1. Bocil

701 35 0
                                    

Kedatangan Sunoo sungguh membuat Ni-ki bahagia. Karena jujur, kesepiannya sudah sedikit berkurang semenjak ngekos tapi abang-abangnya juga memiliki kesibukan masing-masing jadi ia tak bisa selalu mengganggu mereka. Sunoo yang kesibukannya hanya sekolah seperti dirinya membuatnya senang ada teman untuk di ganggu.

Ni-ki tu happy tiap liat Sunoo ngedumel. Mana muka cemberutnya tu gemesin buat Ni-ki makin suka ngejailin dia. Seperti saat ini, Ni-ki memaksa Sunoo menemaninya bermain sepatu roda. Tentu saja Sunoo menolak. Anak itu tak punya sepatu roda. Hanya Ni-ki yang punya jadi ia tak mau diajak Ni-ki pergi ke taman.

Ni-ki masih menarik-narik tangan Sunoo yang lagi rebahan di sofa ruang tamu sambil maskeran. Matanya mendelik pada Ni-ki yang kini memaksanya berdiri. "RIKI IH! SANA MAIN SENDIRI! GUE KAN GAK PUNYA SEPATU RODA!"

"Ayo, cil. Ntar gantian sama gue. Gue pinjamin deh."

Kesal dengan Ni-ki yang sekarang malah menariknya lagi ketika ia duduk. Sunoo mendengus. "Yaudah bentar. Gue basuh muka dulu."

Ni-ki bersorak senang. Akhirnya mereka keluar juga dari kos. Sebenarnya mereka baru pulang sekolah se jam yang lalu. Niat hati Sunoo mau leha-leha tapi hal itu gagal karena ia diganggu si bontot. Sunoo sudah kembali dengan wajah sedikit basah. Anak itu mengusap wajahnya dengan handuk kecil lalu melemparkan handuknya pada Ni-ki.

"Gue aduin bang Heeseung lo ya. Main lempar-lempar handuk." Ancamnya membuat Sunoo kembali mengambil handuknya.

Sunoo meletakkan handuk itu di atas meja lalu mengajak Ni-ki pergi. "Lo aja bawa motor, Rik. Gue mager ambil kunci motor di kamar."

Ni-ki setuju. Mereka hanya menggunakan motornya ke taman komplek. Gak jauh-jauh amat sih tapi kasian juga kalau Sunoo berjalan kaki. Kalau Ni-ki kan ada sepatu rodanya. Sesampainya di taman, Ni-ki asik dengan sepatu rodanya. Ia mengelilingi Sunoo yang sedang duduk di bangku taman membuat Sunoo mendengus. "Lo kelilingi taman, Rik. Bukan ngelilingi gue."

Ni-ki tergelak. Ia mulai mengelilingi taman sampai 15 menit kemudian kembali pada Sunoo. Sunoo menatap pada Ni-ki yang kini melepas sepatu rodanya. "Kok dilepas? Udahan mainnya?"

Ni-ki menggeleng. Anak itu kini berlutut di depan Sunoo. Memasangkan sepatu rodanya di kaki Sunoo membuat Sunoo berjengit. "Eh? Gak usah, Rik. Lo main aja."

"Udah gapapa. Sekali-kali lo cobain." Ni-ki membantu Sunoo berdiri.

Sementara yang dibantu tubuhnya masih sedikit limbung karena ini pertama kalinya ia menggunakan sepatu roda. Sunoo mulai mencoba melangkah dengan Ni-ki yang mengikutinya. Gitu-gitu Ni-ki juga takut kalau sampai Sunoo jatuh. Bisa kena omel para abang nanti kalau si bocil luka-luka.

Sunoo yang merasa mulai bisa mengendalikan sepatu roda kini tersenyum lebar. Ia mempercepat langkahnya membuat Ni-ki berteriak. "HATI-HATI, CIL!"

Yang diteriaki hanya mengacungkan jempol. Ni-ki berhenti mengikuti ketika melihat ada penjual permen kapas. Dia jadi pengin beli karena ngiler ngeliat anak kecil yang sedang memakan itu. Ni-ki membeli 1 permen kapas yang ia request berbentuk bebek. Ia menoleh dan terkejut ketika sadar sudah kehilangan Sunoo.

"Eh bocil udah ngilang aja."

Ni-ki melangkah menyusuri taman mencari Sunoo yang belum nampak batang hidungnya. Matanya melotot melihat Sunoo yang sudah terduduk di jalanan. Ia mendekat dan jadi khawatir ketika melihat raut wajah Sunoo yang berkaca-kaca. Ni-ki berjongkok di hadapannya. "Jatuh lo, cil?"

Sunoo mendengus. Ia mengibas debu di kedua sikunya. "Udah tau nanya!"

Sunoo melepas sepatu roda dari kakinya. Ia jadi jalan nyeker kembali ke bangku taman yang didudukinya tadi karena Sunoo meletakkan sendalnya di situ. Ni-ki menenteng sepatu rodanya sambil mengikuti langkah Sunoo. Kalau diliat-liat ini bukan cuma sikunya yang luka tapi lututnya juga deh soalnya Sunoo jalannya agak pincang. Tak mau Sunoo makin kesal, Ni-ki langsung mengajak Sunoo kembali ke kos.

🐥 NI- KI 🐥

Sunoo meringis ketika lutut dan sikunya diobati Ni-ki. Sedikit terharu karena Ni-ki mau mengobatinya padahal Jay sudah menawarkan diri. Rupanya si bontot merasa bersalah atas insiden jatuhnya Sunoo padahal itu salah Sunoo sendiri yang jalan dengan laju karena merasa udah jago main sepatu roda.

Sebenarnya selain merasa bersalah pada Sunoo. Ni-ki juga takut kena omel para abang padahal dia memang gak salah. Ni-ki hanya overthinking karena merasa para abang selalu mengutamakan Sunoo. Padahal itu hanya pemikirannya sendiri. Para abang menyayangi mereka sama rata. Tidak ada bedanya. Hanya saja kalau yang lebih dimanjakan ya memang Sunoo.

Kini keduanya sedang rebahan di atas kasur Sunoo sambil makan permen kapas. Sedang asik-asiknya bercerita, keduanya dikejutkan dengan sebuah teriakan.

"ADEK! NI-KI! SIAPA YANG BOLEHIN KALIAN NYEMIL DI ATAS KASUR?!"

Keduanya tentu saja terkejut. Sunoo sampai tersedak sementara Ni-ki reflek membuang sisa permen kapasnya. Heeseung menggelengkan kepala heran. Ia tadinya mau mengecek keadaan Sunoo karena mendengar dari yang lain bahwa sang adik habis terjatuh. Dirinya malah dibuat emosi melihat kedua adiknya makan di atas kasur. Hal itu adalah salah satu larangan mereka di kos. Heeseung melarang para adiknya makan di atas kasur karena takut akan bersemut dan kasur menjadi kotor.

Heeseung mendekat. Ia mengecek siku dan lutut Sunoo yang sudah diobati. Tangannya mengelus kepala Sunoo dan Ni-ki bergantian. Awalnya elusan tapi tidak lama kemudian tangannya turun ke satu kuping Sunoo dan Ni-ki. "Nakal ya kalian!"

"Aaaaampun bang Hee. Riki yang ajak Sunoo mam di sini."

"Heh cil! Jangan fitnah lo! Lo juga yang minta gue bawa permen kapasnya ke sini!"

Keduanya malah jadi berdebat membuat kepala Heeseung makin pusing. Ia melepaskan kuping keduanya. Tangannya memungut permen kapas yang terjatuh bukan terjatuh sih tapi dilempar sama Ni-ki ke lantai. Heeseung mengangkat permen kapasnya. "Abang sita ini! Adek ganti seprainya takut nanti ada semutnya."

Sunoo mengangguk patuh. Ia perlahan turun dari kasur dengan tangan menarik Ni-ki agar ikut turun.

"Dan lo, Nik. Tolong bersihin lantai yang kena permen kapas ini. Nanti lantainya lengket dan bersemut."

Ni-ki memberi sikap hormat pada Heeseung. Ia tak mau kena omel lagi. "Siap, laksanakan!"

Heeseung menahan tawanya. Enak juga ya jadi yang paling tua di sini. Perintahnya selalu dituruti, ia juga disegani oleh semua adiknya. Heeseung jadi bangga sama diri sendiri. Ia segera keluar dari kamar Sunoo sambil menyemil permen kapas hasil rampasannya tadi. Padahal udah jatuh dilantai tapi masih dimakan Heeseung. Belum 5 menit katanya.

🐥 NI-KI 🐥




Btw, ini time nya masih sama ya kayak Kim Sunoo. Cuma sekarang lebih berfokus ke Ni-ki aja hehehe

Siapa yang nungguin cerita baru aku? 🙌🙌🙌

Fun fact, sebenarnya Ni-ki mau aku buatin ceritanya sedih yang buat kalian nangis bombay gitu tapi aku mana tega 😌

Sisi ibu periku mengatakan bahwa aku lebih baik membuat cerita have fun aja kayak Kim Sunoo 🤭

Sisi ibu periku mengatakan bahwa aku lebih baik membuat cerita have fun aja kayak Kim Sunoo 🤭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

22.27
15/06/2024

Nishimura RikiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang