24. Arisan

173 27 1
                                    

"Tolong ya sayangnya mami."

"Tapi aku masih sekolah, Mi."

"Ya nanti pulang sekolah lah."

Ni-ki mendengus. Ada-ada aja emaknya satu ini. Rose menelponnya setelah memastikan lewat chat bahwa sekarang tengah pergantian jam pelajaran dan guru yang mengajar di kelas Ni-ki baru saja keluar kelas. Rose memintanya untuk berbelanja ke Hypenmart. Membelikan semua bahan untuk ia memasak karena nanti malam Rose dan circle-nya mau goncang arisan.

"Lagian kenapa di rumah kita sih, Mi? Kan bisa aja mami sama circle mami itu makan di luar. Di restaurant gitu."

"Sekali-kali gapapa dong, sayang. Lagian mami bosen makan di restaurant mulu. Temen-temen mami juga kebetulan mau main ke rumah kita."

"Kak Kazuha kan bisa, Mi?"

"Kakakmu itu ada les bahasa inggris pulang sekolah nanti. Mami takut gak keburu masaknya kalau nyuruh dia. Tolong ya gantengnya mami? Mami lebihin deh tf ke kamu buat kamu jajan nanti."

Ni-ki mengeluarkan smirk-nya. Gini kan untung dianya. "Oke deh, mi. List aja apa yang perlu aku beli. Jangan lupa ongkos jastip di akunya ya, mi?"

"Nah giliran mau dikasih ongkos aja baru oke oke."

Ni-ki terbahak. Ia melirik lewat jendela kelasnya. Guru yang mengajar selanjutnya sudah berjalan menuju kelasnya. "Mi, udah dulu ya? Guru aku mau masuk kelas nih."

"Oke, sayang. Love you."

"Love you too, mi."

"Nyokap lo, Nik?" Tanya Gunwook yang baru saja meletakkan ponselnya ke dalam laci.

Ni-ki mengangguk. "Iya, biasa lah emak-emak tu random banget kelakuannya. Masa mami gue tiba-tiba mau arisan di rumah ntar malem."

Gunwook terbahak. "Oh arisan ternyata."

Ni-ki memandang aneh temannya itu. Kenapa Gunwook terlihat tak kaget sedikitpun? Ia menyimpan ponselnya karena guru yang mengajar sudah masuk ke dalam kelasnya. Sebenarnya Ni-ki tuh kalau serius dia pasti ngerti yang diajarin gurunya tapi karena Gunwook suka mengajaknya mengobrol saat jam pelajaran. Ni-ki jadi kebiasaan begitu. Kalau dia terlalu fokus merhatiin gurunya lama-lama ia jadi mengantuk berakhir Ni-ki izin ke toilet untuk membasuh wajah.

Keluar dari kelas, ia memicingkan matanya ketika melihat Sunghoon yang sedang bersama Wonyoung. Ni-ki menggelengkan kepala lalu melangkah mendekat. "HEH! Lo berdua. Bukannya masuk kelas malah pacaran mulu!"

Wonyoung jelas terkejut. Ia hanya secara kebetulan berpapasan dengan Sunghoon ketika dirinya baru saja dari kantor guru. Posisinya Sunghoon juga baru menuju kantor guru jadi mereka ketemu di lorong kelas tapi Ni-ki emang suka salah paham duluan.

Ni-ki masih mau nyerocos tuh tapi keburu mulutnya ditutup Sunghoon. "Lo sendiri lagi ngapain, Nik?"

Ni-ki menghempaskan tangan Sunghoon lalu melirik kesal abangnya itu. "Gue mau cuci muka. Ngantuk nih lagi pelajaran sejarah."

"Yaudah sana. Ntar disangka guru lo mau bolos loh." Ucap Wonyoung membuat Ni-ki mendelik.

"Lo berdua juga! Sana masuk kelas masing-masing!"

Ni-ki segera menjauh ketika sadar Wonyoung mulai emosi. Gadis itu sudah siap memukulnya tapi gak kesampaian karena keburu ditahan Sunghoon sedangkan Ni-ki yang melihatnya dari jauh jadi tertawa. Suka dia tuh bikin emosi orang-orang.




🐥 NI-KI 🐥





Bunyi bel pulangan membuat Ni-ki bergegas memasukan buku tulis dan pulpennya ke dalam tas. Dion yang melihat Ni-ki gercep banget jadi mendekat. "Mau ke mana lo, Nik? Kayak buru-buru amat."

Nishimura RikiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang