, celana jeans, dan sepatu berwarna pink. Rapih dan cantik, pikirku. Akupun keluar kamar dan menuruni tangga sambil senyum-senyum sendiri.
Di meja makan sarapan pagi telah tersedia. Sarapan pagiku hari ini adalah roti isi coklat dan segelas susu. Aku  sudah ijin ke ibuku 3 hari sebelumnya. Makanya, sepagi ini sarapan sudah tersedia.
“Bu, liburan ini aku ijin ya. Ada acara camping dari sekolah.” Kataku waktu itu. Tentu saja aku berbohong. Kalo tahu aku dan dua temanku akan berpetualang ke tempat yang antah berantah, pasti Ibuku takkan setuju.
“Liburan semester ini?” Tanya Ibu.
“Iya Bu, dua minggu ini aku ijin. Acaranya  dadakan. Baru dikasih tahu kemarin di WA grup kelas.” Kataku.
“Iya, Ibu ijinin. Jaga diri. Ikutin arahan gurumu. Jangan sendirian nanti kamu tersesat di hutan lagi.”
“Iya, ngga akan lah Bu. Tenang aja.”
Pagi itu Ibu sibuk memeriksa perlengkapan yang akan  kubawa. Isi tas ranselku dicermati baik-baik sambil berkata, “Habiskan sarapanmu. Perjalananmu jauh. Kamu butuh tenaga sampai siang.”
Selesai sarapan, aku pun pamit pada Ibu. Ransel sudah di punggungku.
“Aku jalan ya bu.” Kataku menyium tangan Ibu.
“Iya nak, hati-hati ya. Nanti yang antar kamu ke sekolah sopir ya?”
Aku pun mengangguk dan lansung masuk ke dalam mobil. Ibu memandangi mobil yang mulai bergerak meninggalkan rumah dengan pandangan tidak biasa. Apakah Ibu sudah mulai menyadari kebohonganku? Akupun melambaikan tangan. Di dalam mobil, aku mengambil ponselku dan mengirimkan pesan ke Nisrina dan Satria, memberitahukan posisiku sedang menuju ke sekolah.
Sesampainya di sekolah,
ternyata Nisrina sudah lebih dulu sampai. Satria belum datang.
“Kebiasaan anak itu selalu aja datang telat. “ Omel Nisrina. “Elo ijinnya apa ke ortu lo, Mel?”
“Ada acara camping di sekolah, kalo elo?” Tanyaku.
Belum sempat Nisrina menjawab, Satria sudah muncul di gerbang sekolah.
“Ngaret banget lo, baru datang jam segini.” Tegur Nisrina.
“Maaf, Ibu gue nyuruh gue lakuin Tugas Negara dulu. Biasalah.” Jelas Satria tersenyum.
“Tugas apa coba pagi-pagi? Nyiram tanaman?” Kataku sambil tertawa.
“Ibu negara suruh gue urus kucing-kucingnya dulu. Kucing Persia, Anggora, Maine Coon, Persia Himalaya, Exotic Shorthair dan Kucing Russian Blue. Kasih makan.” Kata Satria.
“Kasih makan kucing sebanyak itu? Lo bohong ye?” kata Nisrina.
“Enak aja, kucing gue ngikutin gue mulu saat gue mau keluar. Baru bebas nih gue dari kucing-kucing itu. Gue diintilin mulu ama kucing gue.” Keluh Satria.
“Kasian amat lo… ” Ledek Nisrina sambil tertawa.
“Iya, kucing bar-bar, untung gue ngga dicakar.”kata Satria.
“Kalian mau lama-lama disini? Udah yuk lansung ke pelabuhan aja.” Kataku.
“Ayo….”kata Satria dan Nisrina bersamaaan. Kami pun memesan Taksi Online.






Almost ThereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang