-Part 38-

716 130 26
                                    

Pagi harinya, Chaeng terbangun dari tidurnya dengan senyuman dibibirnya karena dia melihat Lisa dan Sean yang kelihatan tertawa bersama di sofa.

Ah, ternyata benar ya. Melihat orang tua yang bercanda dan ketawa bersama itu merupakan satu kebahagiaan untuk si anak.

"Mama" Panggil Chaeng.

"Chaeng, sudah bangun Nak?" Lisa bangkit lalu menghampiri sang anak.

"Ma, ini perih" Adu Chaeng menyibak bajunya sehingga lukanya yang diperban itu kelihatan.

"Tahan ya. Nanti lukanya bakalan kering kok. Sekarang Chaeng kesakitan gara gara obat biusnya sudah habis" Ujar Lisa mengelus luka itu dengan pelan.

"Sekarang Chaeng mau mandi Ma. Badan Chaeng lengket" Ujar Chaeng.

Sean menghampiri sang anak "Mendingan Chaeng di lap sama Mama saja. Papa takut luka Chaeng malah kena air terus basah. Nanti lukanya bakalan semakin perih"

"Ya sudah deh" Sahut Chaeng.

"Papa keluar dulu. Nanti Papa kembali" Pamit Sean mengelus kepala Chaeng sebelum kakinya melangkah pergi dari sana.

Lisa pula bergegas mengambil baskom yang dipenuhi oleh air serta kain bersih untuk mengelap badan sang anak.

Tidak lupa juga dia mengunci pintu ruang inap itu agar tidak ada siapa siapa yang masuk.



Sementara menunggu Chaeng di bersihkan oleh Lisa, Sean memutuskan untuk ke kantin rumah sakit dan menikmati secangkir coffee.

"Sean?"

"Haejun? Ayo duduk" Ajak Sean.

Pria yang dipanggil Haejun itu langsung saja duduk dibangku kosong didepan Sean.

"Gue lupa kalau lo Dokter di rumah sakit ini" Ujar Sean.

Haejun, teman kepada Sean itu terkekeh kecil "Ngomong ngomong, kenapa lo ada disini? Dimana anak sama istri lo?"

"Anak gue dirawat disini"

"Chaeng kenapa?"

"Panjang ceritanya"

"Ceritakan saja. Lagian gue punya banyak waktu nih"

Sean mengangguk singkat sebelum dirinya menceritakan semuanya dari awal.

"Buset! Ponakan lo itu benar benar gila ya!" Komentar Haejun.

"Gue tidak akan melepaskan dia si. Pokoknya dia harus menerima hukuman atas apa yang sudah dia lakukan" Ujar Sean penuh penekanan.

*
*

Chaeng sudah selesai di lap oleh sang Mama bahkan sekarang dia sudah merasa nyaman.

Tok tok tok

Lisa bergegas berganjak ke arah pintu karena berfikir itu adalah suaminya namun setelah pintu dibuka, tebakannya ternyata salah.

"Permisi Aunty. Aku Chanyeol, teman Chaeng di kampus" Cowok itu membungkuk dengan sopan didepan Lisa.

Chaeng langsung gelisah ketika mendengar suara Chanyeol.

"Doi gue kenapa kesini si! Chaeng lagi jelek nih" Gumam Chaeng bergegas merapikan rambutnya.

"Ayo masuk" Ajak Lisa.

Chanyeol tersenyum lalu melangkah mendekati Chaeng.

"Chaeng"

"O-Oppa kenapa bisa ada disini?" Gugup Chaeng.

"Kamu tidak membalas pesan dari aku makanya aku langsung menelfon Jennie untuk bertanya soal kamu. Jadi aku langsung saja kesini setelah tahu kondisi kamu" Jelas Chanyeol.

"Ini untuk kamu" Dia memberikan bunga yang dibawa olehnya kepada Chaeng.

Pipi Chaeng bersemu merah "T-Terima kasih Oppa"

Sementara Lisa pula terkekeh kecil. Wanita ini memutuskan untuk duduk disofa dan memberikan waktu untuk keduanya.

"Anak gue sudah gede" Gumamnya tersenyum haru.

Ceklekk

"Ada tamu?" Sean berganjak memasuki ruang inap sang anak dengan bingung.

"Oppa, ini Papa aku" Chaeng memperkenalkan Sean kepada Chanyeol.

Dengan segera Chanyeol membungkuk sopan "Selamat siang Uncle. Aku Chanyeol, teman Chaeng"

Raut wajah Sean langsung berubah menjadi serius "Yakin hanya teman?"

"M-Maksud Uncle?" Gugup Chanyeol.

"Sudah sejak kapan kalian kenal? Bagaimana kalian bisa kenal? Dan apa alasan kamu temanan sama Chaeng?" Tanya Sean dengan posesif.

Chanyeol menelan ludahnya dengan kasar "Aku kenalan sama Chaeng pas Chaeng awal masuk kuliah. Waktu itu Chaeng diganggu sama anak nakal di kampus. Kebetulan sekali aku disana jadi aku langsung membantu Chaeng dan kita mula kenalan"

"Kamu diganggu sama anak nakal dikampus!?" Tanya Sean menatap sang anak dengan kaget.

"I-Iya Pa. Tapi mereka sudah tidak mengganggu aku setelah aku dibantu sama Chan Oppa kok" Sahut Chaeng dengan jujur.

Sean berdehem kecil lantas kembali menatap Chanyeol "Lanjutkan"

Chanyeol mengangguk "Aku temanan sama Chaeng karena Chaeng anak yang baik. Dia bikin orang orang merasa nyaman"

"Hanya itu?" Tanya Sean menaikkan satu alisnya.

"Sejujurnya aku ingin bilang sama Uncle dan Aunty kalau aku jatuh cinta sama Chaeng. Jadi sekarang aku ingin meminta izin dari kalian untuk membawa Chaeng kencan setelah Chaeng sembuh" Chanyeol melontarkan isi hatinya tanpa ragu didepan kedua orang tua gadis yang dia cintai.

Sementara Chaeng hanya bisa terbeku. Ternyata cowok yang dicintai olehnya juga mencintainya.

Sean dan Lisa saling tatap selama beberapa detik sebelum membuat keputusan.

"Uncle mengizinkan kamu untuk membawa Chaeng keluar kencan tapi kalau kamu menyakiti anak Uncle, kamu siapkan saja makam kamu!" Tegas Sean.

"Baiklah Uncle!" Sahut Chanyeol dengan yakin.








Papa Sean serem ya🥲



  Tekan
   👇

Puzzle Pieces✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang