Sesampainya di rumah Satria,
Aku pun mengeluarkan perlengkapan dari tas berwarna putih bermotif. Lalu menunjukkannya ke Satria.
"Ok kok Mel, lengkap semua. Tapi lo yakin bawa baju ganti sebanyak itu. Kita mau ke pulau terpencil bukan ke mau pindah rumah. Bawa baju secukupnya aja kale." Kata Satria tertawa.
"Lah, itu bukan baju gue, tapi baju Nisrina semua."Ucapku.
"Idih... kok bawa-bawa gue sih, Mel. Itu kan ada baju lo juga." kilah Nisrina.
"Iya deh. Gue ngalah aja kalo debat sama lo." Kataku mengakhiri.
"Girls, bisa ngga sih kalian jangan debat di rumah gue, malu sama Kucing gue nih."ucap Satria tertawa.
Nisrina emang anaknya sedikit temperamen. Apa aja didebatin. Hal gak penting aja dia debatin. Kalo Satria itu anaknya tegas meski slengekan. Awal aku mengenal Satria lewat Nisrina, dan awal kenal cukup aneh bagiku. Secara dia teman cowok pertama ku di SMA. Nisrina selalu ingin aku kenalan sama Satria di saat itu, dia bilang gini ke aku
"Mel, kapan-kapan kenalan dong sama Satria. Dia asik tau. Lo harus memperluas pergaulan lo. gue tau dari jaman lo masih kecil, teman lo sedikit kan? Makanya gue mau kenalin lo ke Satria. Dia teman gue dari jaman SMP."kata Nisrina
"Iya deh, Nis. Kapan-kapan aku kenalan sama dia. Tapi gue malu nih, gue belum pernah punya teman cowok." Kataku.
"Tuh kan, apa gue bilang. Nanti kapan-kapan gue kenalin deh ya." Tukas Nisrina senang."Ok deh kalo gitu." Kataku
"Mel, Mel lu dengar Satria ngomong apa tadi?" tanya Nisrina sambil melambaikan tangannya.
"Krik... krik.... Krik, jangkring numpang lewat." Ucap Satria
Pikiranku buyar dan spontan menjawab, "Oh.. soal baju."
"Bukan setelahnya?" kata Satria.
"Yach... ngelamun nih anak, awas kesambet." Ledek Nisrina.
"Gue penasaran jadinya, lo pikirin apa sih, Mel dari tadi?" tanya Satria.
"Bukan apa-apa kok Cuma kepikiran tugas yang harus dikumpulin besok." Ucapku berbohong. Aku tidak mungkin jujur kalau aku sedang memikirkan awal pertemuanku dengannya.
"Emang tadi lo ngomong apa?"tanyaku.
"Gue tadi bilang, lo sama Nisrina jangan debat di rumah gue. Malu sama kucing gue." Satria tertawa.
"Lo ngelawak yee? Masa gue sama Nisrina disamain sama kucing lo?" Ucapku.
"Lagian udah kayak kucing gue sih, kalian berantem terus dari tadi. Ingat tujuan utama kita buat siap-siapin perlengkapan, ada yang kurang apa ngga." Jelas Satria.
"Melati yang mulai ya. Lo sempet-sempetnya bercanda." Kilah Nisrina.
"Wes, gue kena nih semprotan maut lo, Nis. Ampun bang jago. Dua-duanya salah kalo kata gue. Ingat tujuan lo ke rumah gue apa? buat siap siap ke pul..."
"Eh bibi, kebetulan lho... udah haus banget nih. Satria ngajak ngobrol doang dari tadi, ngga dikasih minum." Seru Nisrina memotong pembicaraan Satria. Hampir didengar Bibi.
Bibi pun masuk ke kamar Satria dan memberikan kami es jeruk.
"Ini Den, minumannya."kata Bi Atun. Setelah meletakan gelas beserta bakinya, Bi Atun pun keluar kamar. Saat pintu kamar ditutup, kami bertiga pun tertawa.
"Aduh Satria ceroboh banget sih lo , hampir aja bibi lo tau. Kalo bibi lo tau kan auto diaduin lo ke ortu lo. Bisa berantakan rencana kita." Kataku sambil tertawa.
"Gimana ya kalo rencana kita ketahuan nantinya?"tanya Nisrina.
"Lo bakal dipasung, Nis. Diikat pake rantai selama liburan. Biar lo gak bisa kabur." Ledek Satria.
"Selama liburan, lo bakal dijagain bodyguard yang badannya kekar di depan kamar lo, biar lo gak bisa kabur juga." Kata Nisrina meledek balik Satria.
"Eh serius napa, bagaimana dengan persiapan kita?" Kataku menyelak.
"Coba sini gue liat listnya." Pinta Satria. Satria pun me[ihat list yang sudah kami buat. "Ok, kok udah lengkap. Semua udah siap kita buat pergi berpetualang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Almost There
AdventureBermulai dari mimpi, petualanganku menjadi nyata. Sebuah pulau yang tak terpeta dan akhir petualangan yang tak terduga. Dan akhir petualangan yang penuh tanda tanya.