Ujian Sekolah

23 19 1
                                    

Hari ini hari terakhir PAS (Penilaian Akhir Semester), aku senang karena rasanya sudah lepas dari beban yang sangat berat. Beban berat itu meliputi belajar super intens. Stress banget deh pokoknya . Di hari terakhir PAS ini sekolah terasa ceria. Anak-anak lebih lepas, senyum mereka ringan tak terbebani, beberapa kelompok anak sibuk ngobrol buat rencana hari libur.
Aku sendiri sudah punya rencana mengunjungi pulau misterius, pulau Neymark. Satria sudah pasti akan ikut, Nisrina juga. Tapi  mudah-mudahan Nisrina tidak merubah pilihannya karena, kadang kadang, dia itu moody.
Pergi ke pulau Neymark ini adalah liburan yang tidak biasa. Kami sudah sepakat tidak akan bicara tentang kepergian kami ini kepada siapapun. Bahkan kepada orang tua, karena Sudah pasti tidak diizinkan. Ibuku pasti tidak akan mengizinkanku, karena tempat itu tidak jelas keberadaannya. Dan pasti pulau itu tidak ada penghuninya.
Aku mengerjakan PAS di hari terakhir itu kurang maksimal rasanya, karena pikiranku sudah tak ada di kelas, tapi menerawang jauh ke sebuah pulau.
Disaat istirahat, aku malah tidak ke kantin. Aku mencoba lagi membuka kisi-kisi pelajaran terakhir PAS. Walaupun konsentrasiku sudah pecah dua. Separuh pikiranku melayang layang ke pulau Neymark, separuh lagi aku paksa tetap berada di kelas. Karena kalo dia juga ikut pergi, jebol ujianku. Apalagi pelajaran terakhirnya fisika. Guru fisika-ku kalo bikin soal selalu di luar dugaan. Dia selalu merancang soal yang tak akan kita temui contekan di brainly. Super jenius emang itu guru.
Biasanya dalam situasi kayak gini, teman yang pintar fisika jadi selebritis dadakan. Keberadaannya selalu dicari teman-teman. Bukan untuk minta tanda tangan tapi untuk minta jawaban.
Jam 10 pagi PAS berakhir. Rasa plong di dadaku, tugas negara sudah ditunaikan. Hasilnya  berserah saja pada tuhan. Mudah-mudahan tidak di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Kalau pun di bawah KKM semoga ada guru yang baik hati memberikan  remedial.
Ketika aku sedang membereskan alat tulis, Nisrina mendatangi mejaku,
“Jadi gimana liburan kita nih?”tanya Nisrina.
“Lho, bukannya kita udah sepekat Nis. Untuk ke pulau Neymark.” Kataku separuh berbisik. Takut ada anak lain yang dengar.
“Jadi lo udah bulat mau ke sana?” tanya Nisrina
“Yahhh…ini anak mulutnya gak bisa dipegang. Kan kita udah sepakat.” kataku agak mendelik.
“Ya, iya sih,” jawab Nisrina ragu.
Satria tiba-tiba muncul dikelas kami.
“PAS selesai!”kata Satria senang.
“Iya rencana kita juga selesai.” Ketusku.
“Maksud lo?”kata Satria heran.
“Tanya tuh sama Nisrina.” Kataku melirik Nisrina.
“Jadi lo batal Nis?” tanya Satria.
“Eh gue ngga bilang gitu.” Sangkal Nisrina. “Melati aja yang nyimpulin sendiri. Gue kan Cuma nanya: emang jadi?”
“Jadinya gimana, lo jadi apa ngga? Apa lo berubah pikiran?”
Tanyaku minta penegasan.
“Ya… gue… ikut.” Jawab nisrina terkesan bimbang.
“Hey girls, ngomongnya jangan bolak-balik terus. Kita udah sepakat. Sekarang kita buat persiapan, ok?” kata  Satria.
“Alat-alat adventuring gue lumayan lengkap. Tapi nanti kita masing masing inventarisir alat kita masing-masing. Apa yang kurang kita pinjam teman atau cari.”lanjut Satria.







Almost ThereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang