2. Brothers

726 52 2
                                        

Jungwon berkacak pinggang ketika memasuki kamar Ni-ki. Kamarnya begitu berantakan dan si pelaku masih tertidur lelap padahal hari ini hari senin. Ia diperintahkan Jay untuk membangunkan si bontot karena sekarang waktunya sarapan. Semua sudah selesai mandi dan berkumpul di meja makan untuk sarapan tapi Ni-ki bahkan belum bangun dari tidurnya. Jungwon tau Ni-ki itu susah dibangunkan jadi daripada ia capek-capek teriak atau membangunkan Ni-ki dengan hanya menepuk bahunya lebih baik ia langsung eksekusi.

Jungwon bersiap sebentar sebelum melompat ke atas kasur dan menindih tubuh sang adik. Ni-ki yang sebenarnya udah bangun tapi mager mandi makanya pura-pura tidur jadi terkejut. Ia menutup mulut Jungwon yang kini bersiap meneriakinya. Ni-ki menyingkirkan tubuh Jungwon yang tadi menindihnya.

"Tega banget lo bangunin gue dengan cara tidak manusiawi begitu, Won."

Jungwon terkekeh. Ia turun dari kasur Ni-ki. "Buruan mandi lo. Yang lain udah nunggu buat sarapan."

Ni-ki mendengus. Ia segera menuju kamar mandi membuat Jungwon kembali menuju meja makan. Karena ditunggu, Ni-ki jadi tak enak mau mandi lama-lama jadi dia mandi 10 menit doang itu udah + pakai seragam sekolah dan membawa tasnya yang ringan itu.

Jangan heran kenapa tasnya ringan. Semua buku pelajaran, Ni-ki tinggal di dalam lokernya. Di dalam tasnya hanya berisi beberapa buku tulis dan sebuah pulpen. Ni-ki memasang wajah sok tampannya sambil menyugar rambutnya yang masih agak basah. "Morning, brothers."

Jake tertawa. Ia ingat kata itu yang baru ditanyakan Ni-ki kemarin padanya. Si bontot bilang ingin menyapa para abang setiap pagi dengan bahasa inggris biar keliatan keren gitu jadi dia nanya ke Jake, si paling bule.

"Iya, morning juga bocah yang bikin kita kelaparan dari tadi." Sahut Sunghoon membuat Ni-ki terkekeh.

Sebenarnya gak ada peraturan. Tapi mereka memang lebih sering memulai makan ketika sudah berkumpul bertujuh seperti saat ini jadi Ni-ki buru-buru duduk di kursinya lalu mereka memulai sarapan.

🐥 NI-KI 🐥

Sialnya karena terburu-buru tadi, Ni-ki melupakan bahwa hari ini hari senin. Mana dia lupa bawa topi dan pakai dasinya. Alamat dijemur di lapangan lagi ini mah. Ni-ki melirik pada Gunwook di sebelahnya. "Eh, Wook. Lo lengkap gak?"

Gunwook tersenyum tipis membuat Ni-ki merasa pasrah kalau hanya ia yang kena hukuman. Saat ini upacara masih berlangsung tapi 2 manusia ini gak ada takut-takutnya ngobrol. Mungkin karena posisi mereka berdiri di belakang.

"Tenang aja, Nik."

Ni-ki udah sedih aja gitu kalau sahabatnya gak kena hukum tapi dia berakhir lega ketika mendengar ucapan Gunwook selanjutnya.

"Ini lo gak liat apa sepatu gue?"

Ni-ki menunduk dan hampir menyemburkan tawanya. Sebodoh-bodohnya dia tidak pernah terpikirkan memakai sepatu putih di hari senin yang pastinya akan upacara.

"Goblok lo!"

Gunwook hanya terkekeh. Umpatan kasar dan semacamnya sudah biasa di antara dirinya dan Ni-ki. Ini saking bestie-nya kalau teman-teman sekelas mereka denger juga udah biasa aja. Malah mereka akan bingung kalau keduanya jadi siswa kalem yang gak mengumpat. Upacara selesai. Semua peserta upacara dibubarkan kecuali murid-murid yang melanggar peraturan dan tidak memakai atribut lengkap. Ni-ki dan Gunwook termasuk ke dalam barisan murid yang tertinggal. Keduanya di beri hukuman membersihkan lapangan sekolah. Ya gak dijemur sih tapi ya sama aja bermandikan keringat. Bayangkan, lapangan sekolah yang sebesar itu loh. Untung banyak yang kena hukum kalau cuma mereka berdua. Mana mau Ni-ki melaksanakan hukumannya. Ia dengan ogah-ogahan menyapu lapangan yang sebenarnya bersih di matanya. Toh yang ia sapu hanya daun-daun kering yang gugur dari pepohonan. Gunwook juga menyapu tapi berbeda sisi. Ni-ki menyapu sisi kiri lapangan dengan beberapa siswa dan siswi dari kelas lain. Ia tak kenal siapapun jadi Ni-ki tak memperhatikan para murid itu. Ketika Ni-ki mau membuang sampah yang sudah ia sapu ke tempat sampah. Ia bersamaan dengan seorang siswi yang membuatnya sempat terdiam.

"Eh? Duluan aja," Ni-ki mempersilahkan gadis itu membuang sampahnya terlebih dahulu. "Btw, lo kena hukum juga ya?"

Pertanyaan basa-basi sebenarnya tapi kan mumpung dia bisa ngobrol sama crush-nya. Ni-ki akan memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Eunchae tersenyum paksa. Ia tidak bangga karena kena hukuman. Ya, gadis itu Eunchae.

"Iya, gue lupa pakai ikat pinggang."

Ni-ki ingin kembali berbicara ketika Gunwook datang merangkulnya. "Ayo dah kita cabut ke kantin. Gue udah selesai nih."

Dasar Gunwook ganggu aja. Ni-ki mendengus. Ia jadi tak enak pada Eunchae yang kini menatap keduanya. "Kita cabut ya, Chae?"

Eunchae mengangguk membiarkan keduanya pergi. Gunwook sempat memperhatikan Eunchae sejenak sebelum mengikuti Ni-ki yang sudah lebih dulu melangkah. "Siapa tu, Nik?"

"Eunchae."

"Eunchae siapa?"

"Anak kelas sebelah."

Gunwook ber---oh ria. "Kok bisa lo kenal cewek di kelas lain? Perasaan cewek di kelas kita aja lo gak hafal tuh nama-namanya."

Ni-ki jadi berpikir apa dirinya secuek itu? Karena diingatkan Gunwook ia jadi sadar. Apa yang diucapkan temannya itu benar. Ia hanya mengenal teman-temannya yang cowok. Sedangkan yang cewek hanya beberapa. Itupun terkadang ia salah memanggil membuat kubu cewek di kelas kurang menyukainya. Ni-ki itu suka dengan Eunchae makanya dia tau. Tapi Ni-ki tak akan menjelaskan hal itu pada Gunwook karena manusia 1 itu mulutnya ember. Biar saja ini jadi rahasianya dulu sampai dia bener-bener berani deketin Eunchae.

🐥 NI- KI 🐥

Bel pulang sekolah telah berbunyi. Ni-ki meregangkan tangannya. Jam pelajaran terakhir tadi jam kosong jadi ia gunakan waktu itu untuk tidur. Gunwook membangunkannya dengan heboh karena mereka berdua ingin pergi nongkrong. "Mau nongki di mana sih, Wook?"

"Di angkringan itu loh. Yang kata gue baru buka. Kakak gue udah ke sana. Review-nya sih makanannya enak-enak."

Ni-ki mah iya-iya aja. Gunwook tu emang bocah angkringan banget. Tiap ada angkringan baru buka dia pasti ngajak Ni-ki sampai Ni-ki jadi ikut hafal. Kini keduanya malah jadi tukang nongkrong di angkringan. Ohiya, mereka punya teman-teman yang lain kok tapi emang yang klop banget sama Ni-ki ya cuma Gunwook. Keduanya segera menuju parkiran. Ni-ki melihat Sunoo dan Jungwon. Kedua kakaknya itu bukannya pulang malah duduk di motor masing-masing dan berbincang. Ni-ki mendekat pada Sunoo yang sudah memakai helm di kepalanya. Ia menepuk helm itu agak kencang membuat Sunoo terkejut.

"RIKI!!!!"

Yang diteriaki malah tertawa. Jungwon sudah memelototinya. "Sehari aja gak ganggu Sunoo meriang ya badan lo, Nik?"

Ni-ki menjentikkan jarinya. "Nah itu tau."

Bunyi klakson membuat Ni-ki menoleh. Itu Gunwook yang sudah bersiap pergi dengan motornya. Ni-ki juga jadi melangkah ke motornya.

"Mau ke mana lo, Rik?" Tanya Sunoo ketika Ni-ki mulai melangkah.

"Nongki dong. Bilangin abang-abang ya, brothers."

Sunoo dan Jungwon saling menatap. Keduanya kesal tiap mendengar Ni-ki berbahasa inggris. Ya ucapannya benar sih tapi karena diucapkan oleh Ni-ki dengan nada tengil begitu membuat keduanya ingin menutup mulut si bontot. Ni-ki menekan klaksonnya ketika melewati Sunoo dan Jungwon.

"Duluan, brothers."

Sunoo mengelus dadanya. Rasanya ia ingin melempar sepatunya ke wajah Ni-ki yang slengean itu.

🐥 NI-KI 🐥





Gimana, brothers? 🤭
Seharian ini happy sekali mantengin enha di weverse con 🤗

Gimana, brothers? 🤭Seharian ini happy sekali mantengin enha di weverse con 🤗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

21.26
16/06/2024

Nishimura RikiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang