Nishimura Riki

4. Sister

Ni-ki mau menyantap makanannya yang baru sampai ketika Kazuha datang. Saat ini sudah waktunya istirahat, tadi Jungwon mengajak dirinya dan Sunoo untuk makan bersama di kantin. Ia mendongak ketika Kazuha menepuk bahunya pelan.

"Ikut gue bentar."

Ni-ki menurut. Walaupun ia tak terlalu dekat tapi ia juga bukan tipe adik yang pembangkang. Mereka menjauh sedikit dari Jungwon dan Sunoo.

Kazuha memperhatikan wajah sang adik. Sudut bibir yang terluka mampu membuatnya sedikit ngilu. "Lo berantem lagi?"

Ni-ki mengangguk membuat Kazuha melipat tangannya. Entah ini sudah keberapa kalinya ia melihat wajah babak belur sang adik. Sebenarnya pertanyaan tadi juga cuma sekedar basa-basi?  Kazuha sudah pasti tau karena ia ikut terseret dan ditanya guru bk karena Ni-ki adalah adiknya.

"Dion lagi?"

Ni-ki kembali mengangguk membuat Kazuha menghela nafasnya. "Sebenarnya apa masalah lo sama anak itu? Selama ini kayaknya tiap dengar lo ribut, lo tinju-tinjuan pasti selalu dengan orang yang sama. Itu anak ngapain lo?"

Ni-ki diam. Ia tak ingin Kazuha tau masalahnya. Selama ini ia tak pernah bercerita pada siapapun bahwa Dion suka menghina dan menjelekkan keluarganya. Kazuha adalah kakaknya jadi Ni-ki rasa ia tak boleh tau. Bahkan para abangnya juga tak tau. Hanya Gunwook yang tau, anak itu mengunci rapat mulutnya karena Ni-ki memohon.

Ni-ki menggeleng. "Udah lah, kak. Gue gapapa kok. Biasa ini mah."

Kazuha menyentil dahi sang adik. Sebenarnya selain khawatir, ia juga tak tega tiap melihat wajah Ni-ki yang terluka. Ia pikir Ni-ki sudah lebih bahagia karena memiliki banyak orang yang sayang dirinya di sekitarnya tapi ternyata masih ada saja orang-orang yang suka membuat masalah dengan sang adik.

Tumbuh bersama meskipun jarang menghabiskan waktu bersama bukan hal yang membuat Kazuha jadi acuh dengan sang adik. Walaupun kelihatannya terkesan cuek tapi ia begitu menyayangi Ni-ki. Ia juga merasa kehilangan ketika Ni-ki lebih memilih ngekos dari pada tinggal serumah dengannya tapi ia bisa apa ketika sang adik mengeluh kesepian?

Kazuha membiarkan karena ia sadar diri. Dirinya terlalu sibuk sehingga Ni-ki merasa kurang dapat perhatian dari seluruh anggota keluarganya. Ia menoleh, mendapati Sunoo dan Jungwon yang memperhatikan keduanya. "Yaudah, lo makan sana. Temen-temen lo nungguin tuh."

Ni-ki mengangguk. Ia mengusap dahinya yang disentil sang kakak. "Lo juga makan, kak. Jangan diet mulu. Badan lo tuh udah kecil. Gak perlu diet-diet lagi."

Kazuha terkekeh pelan. Ni-ki itu sebenarnya sama seperti dirinya. Kelihatannya tak peduli tapi aslinya ia perhatian. Keduanya saling menyayangi satu sama lain tapi terkadang gengsi untuk mengungkapkan. Ni-ki kembali ke mejanya sementara Kazuha keluar dari kantin. Ia sudah selesai makan tadi saat mendatangi Ni-ki.

🐥 NI-KI 🐥

Pertengkaran antara Ni-ki dan Dion sudah jadi hal biasa bagi teman sekelas mereka. Ni-ki selalu menyeret sang kakak ketika guru bk meminta ia membawa wali. Tentu saja guru bk meminta orang tuanya yang datang tapi Ni-ki memiliki 1001 alasan agar orang tuanya tak dipanggil. Orang tuanya sudah sangat sibuk dengan pekerjaan mereka. Ni-ki tak mau membuat keduanya makin kerepotan hanya karena dirinya. Kazuha pun jadi terbiasa ketika mendengar dirinya dipanggil tapi kali ini di saat Ni-ki menelponnya, meminta tolong seperti biasa. Kazuha tak bisa. Dirinya sedang sakit dan tidak masuk sekolah. Terpaksa Ni-ki beralasan tak ada walinya yang bisa datang. Ia tak tahu menahu bahwa Gunwook malah menghubungi Heeseung. Temannya itu terkadang bertindak di luar kendalinya.

Heeseung memang terkadang menjadi walinya. Abangnya itu juga yang akan ke sekolah tiap di sekolah ada acara dan mengundang wali murid. Gunwook memanggil Heeseung karena ia tak mau Ni-ki disudutkan begitu saja dengan Dion. Anak itu sudah membawa ibunya. Setidaknya Ni-ki harus ada yang mewakili juga. Itu pikiran Gunwook. Beda lagi dengan Ni-ki yang jadi bertengkar dengan Heeseung karena hal ini. Ni-ki merasa sedih karena Heeseung menganggap dirinya merepotkan. Ia jadi berpikir, apa orang tuanya juga merasa direpotkan sampai keduanya lebih memilih sibuk bekerja dibanding memperhatikan dirinya dan sang kakak?