Chapter 15 - The Magic Sword Tournament will begin

0 0 0
                                    

Setelah seharian di latih keras oleh Auriel, Asta dan Guphie merasa sangat kelelahan. Mereka tidak seperti Asahi yang tumbuh dengan tubuh tanpa konsep stamina, dengan kata lain dia tidak bisa merasa lelah. Kemudian Auriel mendatangi Asta dan Guphie,

"Lemah ... fisik kalian berdua tidak cocok untuk masuk turnamen ... kenapa bisa kalian terpilih oleh tua bangka itu ...?" ketus Auriel.

"Sudahlah mereka kan memang bereinkarnasi dengan tubuh iblis biasa ..." ucap Asahi yang berjalan kearah mereka.

"Akan lebih baik jika Asahi saja yang ikut turnamen ..." ucap Auriel.

Saat ingin membalasnya Asahi tiba tiba menoleh ke belakang, seperti ada yang sedang mengintip mereka dari luar. Auriel juga terkejut ketika Asahi tiba tiba menoleh ke belakang saat ingin mengatakan sesuatu.

"Siapa di sana ...! kau tidak sopan jika bersembunyi di saat ada Iblis Kuno Nona Auriel ada di sini ... keluarlah ...!!" ucap tegas Asahi yang menggetarkan Auriel seketika itu.

"A- aku ... aku ... Oh my ... dia keren banget ....!!" gumam Auriel.

Asahi berjalan perlahan ke arah bayangan yang bergerak di luar jendela, sementara Asta dan Guphie mencoba untuk bangkit meskipun tubuh mereka masih lelah. Auriel, yang terpesona oleh ketegasan Asahi, tetap berdiri di tempatnya, mengamati dengan cermat.

"Siapa pun kau, keluarlah sekarang!" kata Asahi sekali lagi dengan suara tegas.

Tiba-tiba, seorang gadis muda dengan rambut hitam panjang muncul dari balik bayangan. Matanya merah menyala, mencerminkan ketegangan yang dirasakan semua orang di ruangan itu.

"Aku... aku hanya ingin melihat dari dekat," katanya dengan suara gemetar. "Nama aku Luna. Aku mendengar banyak tentang kalian, dan aku ingin tahu apakah semua itu benar."

Auriel memandang Luna dengan mata menyipit. "Berani sekali kau mengintip kami. Apa motifmu sebenarnya?"

Luna menundukkan kepalanya, mencoba menyembunyikan ketakutannya. "Aku tidak bermaksud jahat. Aku hanya penasaran. Seluruh negeri berbicara tentang kalian yang akan masuk turnamen. Aku ingin tahu siapa yang sebenarnya akan mewakili kita."

Asahi mendekat ke Luna, menatapnya dalam-dalam. "Dan apa yang kau temukan? Apa yang kau lihat?"

Luna mengangkat kepalanya perlahan. "Aku melihat keberanian di balik kelemahan. Kekuatan yang tersembunyi di dalam kelemahan. Asta dan Guphie mungkin lemah secara fisik sekarang, tapi aku bisa merasakan potensi besar dalam diri mereka."

Kata-kata Luna membuat Asta dan Guphie tersentak. Mereka saling pandang, menemukan secercah harapan di mata masing-masing.

Auriel tersenyum sinis. "Potensi? Hah, itu hanya mimpi jika mereka tidak bisa bertahan dalam latihan."

Asahi menghela napas. "Auriel, mungkin kita perlu melihat dari sudut pandang yang berbeda. Kita semua memiliki potensi yang belum tergali. Turnamen ini bukan hanya tentang kekuatan fisik, tapi juga tentang hati dan tekad."

Luna mengangguk setuju. "Aku setuju dengan Asahi. Kekuatan sejati tidak selalu terlihat di luar. Mungkin, jika diberikan kesempatan dan bimbingan yang tepat, mereka bisa mengejutkan kita semua."

Auriel terdiam, memikirkan kata-kata Asahi dan Luna. Meskipun skeptis, dia tahu ada kebenaran dalam kata-kata mereka.

"Baiklah," kata Auriel akhirnya. "Kita akan terus berlatih. Tapi ingat, tidak ada belas kasihan. Jika kalian ingin membuktikan bahwa kalian pantas berada di sini, kalian harus menunjukkan kepada kami bahwa kalian layak."

Asta dan Guphie saling mengangguk dengan tekad yang baru. Mereka tahu bahwa jalan di depan tidak akan mudah, tapi dengan semangat dan dukungan, mereka yakin bisa mengatasi segala rintangan.

Reincarnator From the Past Alternative [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang