8. Morning Kiss

3.6K 228 5
                                    

Haechan memeluk Woojin yang sudah tertidur di sebelahnya. Tadi sih bilangnya anak itu tidak mengantuk. Tapi lihatlah, sekarang bahkan Woojin sudah memasuki alam mimpi.

"Haechan?" panggil Jeno dari arah kasur Jaemin. Lelaki itu tidur di sana sementara Haechan dan Woojin di kasur miliknya.

"Kenapa, Jen?"

"Gue masih belum paham kenapa Woojin bisa jadi anak kita. Lo pernah lahirin dia diem-diem kah?"

Konyol sekali. Padahal Haechan sama sibuknya dengan Jeno, bahkan lebih sibuk. Mana ada waktu untuk menjaga kehamilan 9 bulan dan melahirkan Woojin yang sekarang sudah berumur 5 tahun. Jika dihitung dari sekarang, Haechan melahirkan Woojin saat umur 19 tahun begitu??

"Lo kira gue mungkin lahiran pas umur 19 tahun? Yang ada gue ditendang dari KK."

"Iya ya, di umur segitu juga gue sama lo gak deket-deket banget."

Haechan menggelengkan kepala mendengar jawaban Jeno. "Eh, tapi, gue kemarin pas ketemu Woojin tuh dia bawa-bawa kertas semacam surat gitu."

"Isinya apa?" Jeno tertarik.

"Nah, gue gak tau. Waktu itu lagi hectic jadi gak sadar. Suratnya juga gak tau di mana." Haechan mendesah kecewa.

"Ya udah, besok tanya ke anak lo aja."

"Ck, anak lo juga ya, Jen!" Haechan menggeram. Enak saja Jeno tidak mengakui Woojin.

"Tapi gue gak pernah ena-ena sama loㅡ"

Buk

"Mulut lo!!"

Jeno tertawa pelan setelah Haechan melemparinya dengan boneka samoyed pemberian lelaki itu saat dia berulang tahun.

"Seandainya Woojin emang anak kita. Lo bakal jatuh cinta sama gue gak, Chan?" Jeno menatap langit-langit kamarnya dengan penasaran.

Satu detik.

Dua detik.

Tiga detik.

Tidak ada balasan dari sang lawan bicara, membuat Jeno menoleh dan melihat Haechan yang ternyata sudah tidur.

Jeno menghela napas pelan, lalu dia ikut memejamkan mata, menjemput bunga tidurnya sendiri.

Gue gak tau, Jen. Apa nanti gue bakal jatuh cinta sama cowok? Sangsi banget waktu tau gue punya anak sama lo. Batin Haechan yang tadi berpura-pura tidur.

Haechan menyentuh bibirnya, yang tadi tidak sengaja bertubrukan dengan benda kenyal milik Jeno. Haechan akui bahwa gelenyar aneh mengisi dada dan perutnya. Mungkin saja karena Haechan belum pernah berciuman? Jadi ciuman pertama memang membuat perutnya dipenuhi oleh kupu-kupu. Mungkin saja.

🐶🐻

Jaemin mengetuk pintu sebelum masuk. Setelahnya dia mengajak Jeno dan Woojin sarapan, sementara Haechan masih lelap di kasur.

"Kamu mau makan sekarang?" tanya Jeno pada si anak kecil yang kini duduk di pangkuannya.

"Papa gimana?"

"Ayah bangunin kok, papa kan harus minum obat juga."

Woojin mengangguk, lalu dia pergi dengan Jaemin. Sedangkan Jeno mencuci muka dan menggosok gigi terlebih dulu.

"Haechan, bangun sarapan." Jeno menggoyangkan badan Haechan. Patut diketahui bahwa Haechan memang sulit dibangunkan.

Pernah waktu itu Jeno mencoret-coret kuku Haechan dengan spidol tapi lelaki manis itu tidak terganggu sama sekali. Entah saking nyenyak atau saking lelahnya si Haechan.

Are We Gay? || NohyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang