3. Problem

339 25 4
                                    

Begadang adalah kebiasaan buruk Ni-ki. Bukan hanya ketika besoknya hari libur tapi hari-hari memang si bontot begadang. Para abang sudah memperingati karena takut Ni-ki jadi mengantuk selama jam pelajaran sehingga tak fokus belajar tapi namanya Ni-ki mana mau sih nurut sama abangnya 🤭

Jake sudah lelah mencoba membangunkan si bungsu. Segala cara sudah ia coba mulai dari yang lembut sampai yang kasar seperti menjewer telinga anak itu tapi Ni-ki masih tidur dengan nyenyak. Mau tak mau ia mengguyur segayung air ke wajah Ni-ki yang kini terbangun karena terkejut.

"WAAAAA BANJIR BANJIR! TOLONGGGGGG!"

Jake tertawa. Andai ia bawa ponselnya mungkin Ni-ki sudah ia potret. "Berisik lo! Buruan mandi gih!"

Ni-ki mencerna kejadian barusan. Ia melotot dan menunjuk Jake. "TEGA BANGET LO NYIRAM GUE, BANG JAKE?! LO PIKIR GUE TANAMAN HAH?!"

Jake menutup mulut toa Ni-ki. "Teriak sekali lagi gue siram sekasur-kasur lo. Mau?"

Ni-ki mendengus. Ia mengusap wajahnya yang basah. Langsung segar ini matanya udah kena siraman Jake 😌 Ni-ki segera bergegas mandi membuat Jake kembali ke ruang tamu. Dia sudah sarapan duluan tadi. Rencananya mau berangkat bareng Winter. Jadi mau pergi lebih dulu karena akan menjemput sang pacar. Sunoo ikut duduk di sebelahnya membuat Jake menatapnya.

"Loh adek gak sarapan?"

"Udah, bang. Males nungguin Riki, lama. Sunoo mau berangkat sekarang aja ah." Sunoo melangkah ke pintu utama. Ia mengangkat sepatu sekolahnya yang berada di rak.

"EH CIL TUNGGUIN GUE!"

Sunoo baru memasang sepatunya di teras ketika Ni-ki menyusulnya dengan seragam sekolahnya yang masih berantakan. Terlihat jelas kaos polos dibalik seragamnya karena Ni-ki bahkan belum mengancing seragam sekolahnya.

"Heh! Berandalan lo?" Sarkas Sunoo karena penampilan Ni-ki tidak mencerminkan seorang siswa.

Anak itu memakai celana sekolah yang sudah ia kecilkan sehingga sangat pas di kaki jenjangnya. Tak memakai dasi dan seragamnya pun belum ada nama dan lambang kelasnya. Sunoo menggeleng heran. Ya iya sih Ni-ki masih kelas sepuluh tapi kan ini udah masuk semester 2 yakali adeknya itu gak kapok juga kena hukuman karena tak mematuhi peraturan Engene High School. Sunoo melotot melihat Ni-ki yang kini sedang memasang sepatunya yang ngejreng banget tuh diliat-liat warna merah terang coy. Anak sekolah mana yang pakai sepatu sebebas ini?!

Jungwon yang baru selesai sarapan dan keluar rumah menatap aneh juga pada Ni-ki. Ia menjitak kepala si bontot membuat Ni-ki mengaduh.

"Apa sih, Won?!"

"Sarapan dulu sana. Udah dibuatin bang Jay tuh."

Ni-ki menggeleng. "Di kantin aja ah. Lo berdua udah mau berangkat."

Sunoo menahan tawanya. Ni-ki itu lucu tau. Meskipun anak itu selalu menganggap ia sepantaran dengan Jungwon dan Sunoo tapi ada kalanya ia bertingkah sebagai bontot seperti saat ini. Kebiasaan berangkat bersama padahal mereka memakai kendaraan masing-masing. Ni-ki selalu melewatkan sarapannya kalau tau Jungwon dan Sunoo sudah mau pergi. Ia takut ditinggal keduanya padahal sekolah mereka pun tak sejauh itu. Ya, maklumin aja Ni-ki tu badannya aja besar. Aslinya mah tetap bontot yang pengin bareng mulu sama abang-abangnya. Ia juga terkadang manja membuat para abang gemas kalau Ni-ki udah ingat umur. Jungwon tersenyum tipis. Ia menarik Ni-ki yang sudah selesai memasang sepatunya. "Masuk dulu sarapan. Kita tungguin."

Ni-ki menoleh. Menatap pada Sunoo yang ikut kembali masuk rumah. "Iya, Rik. Nih gue tungguin juga."

Ni-ki tersenyum senang. Ia duduk di meja makan dan bersorak riang ketika melihat sepiring nasi goreng buatan Jay kesukaannya. Sunghoon menggelengkan kepala ketika melihat kemunculan 3 krucil ini.

Nishimura RikiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang