Seoul, 2032
"Nak, masih belum ngasih tau Haechan?"
Jeno mengangguk, menatap wanita di depannya yang semakin menua tapi tetap cantik, itu mamanya.
"Jeno gak mau Haechan kepikiran, ma. Nanti kalo Jeno pulang baru dikasih tau. Sekarang biarin Haechan istirahat."
"Ya udah kalo gitu, mama tinggal ya. Kamu jangan lupa istirahat juga."
Jeno berdeham seraya menatap kepergian sang mama. Kemudian dia kembali sibuk dengan kerjaan di depannya. Ternyata kerja kantoran sangat-sangat rumit, apalagi Jeno tidak sempat berkuliah karena sibuk dengan profesinya sebagai penyanyi.
Seandainya Jeno di masa ini tidak sakit dan menyusahkan semua orang, mungkin Jeno sedang liburan dengan Haechan sekarang.
Flashback; Seoul, akhir 2024
Saat pertama tiba di asrama Dream setelah kembali dari konser tur mereka, Jeno terkejut ketika mamanya mendatangi tiba-tiba. Posisinya Jeno sedang minum di dapur malam hari, dia bingung sendiri bagaimana sang mama bisa datang dan masuk.
"Mama masuk lewat mana? Kok gak bilang-bilang mau dateng? Tumben banget."
Wanita itu tersenyum, tidak ada perubahan yang signifikan dari sang mama sehingga Jeno tidak sadar kalau itu mamanya dari masa depan.
"Nak, mama mau minta tolong."
Jeno pun mendengarkan apa-apa yang mamanya ceritakan. Awalnya Jeno kaget karena ternyata wanita di depannya adalah dari masa depan. Jeno pikir kehadiran Woojin saat itu hanya satu kali seumur hidup, ternyata dapat berlanjut bahkan sampai mamanya yang datang.
Wanita itu menangis kala menceritakan Jeno di masa depan. Haechan adalah alasan utama. Haechan di masa depan masih belum hadir karena di masa sekarang mereka belum sampai di titik penyelamatan Haechan. Jeno di masa depan lagi-lagi kalut dan kehilangan kendali karena Haechan. Seberharga dan sepenting itu Haechan bagi Jeno di masa depan. Benar-benar bak belahan jiwa yang jika hilang akan merenggut kehidupan Jeno.
Saat Woojin pulang ke masa depan. Jeno di sana sudah berubah dan termotivasi untuk menjalani hidup berdua sampai Haechan kembali lagi. Namun, itu hanya bertahan beberapa bulan lantaran Jeno di masa depan begitu sulit membagi waktu antara pekerjaan, hidupnya, dan hidup Woojin.
Puncaknya terjadi ketika perusahaan Jeno di masa depan mengalami masalah. Banyak pesaing yang memanfaatkan kondisi Jeno untuk menjatuhkan perusahaan miliknya. Lebih frustrasi lagi kala Woojin jadi sasaran. Para pesaing pernah menculik Woojin sebagai sandera agar Jeno di masa depan mau memberikan perusahaannya pada pesaing. Jeno tentu kalut dan tidak tau harus bagaimana, terlebih lagi saat salah seorang kepercayaannya sendiri yang berkhianat.
Sampai suatu hari, Jeno di masa depan melampiaskan semuanya dengan mabuk sendirian. Jeno tidak memiliki teman untuk berbagi keluh kesah, tepatnya Jeno lah yang menghindar dari semua orang. Jeno hanya menginginkan Haechan dan Haechan.
Kondisi Jeno yang mabuk membuat pesaing melancarkan aksi lagi. Mereka menyuruh seseorang untuk menabrak mobil Jeno dengan truk. Saat itu Jeno di masa depan hendak pulang. Di persimpangan yang lengang, tiba-tiba saja Jeno ditabrak dari samping. Kecelakaan itu tidak bisa Jeno hindari lantaran dirinya yang sudah mabuk.
Sialnya, airbag mobil Jeno tidak berfungsi dengan baik hingga kepala dan dada Jeno terbentur kuat. Kecelakaan itu membuat Jeno di masa depan dalam keadaan kritis. Bahkan setelah melewati masa kritis, Jeno belum juga sadar dan dinyatakan koma sampai waktu yang tidak diketahui. Jeno pun dinyatakan tidak bisa bernapas sendiri tanpa bantuan alat-alat medis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Are We Gay? || Nohyuck
Fiksi PenggemarBxB | mpreg | fiksi, fiksi, fiksi | idol life | harsh words | 18+ | cr on pinterest Nohyuck slight Jaemle ㅡ Haechan menemukan anak laki-laki berusia 5 tahun di depan asrama ilichil dengan sepucuk surat. Anak itu memanggil Haechan dengan sebutan papa...