-Part 31-

936 153 34
                                    

Bukannya langsung pulang, Lisa memutuskan untuk membawa Chaeng makan malam di restaurant yang lain.

"Enak?" Tanya Lisa mengusap sudut bibir Chaeng.

"Enak Mama" sahut Chaeng.

"Makan yang banyak ya. Nanti kita pulang terus tidur" ujar Lisa.

"Cepelti biaca ya Ma"

Lisa terkekeh kecil "Iya iya, seperti biasa kok. Uyyu dulu sebelum tidur" ujarnya membuat Chaeng tersenyum menampilkan giginya.

"Lisa?"

Lisa mendongak menatap sosok yang memanggilnya itu.

"Mina?"

"Gue kirain lo sudah lupa sama gue" ujar Mina.

"Ayo duduk Min" ajak Lisa.

Mina langsung berganjak duduk dibangku kosong didepan Lisa "Gila, sudah hampir 3 tahun ya kita tidak bertemu"

"Lo si yang langsung pindah pas sudah lulus kuliah" balas Lisa.

Buat pengetahuan semua, Mina adalah salah satu teman kuliah Lisa. Dulu, mereka cukup akrab namun terpaksa berpisah karena Mina pindah ke Italy setelah lulus kuliah.

"Eh, ini anak lo sama Sean?" Tanya Mina menatap Chaeng.

"Iya, ini anak gue sama Sean"

"Hai anak manis. Nama kamu siapa?" Tanya Mina.

Chaeng menatap Lisa sebelum beralih menatap Mina "C-Chaeng" ujarnya malu malu.

"Chaeng?"

"Namanya Chaeyoung tapi bisa dipanggil Chaeng" jelas Lisa.

Mina mengangguk faham "Anak lo imut ya Li. Mukanya juga persis seperti Sean"

"Mukanya memang persis seperti Sean tapi sikapnya malah seperti gue" balas Lisa terkekeh kecil.

"Lo berdua saja sama Chaeng? Dimana Sean?" Tanya Mina celingak celinguk mencari keberadaan Sean.

Raut wajah Lisa berubah. Wanita itu tersenyum tipis sebelum menjelaskan "S-Sean sudah tidak ada Min. Dia meninggal ketika gue berjuang melahirkan Chaeng. Dia kecelakaan"

"Astaga. Maafin gue Li. Gue benar benar tidak tahu" untuk saat ini, Mina merasakan kalau dirinya adalah sosok teman yang buruk. Dia bahkan merasa bersalah karena tidak ada disamping Lisa disaat temannya itu membutuhkan sandaran.

"Tidak apa apa Min. Lagian kita juga memang sudah lost contact. Ngomong ngomong, kenapa lo bisa ada disini?"

"Gue ikut Oppa gue pindah kesini Li. Jadi nanti kita bisa sering ketemu deh" jelas Mina.

"Kapan kapan kita bisa keluar sama Irene Eonnie juga ya"

Mina mengangguk lantas dia menatap Chaeng. Gadis ini malah terkekeh "Li, anak lo sudah tidur tuh"

Lisa sontak menatap kearah Chaeng. Ternyata benar, Chaeng sudah tidur namun tangan anaknya itu masih menggenggam potongan ayam.

"Imut banget!" Gemes Mina.

Lisa terkekeh kecil. Dia mengambil potongan ayam ditangan sang anak lalu dia mencuci tangan anaknya itu menggunakan tisue basah yang diambil dari tasnya.

"Min, gue pulang duluan ya" pamit Lisa.

"Gue butuh nomer lo Lis"

Lisa menyerahkan kartu namanya kepada Mina "Itu ada nomer gue. Sekalian alamat perusahan gue. Lo bisa kesana kapan kapan saja deh"

"Okay. Nanti gue mampir kesana deh"

Lisa mengangguk dengan menggendong Chaeng lantas dia membawa anaknya keluar dari restaurant.

Soal makanan tidak perlu dikhawatirkan, semuanya sudah dibayar dari awal kok.

"Gue lupa memesan taksi" gumam Lisa kelihatan bingung.

Secara tiba tiba, satu taksi tepat berhenti didepan Lisa membuat wanita itu bernafas lega.

Dengan segera dia berganjak memasuki taksi itu. Setelah menjelaskan alamatnya kepada sang supir, taksi itu akhirnya meluncur pergi meninggalkan perkarangan restaurant.

"Eungh Mama. Mau uyyu" rengek Chaeng mendusel dengan manja.

"Dimansion nanti ya" balas Lisa mengusap keringat didahi sang anak sehingga anaknya itu kembali tertidur didalam gendongannya.

Tatapan Lisa tertuju kearah spion dan bersamaan dengan itu juga, supir taksi ikut menatap spion sehingga tatapan keduanya bertemu namun supir taksi itu langsung saja mengalihkan pandangannya.

Dahi Lisa mengernyit. Dia seakan mengenali tatapan mata sosok yang baru saja menatapnya itu. Tatapan itu seakan tidak asing bahkan firasatnya juga mengatakan kalau dia seakan tahu siapa sosok itu. Namun sosok itu memakai masker serta topi sehingga Lisa tidak bisa terlalu yakin dengan tebakannya.

"Tidak mungkin. Sean sudah meninggal" batinnya berusaha menenangkan dirinya.

Beberapa menit kemudian, mereka akhirnya tiba di depan pintu gerbang mansion.

"Berapa bayarannya?" Tanya Lisa.

Supir taksi itu mengetik sesuatu diponselnya lantas menunjukkannya kepada Lisa.

-5500 won-

Lisa langsung saja mengeluarkan beberapa lembar uang dan membayarnya.

Setelah itu, wanita ini bergegas menggendong Chaeng dan keduanya berganjak memasuki mansion.

Bukannya menjalankan mobilnya untuk pergi dari sana, supir taksi itu hanya berdiam diri sambil menatap kearah kepergian Lisa dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Aku rindu sama kamu, Lisa-ya" gumamnya pelan.











Brum brummm

"Kembali juga lo" seru sosok yang bernama Sehun.

Sean berganjak keluar dari mobil lantas dia menyerahkan kunci mobil kepada Sehun "Ini kunci taksi lo. Terima kasih"

Sehun mengangguk "Memangnya apa yang lo lakukan sama taksi gue?" Bingungnya soalnya tadi tiba tiba saja Sean menelfonnya dan memintanya untuk segera membawa taksi ke sebuah restaurant.

"Gue menghantar istri sama anak gue pulang" jelas Sean.

"Lo nyamar jadi supir taksi?"

"Iya. Semoga saja dia tidak curiga deh"

Sehun mengangguk faham "Gue hanya bisa berdoa semoga masalah lo segera selesai agar lo bisa kembali bersama keluarga lo"

"Thanks" ujar Sean menepuk pundak temannya itu.













Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Tekan
    👇

Puzzle Pieces✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang