Chapter 32 - Ancient Artifact? Isn't that the Holy Sword?!

1 1 0
                                    

Pada waktu itu, Asahi meminta Luna untuk menuju ke arena dikarenakan ada hal yang tidak beres dengan ujian ini. Para manusia terlalu membenci lawan nya setelah ujian di awal pada hari pertama waktu lalu. Sesampainya Luna di Arena itu, dia terkejut karena keadaan Arena yang sudah kosong. Dari atas arena, Asmodeus melambai dan memanggil Luna dan diminta untuk datang kemari.

Luna pun mendatangi Asmodeus dan menanyakan apa yang terjadi, "Apa yang sebenarnya terjadi Sensei ...?" ucap Luna.

"Aku sudah meminta Ubert untuk menyelidikinya ... dan aku nampaknya bertemu dengan Noir juga saat itu ..." ucap Asmodeus.

"Arena nya kosong ... semuanya kemana ...?" ucap Luna sedikit khawatir.

"Aku tidak mengeti ... akan tetapi Nona Luna, sepertinya Tuan Asahi meminta anda memeriksa ruangan itu ya ...?" ucap Asmodeus sambil menunjuk kearah pintu di seberang tempat mereka berada.

"Itu benar ... sebentar lagi Asahi akan sampai kemari ... aku tidak tahu apapun yang terjadi, jadi ku serahkan padamu Sensei ..." ucap Luna.

"Ya, serahkan padaku ... tetapi, ruangan itu adalah gudang penyimpanan senjata pahlawan ... walaupun anda Great Spirit ... tetapi tubuh anda sekarang ini adalah iblis ... jika terkena serangan senjata suci ... selain Tuan Asahi, itu akan menjadi hal yang buruk ..." ucap Asmodeus.

"Ya ... aku akan berhati hati ... kalau begitu, sampai nanti ..." ucap Luna dan Asmodeus hanya menunduk.

Luna pun menuju ke ruangan itu dengan berhati hati, dia menggunakan sihir menghilang agar tidak diketahui orang, siapa tahu masih ada manusia yang tersisa di arena ini. Sesampainya di sana, Luna menggunakan sihir alam untuk membuka kunci yang ternyata terbuat dari segel suci. 

Tubuhnya kini tidak bisa berbuat apa apa, namun tidak dengan sihir alam. Sihir alam bisa menembus sihir penyegel itu, dan dengan mengalirkan energi sihirnya, akhirnya pintu tersebut terbuka. Luna pun masuk kedalam untuk memastikan ada apa dengan ruangan ini, dan kenapa Asahi meminta nya untuk menyelidiki tempat itu.

"Tempat ini tidak nampak ada yang aneh ..." ucap Luna.

Luna pun masuk lebih dalam dan dia merasakan keberadaan aneh. Tepat seperti yang dirasakan oleh Luna, ada seseorang yang tiba-tiba menerjangnya. Luna pun terpaksa menarik pedangnya dan melakukan pertarungan kecil di sana.

Gerakan Luna cepat dan gesit. Dia dengan mudah menghindari serangan pertama lawannya. Pedangnya berkilauan di bawah sinar rembulan yang menerobos masuk melalui celah-celah di jendela bangunan tersebut. Setiap gerakannya penuh dengan ketelitian dan kewaspadaan.

Lawannya menyerang dengan brutal, namun Luna tetap tenang. Dia menangkis setiap serangan dengan pedangnya, suara benturan logam bergema di sekitar mereka. Kedua mata Luna tajam mengawasi gerakan lawannya, mencari celah untuk melakukan serangan balik.

Dalam satu gerakan cepat, lawannya melompat ke udara, mencoba menyerang dari atas. Luna melihat celah ini dan dengan cepat menggeser tubuhnya ke samping, membuat lawannya mendarat dengan keras di tanah. Tanpa membuang waktu, Luna menebas ke arah lawannya, namun serangan itu berhasil dihindari dengan gerakan yang sama cepatnya.

Pertarungan semakin sengit. Keduanya saling bertukar serangan, masing-masing berusaha untuk menjatuhkan yang lain. Luna mulai merasakan adrenalin mengalir dalam tubuhnya, namun dia tetap fokus. Setiap gerakan dipikirkan dengan matang, tidak ada yang sia-sia.

Namun gerakan Luna berhasil di baca oleh musuh, saat Luna menoleh kebelakang, dia terhempas oleh serangan dari lengan orang itu. Kemudian Luna pun terjatuh dan pedangnya terpental cukup jauh.

"Apa ...!?" Luna menahan sakit ketika jatuh, kakinya terkilir dan tidak mendapatkan posisi yang menguntungkan.

Ketika Luna tergeletak di bawah, orang itu mengangkat pedangnya dengan mata pedang yang diarahkan ke perut Luna. "Mati kau, dasar iblis ...!!" teriaknya dengan penuh kebencian.

Reincarnator From the Past Alternative [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang