14. Sunday

187 27 2
                                    

Hari minggu waktu yang bagus untuk molor. Itu keinginan Ni-ki tapi ia harus terbangun karena mendengar musik yang begitu nyaring dari kamar Sunghoon. Ni-ki sudah berusaha meredam suara Sunghoon yang heboh bernyanyi dengan cara menindih bantal ke telinganya tapi suaranya malah makin terasa dekat.

Ceklek...

"WALK THE LINE, I HATE THAT LINE, NAN KKAEDARASSEO, HAMKKE DALLYEOSSEO.. "

Sunghoon memasuki kamar si bontot dengan mic di tangannya. Ia menaiki kasur Ni-ki sambil melompat membuat Ni-ki yang masih berbaring jadi terombang-ambing karena kelakuannya.

"I'LL PASS THE MIC, PASS THE MIC. YOU STAY STILL? YOU STAY? YOU STAY?!"

Ni-ki langsung duduk. Ia merebut mic dari tangan Sunghoon yang siap kembali bernyanyi. "Berisik banget lo! Orang masih tidur juga!"

Sunghoon menatapnya sinis. Ia kembali menarik mic-nya yang sempat direbut Ni-ki. "Emang sengaja biar lo bangun. Jangan mentang-mentang hari libur lo jadi tidur sampai siang! Lagian gue disuruh bang Heeseung bangunin lo. Kita mau sarapan di luar. Kalo lo gak mau ikut sih yaudah."

Sunghoon kembali bernyanyi sambil melangkah keluar dari kamar si bontot. Mendengar ucapan Sunghoon, Ni-ki ikut keluar dari kamarnya. Para abang sudah bersantai di ruang tamu sambil menonton televisi. Ia melangkah mendekat dan duduk di samping Jake.

"Ih bau tak sedap. Ada yang belum mandi ni." Ledek Sunoo sambil menutup hidungnya membuat yang lain tertawa.

Ni-ki mendengus. Sunoo pasti meledeknya karena hanya ia yang baru bangun. "Bang, emang iya kita mau sarapan di luar?"

Jay mengangguk. "Lo mau ikut atau dibungkusin aja?"

"Ikut dong. Kalian tega mau ninggalin anak kecil ini?" Tanya Ni-ki dramatis membuat Heeseung tertawa.

"Yaudah kalo mau ikut. Cuci muka dulu sana atau mandi lah sekalian. Lo gak malu keluar masih muka bangun tidur begitu?"

Ni-ki menurut. Anak itu beranjak untuk sekedar mencuci mukanya dan mengganti bajunya. Mandinya nanti aja karena ia tak enak dengan para abang yang sudah siap dan hanya menunggunya.

Ketujuhnya pergi dengan mobil Heeseung. Awalnya para adik ingin memakai motor masing-masing tapi Heeseung ingin mereka semobil aja sekalian toh mobilnya muat kok menampung 7 orang.

"Bang, sarapan nasi uduk enak kayaknya. Kita udah lama kan gak makan nasi uduk." Saran Ni-ki yang disetujui yang lain.



🐥 NI-KI 🐥



Ni-ki sudah selesai mandi. Penampilannya lebih segar. Selesai bercermin, ia keluar dari kamar sambil menenteng helm-nya. "Bang, gue pergi ya?"

Jake yang sedang belajar di ruang tamu mengangguk. "Mau ke mana lo?"

"Mau balik rumah bentar. Mumpung my parents lagi ada di rumah."

Jake ber---oh ria. "Hati-hati. Jangan ngebut bawa motornya."

"Tenang aja, bang. Gue kan pembal--- aww."

Ni-ki tak sadar sudah ada Heeseung di sebelahnya. Abangnya itu menjewer telinganya sampai ia memekik. "Pembalap pembalap! Lo kalo masih suka ngebut, gue sita motor lo, Nik!"

Ni-ki terkekeh. "Enggak ngebut deh. Janji."

Akhirnya ia keluar dari rumah setelah mendapat wejangan dari Heeseung. Lupa dia tuh kalau para abang sedang lengkap di rumah. Ia tak bisa asal bicara kalau tak mau kena omelan.

Nishimura RikiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang