20. Berteman

137 24 10
                                    

Ni-ki menatap kesal pada Gunwook yang sedang menyantap makanan di depannya. Sesekali ia mengibas asap yang berada di dekatnya sambil mendecak pada 1 orang lagi yang duduk di depannya tepat di samping Gunwook.

Di bawah meja, kaki Ni-ki menendang keras kaki Gunwook membuat anak itu terkejut. "Apa sih, Nik?!"

Ni-ki melotot. Ia menunjuk orang di sebelah Gunwook dengan dagunya. "Kenapa ada dia?"

Gunwook terkekeh. "Ya tadi kebetulan Dion lagi main ke rumah gue bareng nyokapnya terus pas gue mau pergi, dia mau ikut yaudah lah ya."

Ni-ki mendengus. Tadinya ia pikir Gunwook hanya mengajak dirinya ke angkringan tapi ternyata malah bawa orang yang tidak ia suka.

"Kenapa lo? Gak suka gue join?" Dion bertanya dengan muka angkuhnya. Anak itu hanya memesan beberapa gorengan dan kopi. Dion menikmati sambil merokok membuat Ni-ki kesal karena asapnya selalu ke depan wajahnya.

"Udah tau nanya! Lagian lo ngapain sih ngintilin Gunwook? Gak ada temen lain lo?"

Ni-ki pikir Dion akan mengamuk tapi yang ia lihat malah Dion yang mengangguk. Sekali lagi anak itu mengepulkan asap ke wajah Ni-ki membuat Ni-ki melotot. Gunwook yang melihat Dion mengangguk jadi terdiam.

Sebenarnya ia tau. Dion adalah tipe anak yang tidak mudah bergaul. Selama ini teman dekatnya memang hanya Gunwook jadi ketika kini Gunwook lebih dekat dengan Ni-ki tentu saja Dion merasa kehilangan. Hal itulah yang membuat ia tak suka dan sering mencari masalah dengan Ni-ki. Dion itu nakal. Nakalnya kebangetan membuat Gunwook juga agak takut kalo terlalu dekat dengan dia tapi Gunwook sadar. Dengan cara dia menjaga jarak juga bukannya membuat Dion sadar tapi nakalnya anak itu malah semakin menjadi. Seperti beberapa bulan ini. Gunwook selalu mendengar kabar bahwa Dion ikut balapan liar. Dion sering ke club malam.

Gunwook khawatir. Dion tidak punya teman dekat selain dirinya otomatis anak itu berusaha membaur dengan orang-orang asing yang ia temui di luar sana. Gunwook takut hal itu menjadikan Dion makin nakal. Ia takut kalau-kalau Dion sampai memakai narkoba. Oleh karena itu, Gunwook membiarkan Dion yang ingin ikut tadi meskipun ia tau Ni-ki pasti tak akan suka dengan kehadiran temannya itu.

Selesai dengan makanannya Gunwook berdeham. Ia menahan tawanya melihat Ni-ki dan Dion saling tatap dengan sengit seperti sedang berkelahi padahal mereka hanya bertatapan.

"Gue mau nanya kalian."

Ni-ki dan Dion beralih jadi menatap Gunwook yang berusaha tersenyum meskipun terlihat seperti sedang merencanakan sesuatu.

"Apaan?" Tanya Ni-ki sedangkan Dion kini menyerongkan duduknya menghadap Gunwook.

"Nik, lo temen gue, 'kan?"

Meskipun bingung dengan pertanyaan aneh dari Gunwook, Ni-ki hanya mengangguk pelan kemudian Gunwook menanyakan hal yang sama kepada Dion.

Dion juga mengangguk. Anak itu kini merangkul Gunwook. "Lo temen gue satu-satunya, Wook."

Gunwook tersenyum lebih lebar. "Karena kalian berdua temen gue. Gue juga pengin kalian berdua temenan jadi kita bertiga temenan semua deh." Ucapnya dengan sekali tarikan nafas.

Beri tepuk tangan, guys. Gunwook sudah susah payah mencoba merangkai kata memberitahu maksudnya tapi kedua temannya malah terkejut.

Ni-ki sampai menggebrak meja membuat pelanggan lain memperhatikannya. Dion yang tadinya merangkul Gunwook kini berganti jadi memiting leher temannya itu.

"APA-APAAN LO, WOOK?!" Ni-ki merasa di sekitarnya berubah jadi panas. Ia meminum es tehnya hingga tandas.

Dion menoyor kepala Gunwook setelah melepaskan pitingannya. "OGAH YA, WOOK! GAK USAH ANEH-ANEH DEH LO!"


Nishimura RikiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang