21. Reaksi

179 25 3
                                    

Gunwook datang terlambat saat ini. Ia harus menjalankan hukuman sebelum diperbolehkan masuk ke dalam kelas. Tidak tau saja seisi kelasnya sedang terdiam karena bingung dengan tom and jerry yang kini sedang mabar. Hal langka mengingat seberapa seringnya kedua orang itu bertengkar.

Hal itu tak luput dari pandangan Kyujin yang turut terkejut. Saat ini kelas kembali ricuh karena guru yang mengajar hanya masuk sebentar dan memberi tugas. Guru tersebut hanya menyuruh para murid mengerjakan tugas karena ia ada urusan mendadak. Tentu saja hal itu membuat semua bersorak senang. Hanya murid-murid pintar dan rajin yang langsung mengerjakan tugas. Kyujin termasuk murid rajin itu tapi ia sesekali memandang Ni-ki dan Dion yang sedari tadi asik mabar. Perasaan, rencananya kemarin bersama Gunwook gagal tapi kok 2 orang itu udah akur aja. Kan dia bingung. Mana Gunwook lagi telat.

Derit pintu yang terbuka membuat beberapa murid terkesiap. Mereka pikir, guru tadi kembali tapi ternyata yang masuk adalah Gunwook. Anak itu mengipas wajahnya yang berkeringat. Ia langsung duduk di meja temannya yang berada tepat di bawah ac. "Segarnya."

"Segarnya segarnya! Gue mau ngerjain tugas, Wook!" Tutur teman perempuannya yang protes karena Gunwook menduduki mejanya. Ia memukul lengan Gunwook dengan penggaris panjangnya.

"Pindah kek lo ke mana. Gue ini habis kerja keras tau."

"Yeee siapa suruh lo telat?!" Siswi itu beranjak dari bangkunya karena Gunwook tak mau mengalah.

Kyujin mendekatinya. Gadis itu menoel lengan Gunwook membuat Gunwook menoleh. "Apa, Jin?"

"Lo gak liat ada yang aneh di kelas ini?"

Pertanyaan aneh tapi Gunwook tetap memutar kepalanya untuk memperhatikan seisi kelas. Ia menggeleng lalu kembali menatap Kyujin. "Gak ada tuh. Papan tulis masih di tempatnya. Meja guru juga gak hilang, oh iya bener. Pak Budi gak masuk, Jin?"

Kyujin berdecak. "Tumbenan banget lo inget ini pelajarannya Pak Budi."

"Yaiya orang barusan gue papasan di luar tapi gue pura-pura gak liat." Sahutnya membuat Kyujin pasrah.

Kyujin menangkup pipi Gunwook mengarahkan pandangan anak itu pada Ni-ki yang sedang mabar dengan heboh di bangkunya dengan orang yang duduk di bangku depannya tapi bangkunya diputar menghadap ke Ni-ki. "Ni-ki lagi mabar tu sama temen lo."

"Ya terus kenapa? Emang salah kalo Ni-ki mabar bareng Di--- HAH?!"

Gunwook baru sadar. Maafkan otak lemotnya itu ya pemirsa karena habis dihukum berjemur dan nyapu halaman tadi. Yang ada dipikirannya cuma beli es sama ngadem di bawah ac. Gunwook turun dari meja yang ia duduki. Yang lain turut memperhatikannya karena sedari tadi teman-temannya yang lain juga ingin bertanya tapi tak ada yang berani bertanya langsung pada Ni-ki ataupun Dion.

Dengan dramatisnya, Gunwook menggebrak meja membuat Dion terkejut. Ni-ki juga sih tapi anak itu masih bisa menahan mulutnya beda lagi dengan Dion yang spontan menyebutkan hewan-hewan di kebun binatang.

Gunwook melipat tangannya. Memperhatikan Dion yang berhenti bermain membuat Ni-ki berdecak. Mereka jadi kalah. "Ngapa berhenti sih, Yon?!"

Dion hanya menunjuk Gunwook yang memandangi keduanya dengan tatapan penuh tanya. Ni-ki menahan tawa sebenarnya melihat reaksi Gunwook. "Apa, Wook?"

"Apa?! Apa lo bilang, Nik?! Gue butuh penjelasan soal ini! Sekarang juga!"

Dion menutup mulutnya yang sudah gatal ingin tertawa. Baru kemarin ia dan Ni-ki membayangkan reaksi Gunwook dan anak itu benar-benar bereaksi berlebihan seperti sekarang.

"Soal apa? Lo mau denger soal apa, Wook?" Tanya Dion mengikuti alur drama Gunwook yang kini menatapnya seperti tak menyangka.

"Kok kalian akur?! Gimana ceritanya?!" Tanya Gunwook to the point karena yang penasaran bukan cuma dia.

Nishimura RikiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang